Ngambek

"Hati-hati ya!" Aku mengedipkan mataku pada Mila saat melihatnya di depan kantor guru.

Aku berani melakukannya karena suasana sekolah sudah sepi. Anak-anak sudah berhamburan pulang setelah bel berbunyi tadi.

Aku sengaja menunggu Mila di tempat ini karena menurutku ini tempat yang strategis untuk menyapanya. Berupaya sebisa mungkin agar tak tertangkap basah dan berlaku sewajarnya seperti seorang guru pada muridnya.

Mila menatapku dan menganggukkan kepala dengan sopan sebagai permintaan untuk pamit pulang.

Aku mensejajari langkahnya.

"Nanti aku pulang agak terlambat ya..." Kataku pelan.

"Iya..." Ia pun berlalu dan aku melihat bagaimana langkah kakinya yang kecil melangkah dengan seragam abu-abu nya dan tas ransel di punggungnya.

Rasanya aku ingin menggendongnya karena tidak tahan dengan langkah nya yang pelan. Kalau saja satu sekolahan sudah tahu tentang pernikahan kami, ingin rasanya setiap hari berangkat dan pulang bersama-sama. Naik sepeda motor sepertinya lebih mesra.

Tunggu kalau Nurul tahu bagaimana?

Ah.... aku menepuk keningku karena baru ingat dengan janjiku pada Nurul.

Aku mencarinya di dalam kantor barangkali ia masih ada disana. Tidak ada. Berarti dia sudah menungguku di kedai bakso.

.

.

.

Nurul menyambutku dengan muka cemberut saat aku sudah sampai di kedai bakso.

Waduh.... mukanya ditekuk-tekuk kayak gitu. Ada apaan nih. Jangan-jangan dia sudah tahu kalau aku sudah menikah. Aku gimana ngejelasinnya.

Aku berjalan menuju ke mejanya dan duduk disampingnya seperti biasa. Menatap jalanan dan orang-orang yang berlalu lalang. Seperti biasa dia sudah memesankan bakso dan es jeruk untuk ku.

"Sakit apa kemarin? " Aku bertanya untuk mengalihkan perhatiannya agar tidak bertanya kenapa waktu dia sakit aku tak menengoknya. Aku belum punya alasan yang tepat tanpa harus berbohong padanya.

"Demam biasa aja." Datar saja mukanya tanpa melihat ke arahku.

Ini nih yang aku paling nggak suka dari cewek itu. Suka ngambekan. Ngomong yang jelas kenapa? Maunya dimengerti tanpa perlu menjelaskan terus dirayu-rayu. Enak sekali....

Iya tahu aku yang salah tapi nggak usah gitu kenapa? Bikin serba salah kan jadinya.

Ikutan diem salah.... kalau nanya juga dijawabnya sepatah dua patah kata saja. Jadi serba salah kan? Udah gitu dia jawabnya tanpa melihatku pula. Memangnya aku ini sedang bicara dengan tembok apa gimana?

Dilema jadi seorang pria ya begini. Memangnya pria dilahirkan ke dunia untuk dianiaya seperti ini? Semoga Mila nggak kayak Nurul yang suka ngambekan. Iya tahu aku salah tapi nggak usah ngambek kenapa? Marah aja.... abis itu udah kelar langsung baikan lagi kayak biasanya.

Ingat Mila jadi ingat tadi malam waktu aku masuk ke kamarnya dan mencuri bibirnya. Cuma kutempelkan aja bibirku sama bibirnya tapi agak lama. Pinginnya sih yang lebih dari itu tapi aku tahu Mila masih belum siap dan aku akan menunggunya agar dia bisa menata hati dengan seksama.

Aku jadi senyum-senyum sendiri ingat wajah imutnya istri kecilku.

"Mas....mas....!" Nurul memanggilku cukup keras.

" Eh ....ya...?" Aku sampai lupa kalau Nurul ada disampingku.

"Mas mikirin apa barusan?"

" Eh...enggak. Nggak mikirin apa-apa kok. Kenapa?"

" Nggak mikirin apa-apa kok senyum-senyum kayak gitu?"

"Nggak.... nggak papa.... Kenapa baksonya nggak dimakan?"

" Mas.... bukan itu masalahnya...."

"Terus apa. Mau makan ditempat lain? Atau lagi pingin apa sekarang, nanti aku beliin?"

" Mas...." Nurul menjatuhkan sendoknya di mangkok bakso sampai berdenting membuat pelanggan yang lain melihat ke arah kami.

"Kamu tuh kenapa sih.... beberapa hari ini nggak ada kabar. Aku sakit kamu juga nggak nengokin.... nggak nelpon.... Kamu kemana aja sih mas? Ini juga tadi. Mas senyum-senyum sendiri. Kamu lagi mikirin siapa sih? Kamu sudah pacar yang lain lagi? Atau kamu malah jatuh cinta pada Mila?"

Duh.... jadi drama deh... live action ini mah.

"Apaan sih dek? Kamu mikirnya macem-macem aja. Kejauhan...." Iya bener sih, batinku.

'pliiiis jangan bahas... Aku belum siap tapi aku juga nggak mau bohongin kamu'

"Au ah mas...." Nurul meninggalkan mangkuk baksonya yang isinya belum habis. Ia pergi meninggalkan aku begitu saja dengan menghentak-hentakkan langkah kakinya

"Dek.... tunggu dulu dek... Haduh.... pusing kepalaku...." Aku melangkah dengan cepat untuk membayar makanan kami yang bahkan belum ku makan separuhnya. Malu juga jadi tontonan orang-orang.

Sampai di parkiran Nurul sudah siap dengan helm diatas kepala.

"Dek.... kita bicara dulu...!"

Ia hanya memandangku sebentar lalu menstarter motor bebeknya dan meninggalkan aku dengan tatapan dari manusia-manusia yang ada disitu.

Aku mengacak rambutku.

...Belum punya istri dua aja kayak gini repotnya. Gimana kalau sudah kunikahin dua-duanya?...

Terpopuler

Comments

bung@ter@t@i

bung@ter@t@i

udah di nikah dua dua , do'a ku semoga kepalamu gak botak Ed 🤭

2023-09-26

0

lihat semua
Episodes
1 ibu
2 cemong
3 berharap
4 lari
5 janjian
6 berkat
7 wasiat
8 Bismillah
9 akad
10 sepiring
11 mahar
12 Misi
13 lari
14 Ngambek
15 penawarku
16 end
17 bersepeda
18 lulus
19 panas
20 Marah
21 rasa
22 lagi
23 support
24 surat cerai
25 ibuku
26 Mantan tak di undang
27 tanda tanya
28 curhat
29 poligami
30 nggedabrush
31 Mila!!!
32 drama
33 talak 3
34 Talak Roj'i
35 Rasa yang tak seharusnya
36 Galau
37 Semi
38 Bersatu
39 Nyaman
40 cintai aku sedikit saja
41 Rasa apa
42 Mila
43 Menikahlah dengannya
44 Hukuman
45 pintu daruratkah?
46 Kharisa Milla
47 Mila
48 Ijab qobul
49 Nurul
50 Edi
51 Mila
52 Nurul
53 Mila
54 Edi
55 Nurul
56 Mila
57 Mila
58 Edi
59 Bekas gigitan
60 fungsi poligami
61 Mulai
62 Nah loh
63 istri muda
64 next
65 Mila
66 Tentara waktu
67 pengumuman
68 Sad
69 Mila
70 Nurul
71 Edi
72 Edi
73 Mila
74 siapa yang salah
75 Cedera membawa bencana
76 rumah sakit
77 Berselisih
78 Edi
79 Mila
80 Jangan dibaca
81 Mila kamu dimana
82 Wewe gombel
83 Separuh hati
84 Draft
85 Pengakuan
86 Edi
87 Rumah warisan
88 Mila
89 Jangan di rumahku
90 Harta
91 Haji
92 Belajar
93 x
94 Waktu
95 Cerita kelam
96 Akankah
97 skip
98 Baru
99 Sedekah
100 Saatnya tiba
101 Di sini
102 Satu saja
103 Dasar moody
104 Polemik
105 hukum waris
106 serba salah
107 Hamil
108 Bahagia
109 Heart
110 Mila
111 Mila pov
112 Puber kedua
113 Edi
114 Bulan madu
115 Karakter manusia
116 Pusing tujuh keliling
117 Talak
118 Nurul
119 Penyakit hati
120 Mual
121 Berdamai dengan masa lalu
122 Pulang
123 Menolak suami
124 Syukuran
125 Edi
126 Poligami
127 Berbeda sudut pandang
128 Saat suami bingung
129 ketika istri meminta tambahan nafkah
130 jeolus
131 saudara seayah
132 penyesalan
133 garwo
134 Hati lain
Episodes

Updated 134 Episodes

1
ibu
2
cemong
3
berharap
4
lari
5
janjian
6
berkat
7
wasiat
8
Bismillah
9
akad
10
sepiring
11
mahar
12
Misi
13
lari
14
Ngambek
15
penawarku
16
end
17
bersepeda
18
lulus
19
panas
20
Marah
21
rasa
22
lagi
23
support
24
surat cerai
25
ibuku
26
Mantan tak di undang
27
tanda tanya
28
curhat
29
poligami
30
nggedabrush
31
Mila!!!
32
drama
33
talak 3
34
Talak Roj'i
35
Rasa yang tak seharusnya
36
Galau
37
Semi
38
Bersatu
39
Nyaman
40
cintai aku sedikit saja
41
Rasa apa
42
Mila
43
Menikahlah dengannya
44
Hukuman
45
pintu daruratkah?
46
Kharisa Milla
47
Mila
48
Ijab qobul
49
Nurul
50
Edi
51
Mila
52
Nurul
53
Mila
54
Edi
55
Nurul
56
Mila
57
Mila
58
Edi
59
Bekas gigitan
60
fungsi poligami
61
Mulai
62
Nah loh
63
istri muda
64
next
65
Mila
66
Tentara waktu
67
pengumuman
68
Sad
69
Mila
70
Nurul
71
Edi
72
Edi
73
Mila
74
siapa yang salah
75
Cedera membawa bencana
76
rumah sakit
77
Berselisih
78
Edi
79
Mila
80
Jangan dibaca
81
Mila kamu dimana
82
Wewe gombel
83
Separuh hati
84
Draft
85
Pengakuan
86
Edi
87
Rumah warisan
88
Mila
89
Jangan di rumahku
90
Harta
91
Haji
92
Belajar
93
x
94
Waktu
95
Cerita kelam
96
Akankah
97
skip
98
Baru
99
Sedekah
100
Saatnya tiba
101
Di sini
102
Satu saja
103
Dasar moody
104
Polemik
105
hukum waris
106
serba salah
107
Hamil
108
Bahagia
109
Heart
110
Mila
111
Mila pov
112
Puber kedua
113
Edi
114
Bulan madu
115
Karakter manusia
116
Pusing tujuh keliling
117
Talak
118
Nurul
119
Penyakit hati
120
Mual
121
Berdamai dengan masa lalu
122
Pulang
123
Menolak suami
124
Syukuran
125
Edi
126
Poligami
127
Berbeda sudut pandang
128
Saat suami bingung
129
ketika istri meminta tambahan nafkah
130
jeolus
131
saudara seayah
132
penyesalan
133
garwo
134
Hati lain

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!