Diamond masih tertegun beberapa saat setelah panggilannya dengan berakhir. Masih sedikit tak percaya bahwa Amethys baru saja menghubungi dirinya.
Amethys adalah satu-satunya wanita yang sanggup mencuri hati Diamond dari dulu bahkan sampai saat ini. Seorang gadis cantik yang berusia lebih tua lima tahun darinya. Namun entah mengapa, Diamond merasa jurang pemisah di antara mereka seperti puluhan tahun.
Dulu saat masih muda, Diamond sering terang-terangan menggoda dan menyatakan perasaan pada gadis itu. Dan waktu itu Amethys selalu saja menolak dengan alasan bahwa Diamond masih kecil dan terlalu muda untuknya.
Akan tetapi sejak tiga tahun yang lalu, Diamond sendiri yang selalu menghindar dari Amethys. Dia berusaha untuk menepis semua bayangan gadis itu dari ingatannya. Terlalu minder dan tak percaya diri untuk mendekatinya.
Bagaimana mungkin aku yang waktu itu hanya seorang sersan rendahan, (meskipun kini aku sudah berpangkat Kolonel) berani untuk mendekatinya?
Sementara Amethys adalah seorang dokter utama di rumah sakit pusat kerajaan sekaligus ilmuan gear kerajaan? Sungguh impossible!
Lalu sekarang apa yang terjadi? Malah Amethys yang menghubungi dirinya terlebih dahulu. Bahkan mengajak untuk berkencan?
Abaikan saja niatnya yang ingin membicarakan Jez, Pokoknya kencan!
“Duh lagi seneng banget ini kayaknya?” Tiba-tiba saja Saphir sudah berada di dalam kamar lagi. Gadis itu tersenyum jahil dan mengedip nakal pada kakaknya.
“Dasar kau ini ... Sebagai seorang gadis kau harusnya menjaga sopan santun tahu! Ketuk pintu dulu sebelum masuk kamar orang lain! Apalagi kamar laki-laki.” Saking gemasnya dengan tingkah Saphir, Diamond mencubit pipi tembem adikku kecilnya itu.
“Kakak mau makan apa untuk nanti siang?” Tanya Saphir penuh harap setelah berhasil memberontak dan melepaskan diri dari kakaknya.
Oh iya, Opal juga merubah total jadwal harian Jasper.
Jasper ikut latihan fisik bersama dengan Diamond dan Zircon di pagi hari, lalu makan siang bersama mereka juga. Sementara acara makan siang bersama paduka ratu dan pejabat dihapuskan, diganti dengan pelajaran Gear.
Semua pelajaran teoritis dan akademik dihentikan total. Diamond tak habis pikir bagaimana cara Opal sampai bisa membuat Ayahnya dan paduka ratu menyetujui semua perubahan jadwal Jasper sampai menjadi seperti ini.
“Terserah kau sajalah. Yang penting makanan yang bisa dimakan. Lebih baik kau tanya Opal saja langsung, dia kan yang bertugas sebagai penanggung jawab kesehatan kami sekarang,” jawab Diamond asal saja.
“Ah Good idea,” jawab Saphir riang mengambil holophone dari tangan kakaknya.
“Pinjam sebentar,” dia berlari keluar kamar dan menghubungi Opal.
***
Sore harinya Diamond menghabiskan waktu bermenit-menit kebingungan memilih baju apa yang akan dia pakai kali ini. Dengan hanya memakai handuk yang melingkari pinggang, dia berdiri di depan almari.
Untuk acara kencan pertamanya dengan Amethys Sumeragi. Gadis tercantik di seluruh kerajaan Almekia. Si Miss Perfect dan wanita impian setiap pria di negeri ini untuk dapat dinikahi.
Biasanya dia tak akan ambil pusing untuk memilih pakaian. Tinggal memakai baju pertama yang terlihat, baju di tumpukan teratas. Tapi kali ini tidak bisa begitu.
Bagaimana kalau aku terlihat begitu cupu dan kekanakan saat harus bersanding dengan penampilan Amethys yang selalu anggun dan dewasa?
Bagaimana kalau aku terlihat tak pantas untuk bersanding di sisinya?
No! Aku ingin terlihat sebagai seorang pria disampingnya. Pria dewasa yang pantas bersanding bersamanya.
“Diamond? Sedang apa kau? Kenapa tidak segera bergegas? Nanti terlambat lho di kencan pertamamu.” Agatha, ibu Diamond tiba-tiba muncul di kamar, tersenyum nakal menghampiri. Bahkan tanpa komando beliau ikut membantu memilihkan baju untuknya.
Pasti ulah Saphir nih, sampai-sampai ibu juga tahu mengenai kencanku dengan Amethys. Rasanya benar-benar tak ada privasi saja di rumah ini dengan Saphir yang berperan sebagai paparazi.
“Nih pakai ini saja!” Tak lama kemudian Agatha menyodorkan beberapa lembar pakaian kepada putranya.
Celana jins navy, kemeja merah maroon dan t-shirt berwarna navy. Tanpa pikir panjang langsung Diamond pakai saja kombinasi outfit kasual itu. Setelah rapi terpasang semua, dia mengamati penampilan di depan cermin.
Lumayanlah. Aku ganteng dan keren selayaknya putra bangsawan. Memang putra bangsawan kok, perdana menteri malahan hehe.
“Amethys berbeda dengan gadis-gadis biasa. Dia bagaikan seorang putri dengan reputasi yang sangat baik. Kau harus sopan padanya, dan pastikan untuk pulangkan dia sebelum larut malam.” ujar Agatha membantu merapikan kerah kemeja Diamond dan menyerahkan kunci mobil untuknya.
“Tenang saja bu, akan kuperlakukan dia bak seorang seorang ratu.” Diamond mencium sebelah pipi ibunya sebelum pamit pergi.
Diamond pergi keluar dari paviliun perdana menteri, berjalan santai menuju lift yang ada di sudut taman. Dia menekan tombol 7 ke arah paviliun Amethys, dari paviliunku di lantai 4 ini.
Detak jantung Diamond semakin cepat saja rasanya seiring berjalannya lift. Seperti ingin mendesak keluar dari sarangnya. Tepat saat pintu lift terbuka dia mendapati seorang gadis cantik tersenyum manis memberikan sapaan.
“Selamat malam,” ujar gadis itu.
Seketika Diamond terpaku dan membatu tak sanggup bereaksi. Perlu beberapa detik baginya untuk dapat mengenali siapa yang menyapa. Perlu beberapa detik pula bagi otaknya untuk loading dan mengenali gadis di hadapannya itu.
Astaga! dia Amethys!
Penampilan gadis itu sungguh berbeda dari penampilan kesehariannya yang biasa Diamond ketahui. Baju serba formal dan resmi yang biasa dipakainya kini sudah ditanggalkan. Berganti dengan T-shirt manis warna ungu dengan motif bunga. Dipadukan dengan rok jins mini yang menambahkan kesan manis.
Rambut hitam sepunggungnya yang biasanya selalu tertata dan tersanggul rapi di atas kepala, kini dibiarkan saja terurai indah di punggungnya.
Cantik!! Cantik dan cantik sekali!!
Make up flawless minimalis yang tertoreh diwajahnya juga semakin menambah Pesona kecantikannya. Kecantikan yang bahkan mampu mengalahkan keindahan taman di paviliun mentri yang dipenuhi bunga-bunga indah disekitarnya.
Kalau begini tak akan terlihat kalau dia berusia lebih tua dariku. Dia bahkan terlihat jauh lebih muda dariku, bahkan seperti ABG seusia Saphir adikku!
“Malam,” jawab Diamond sangat telat, saking tercengangnya melihat penampilan Amethys yang luar biasa.
"Kau tak keberatan kan kalau kuajak keluar dari kompleks istana? Kita bisa turun dan berkeliling kota?” lanjutnya bertanya.
“Tentu,” jawab Amethys singkat sambil tersenyum manis.
“Ehm, kenapa kau melihatku seperti itu? Aku tak pantas ya berpenampilan begini?” Amethys bertanya lagi dengan wajah yang bersemu merah malu-malu. Sepertinya sedikit tidak nyaman dengan pandanganku padanya.
"Duh ketahuan banget ya kalau aku kesemsem?" Diamond memaki diriku sendiri dalam hati.
“Oh maaf, justru karena kau terlihat sangat cantik dan menawan dengan penampilan seperti ini. Aku sampai tidak bisa berhenti memandangmu.” Jawab Diamond jujur tanpa bisa mencari alasan mengelak.
Amethys tidak menjawab ataupun mengelak pujian kepadanya. Dia hanya tertawa ringan yang terdengar begitu renyah di telingaku sebagai jawaban.
Diamond mempersilahkan gadis itu memasuki lift, kemudian mereka berjalan beriringan menuju garasi di under ground. Menuju tempat dimana mobil merah Diamond terparkir.
Pria itu membukakan pintu mobil untuk si gadis cantik. Memperlakukannya seperti seorang putri sesuai janji yang dia berikan kepada ibunya tadi.
Mereka berdua menaiki mobil, dan segera kulakukan mobil merah itu keluar kompleks istana. Melaju ke arah kota dan mengelilingi disepanjang kota.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Erza Scarlet
sidangnya ngeri
2021-02-22
1
princes Nadine
abis presentasi langsubg tepar 😅
2021-02-22
1
Kadek
mmpir kk
2020-07-14
1