"La aku mau bicara sebentar!"
Tak lama setelah itu pintu terbuka dan nampaklah gadis kecil ku yang sekarang sedang tumbuh dan ranum-ranumnya dengan raut muka datarnya. Aku rindu seperti dulu lagi. Aku rindu dia bermanja-manja padaku dan meminta tolong banyak hal padaku. Aku suka saat dia mengandalkan ku, saat dia mengeluhkan sesuatu. Aku merasa seperti seorang pahlawan untuknya.
Ia melihat ku dan membuka pintu lebar-lebar agar aku bisa masuk ke dalam.
"Silahkan duduk dulu" katanya sambil berjalan masuk ke dalam rumahnya lagi.
Aku menghela nafas berat. Rasanya kenapa ada yang menusuk jantung ku saat dia memperlakukanku seperti seorang tamu. Bahkan sekarang kami seperti orang yang baru berkenalan. Terbentang jarak diantara kami.
Mila datang sambil membawa teh dan sepiring camilan kemudian meletakkan satu gelas di depanku dan gelas lainnya didepannya.
"Silahkan diminum!" Katanya.
Aku menatap wajahnya dan dia sepertinya tahu tapi berusaha agar tidak saling bertatapan dan memilih mengalihkan pandangan. Rasanya aku ingin kembali ke masa lalu saat dia selalu bergantung padaku. Aku rindu gadis kecilku.
"La, kamu ingat wasiat ibu kamu kan ?"
Mila menunduk mendengar apa yang aku bicarakan.
"Aku bersedia melakukannya!" Kupindai wajahnya, mencoba mencari celah Entah kenapa aku berharap ia akan mengatakan iya.
"Pernikahan bukanlah permainan dan aku hanya ingin menikah satu kali seumur hidupku" katanya sambil memandang ke arah pintu tanpa melihatku sama sekali.
"Aku serius La, aku nggak main-main...."
"Ibu justru akan sedih jika akhirnya kita tidak bahagia. Lebih baik seperti ini saja" katanya sangat pelan.
Mila yang sekarang sangat berbeda dengan Mila yang dulu ku anggap adikku. Mila yang ada di depanku ini sangat mandiri. Setelah kepergian ibunya dan menjadi yatim piatu dia bahkan tinggal seorang diri tapi tak pernah sekalipun dia meminta bantuanku. Ibuku selalu mengunjunginya dan menyiapkan makanan untuknya tapi kata ibu, Mila sudah memasak sendiri.
Mila....
Aku melihat kesedihan di matanya tapi dia sepertinya tak ingin membaginya denganku. Dia malah menjaga jarak dan enggan untuk berbicara denganku.
"Kenapa kita akan sedih?" tanyaku padahal aku tahu jawabannya karena hatiku masih tertambat pada pacar ku. Melihat Mila yang seperti itu hatiku terasa tercabik-cabik.
"Aku tak mau berbahagia diatas penderitaan orang lain "
Mila .... hatiku menjerit kan namanya. Rasanya aku ingin memeluknya dan membenamkan kepala nya di dadaku agar tak ada kesedihan lagi dalam hidupnya.
Mila...
"Seburuk itukah aku didepanmu?"
Pertanyaan dan jawaban kami sedari tadi tidak nyambung tapi sepertinya kami mencoba menafsirkannya sendiri-sendiri.
"Bukan begitu mas...."
Nyess.... kata-katanya barusan seperti air hujan yang turun saat panas matahari sedang terik-teriknya. Dia memanggilku mas..... aku senang bukan kepalang. Kata itu sekarang jarang sekali dia ucapkan saat dia bersamaku. Rasanya aku ingin langsung memeluknya.
Mila....
"Aku tahu mas sangat baik karena itu mas rela menderita dan ibu pasti sedih kalau melihatnya. Biar seperti ini saja tapi semuanya bahagia" Katanya dengan jemari yang saling bertautan.
Aku tak tahu apakah hatiku bahagia mendengar penolakannya atau malah tersiksa. Yang aku tahu pasti aku tak suka Mila yang mandiri seperti ini.
.
.
.
Selesai pelajaran olah raga aku berlari mengelilingi lapangan sekolah. Aku tahu pasti seluruh orang kini sedang melihatku dengan pandangan heran tapi aku ingin melupakan kemelut dalam hatiku. Aku seharusnya bahagia dengan jawaban Mila kemarin tapi rasanya aku seperti kehilangan sesuatu yang sangat besar yang ada dalam hatiku. Seharusnya aku senang dan bisa mengatakan pada ibu bahwa Mila lah yang tidak mau menikah denganku sehingga aku bisa memperjuangkan cintaku lagi.
Tapi kenapa?
Aku membungkukkan badanku setelah lelah berlari. Nafasku memburu dengan keringat yang bercucuran didahiku.
"Hah hah hah ........."
Seseorang berdiri di depanku dan mengangsurkan botol minuman sejajar dengan kepalaku yang masih tertunduk seperti posisi orang yang sedang ruku'.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
bung@ter@t@i
pasti mila kan???
2023-09-26
0