Bismillah

Sayup-sayup aku mendengar suara Mila mengaji. Gadis kecilku kini telah berubah menjadi dewasa dan ternyata banyak hal yang terlewati olehku. Dia kini bahkan menjadi gadis yang sangat mandiri tak bergantung pada siapapun.

Sejak ayahnya meninggal ,ibunya jadi sering sakit-sakitan. Bu Rahayu yang merupakan juragan tanah di desa kami itu kemudian menyerahkan semua urusan sawahnya padaku dan kepada ibuku karena keluarga mereka sudah tidak ada yang tinggal disini lagi.

Semenjak bapak meninggalkan kami tanpa sesuatu yang berharga ibuku pontang panting bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan kami sampai akhirnya keluarga Mila meminta ibuku untuk membantu mereka saja.

Sejak saat itulah ibu membantu mereka, memasak untuk para pekerja yang akan bercocok tanam, membantu saat musim panen, membantu merawat kebun disebelah rumah mereka dan ibu juga yang merawat Mila yang saat itu masih sangat kecil.

Di saat aku membutuhkan biaya untuk sekolah, mereka memberikannya kepadaku secara cuma-cuma. Karena itu aku terkadang ikut membantu mereka sebagai bentuk balas budi dan terima kasih.

Bu Rahayu adalah penduduk asli di daerah sini. Sedangkan ayah Mila berasal dari desa tetangga. Dulunya Ayah Mila adalah seorang pedagang yang sukses kemudian gulung tikar karena tertipu oleh salah satu anak buahnya.

Pak Yahya kemudian banting setir membantu mengelola tanah pertanian istrinya. sampai akhirnya Pak Yahya meninggal dunia karena terkena penyakit jantung.

Setelah itu Bu Rahayu jadi sering sakit-sakitan. Ia sering menitipkan Mila kepadaku dan kepada ibuku bahkan beliau memintaku untuk menikahi Mila. Bu Rahayu takut jika beliau meninggal Mila tak punya keluarga dan tempat bersandar.

Bu Rahayu berkata kepada kami saat itu bahwa semua tanah yang ia punya sudah dia berikan kepada Mila sedangkan untuk adik lelakinya atau Paman Mila ia memberikan satu petak tanah padanya. Sepertinya Bu Rahayu tahu pembagian warisan secara islam untuk anak perempuan tidak bisa seluruhnya jatuh ke tangan Mila karena itu beliau pun menghibahkan atau memberikannya saat ia masih dalam keadaan sehat pada Mila juga pada adiknya yang belum pasti di mana keberadaannya.

Aku sedang menyapu halaman rumahku saat matahari hampir terbit . Ujung mataku melihat Mila baru pulang dari belanja , aku tahu itu karena dia membawa kresek kecil seperti sop-sopan di tangan kanannya.

"Darimana?" pertanyaan macam apa itu, yang keluar dari mulutku. Aku merutuki kebodohanku sendiri yang tak bisa menemukan kata-kata yang lebih baik lagi. Kenapa pula jantungku tiba-tiba jadi berdetak kencang, kenapa hatiku jadi berdebar-debar melihat Mila sekarang?

"Belanja...." jawabnya singkat sambil masuk ke dalam rumah setelah membuka kuncinya.

Ya salam..... padahal aku menginginkan dia berbicara lebih banyak lagi, seperti dulu. Aku memandangnya sampai dia masuk kedalam dan membiarkan pintunya tetap terbuka. Aku tertegun sambil memegang sapu lidi. Kenapa aku jadi aneh begini...?

Tak lama setelah itu ternyata Mila keluar lagi. Dia kemudian mengambil sapu lidi yang ada di samping rumahnya.

"Biar aku saja yang nyapu kamu masak saja sana!" Kesadaran ku kembali saat melihatnya lagi.

Dia tak menghiraukan ku dan langsung menyapu. Aku jadi tak tahan kemudian menghampirinya dan memegang sapunya agar ia berhenti menyapu. Aku tak terima karena merasa diabaikan.

"Apa sih mas?" meski nadanya ketus tapi aku senang sekali bisa mendengarnya.

Entah kenapa hal kecil seperti ini sekarang jadi menyenangkan.

"Biar aku yang nyapu!" kataku dengan penuh penekanan tak ingin ditolak mentah-mentah.

Dia menatapku dengan tajam membuatku salah tingkah dan badanku tiba-tiba jadi panas dingin. Debaran dalam dada juga semakin menggila. Entah karena apa juga tak tahu jawabnya.

"Yakin nggak kalau menikah denganku?"

Tanyanya tiba-tiba membuat jantungku seperti berhenti berdetak dan nafasku menjadi sesak. Aku menatapnya tak percaya.

"Ap ..,ap... apa... apa maksudnya?" Aku tak salah dengar kan dia mengatakan nikah. Apa ini nyata? Kenapa tiba-tiba membicarakan tentang nikah.

"Yakin nggak kalau menikah denganku kita akan bahagia?" Tanyanya lagi seperti sedang menginterogasi tawanan yang tak sanggup berbicara dan hanya manggut-manggut saja.

Aku menganggukkan karena tak sanggup berkata hatiku sangat bahagia mendengarnya.

"Memangnya Mas punya rasa padaku?"

Aku menganggukkan kepalaku kembali karena merasa tersihir mendengar pertanyaan demi pertanyaan yang keluar dari mulutnya. Ditambah lagi alunan genderang yang bergemuruh di dalam dada tak sanggup lagi ia bendung. Ada rasa bahagia juga deg-degan.

"Sayang padaku?" Tanyanya lagi tanpa malu-malu justru aku yang kelihatan salah tingkah seperti seorang remaja yang mendapatkan pengakuan cinta dari orang yang dikaguminya dan diam-diam disukainya.

Lagi-lagi aku menganggukkan kepala.

"Bismillah kalau begitu aku bersedia menikah....." Katanya sambil menahan senyum seolah menertawakan diriku yang seperti orang linglung.

Shittt.... ada apa dengan diriku? Kenapa bisa berdiri terpaku tak mampu bergerak. Hanya menelan ludah saat Mila menyerahkan sapunya di tanganku kemudian ia berlalu masuk ke dalam rumahnya dan menutup pintunya.

Bukankah seharusnya Mila yang malu-malu seperti ini? Kenapa jadi terbalik begini? Kenapa tingkahku seperti seorang gadis perawan yang disuruh menikah.

Tanpa sadar aku mengepalkan tanganku lalu ku gerakkan tanganku dari atas ke bawah.

"Iyes iyes iyes... Alhamdulillah akhirnya....." Aku menutup mulutku yang hampir saja berteriak saking gembiranya. Yuhuuuuu..... hatiku riang tak terkira....

Apa ini cinta, apa aku mencintai Mila?

Entahlah.

Aku segera menyapu halaman rumahku dan rumah calon istri kecilku dengan semangat 45. Dan setelah itu aku akan segera mengabarkan hal ini pada ibuku, dia pasti sangat bahagia.

Terpopuler

Comments

shinbishan

shinbishan

namanya berubah²😅😅

2023-02-28

1

lihat semua
Episodes
1 ibu
2 cemong
3 berharap
4 lari
5 janjian
6 berkat
7 wasiat
8 Bismillah
9 akad
10 sepiring
11 mahar
12 Misi
13 lari
14 Ngambek
15 penawarku
16 end
17 bersepeda
18 lulus
19 panas
20 Marah
21 rasa
22 lagi
23 support
24 surat cerai
25 ibuku
26 Mantan tak di undang
27 tanda tanya
28 curhat
29 poligami
30 nggedabrush
31 Mila!!!
32 drama
33 talak 3
34 Talak Roj'i
35 Rasa yang tak seharusnya
36 Galau
37 Semi
38 Bersatu
39 Nyaman
40 cintai aku sedikit saja
41 Rasa apa
42 Mila
43 Menikahlah dengannya
44 Hukuman
45 pintu daruratkah?
46 Kharisa Milla
47 Mila
48 Ijab qobul
49 Nurul
50 Edi
51 Mila
52 Nurul
53 Mila
54 Edi
55 Nurul
56 Mila
57 Mila
58 Edi
59 Bekas gigitan
60 fungsi poligami
61 Mulai
62 Nah loh
63 istri muda
64 next
65 Mila
66 Tentara waktu
67 pengumuman
68 Sad
69 Mila
70 Nurul
71 Edi
72 Edi
73 Mila
74 siapa yang salah
75 Cedera membawa bencana
76 rumah sakit
77 Berselisih
78 Edi
79 Mila
80 Jangan dibaca
81 Mila kamu dimana
82 Wewe gombel
83 Separuh hati
84 Draft
85 Pengakuan
86 Edi
87 Rumah warisan
88 Mila
89 Jangan di rumahku
90 Harta
91 Haji
92 Belajar
93 x
94 Waktu
95 Cerita kelam
96 Akankah
97 skip
98 Baru
99 Sedekah
100 Saatnya tiba
101 Di sini
102 Satu saja
103 Dasar moody
104 Polemik
105 hukum waris
106 serba salah
107 Hamil
108 Bahagia
109 Heart
110 Mila
111 Mila pov
112 Puber kedua
113 Edi
114 Bulan madu
115 Karakter manusia
116 Pusing tujuh keliling
117 Talak
118 Nurul
119 Penyakit hati
120 Mual
121 Berdamai dengan masa lalu
122 Pulang
123 Menolak suami
124 Syukuran
125 Edi
126 Poligami
127 Berbeda sudut pandang
128 Saat suami bingung
129 ketika istri meminta tambahan nafkah
130 jeolus
131 saudara seayah
132 penyesalan
133 garwo
134 Hati lain
Episodes

Updated 134 Episodes

1
ibu
2
cemong
3
berharap
4
lari
5
janjian
6
berkat
7
wasiat
8
Bismillah
9
akad
10
sepiring
11
mahar
12
Misi
13
lari
14
Ngambek
15
penawarku
16
end
17
bersepeda
18
lulus
19
panas
20
Marah
21
rasa
22
lagi
23
support
24
surat cerai
25
ibuku
26
Mantan tak di undang
27
tanda tanya
28
curhat
29
poligami
30
nggedabrush
31
Mila!!!
32
drama
33
talak 3
34
Talak Roj'i
35
Rasa yang tak seharusnya
36
Galau
37
Semi
38
Bersatu
39
Nyaman
40
cintai aku sedikit saja
41
Rasa apa
42
Mila
43
Menikahlah dengannya
44
Hukuman
45
pintu daruratkah?
46
Kharisa Milla
47
Mila
48
Ijab qobul
49
Nurul
50
Edi
51
Mila
52
Nurul
53
Mila
54
Edi
55
Nurul
56
Mila
57
Mila
58
Edi
59
Bekas gigitan
60
fungsi poligami
61
Mulai
62
Nah loh
63
istri muda
64
next
65
Mila
66
Tentara waktu
67
pengumuman
68
Sad
69
Mila
70
Nurul
71
Edi
72
Edi
73
Mila
74
siapa yang salah
75
Cedera membawa bencana
76
rumah sakit
77
Berselisih
78
Edi
79
Mila
80
Jangan dibaca
81
Mila kamu dimana
82
Wewe gombel
83
Separuh hati
84
Draft
85
Pengakuan
86
Edi
87
Rumah warisan
88
Mila
89
Jangan di rumahku
90
Harta
91
Haji
92
Belajar
93
x
94
Waktu
95
Cerita kelam
96
Akankah
97
skip
98
Baru
99
Sedekah
100
Saatnya tiba
101
Di sini
102
Satu saja
103
Dasar moody
104
Polemik
105
hukum waris
106
serba salah
107
Hamil
108
Bahagia
109
Heart
110
Mila
111
Mila pov
112
Puber kedua
113
Edi
114
Bulan madu
115
Karakter manusia
116
Pusing tujuh keliling
117
Talak
118
Nurul
119
Penyakit hati
120
Mual
121
Berdamai dengan masa lalu
122
Pulang
123
Menolak suami
124
Syukuran
125
Edi
126
Poligami
127
Berbeda sudut pandang
128
Saat suami bingung
129
ketika istri meminta tambahan nafkah
130
jeolus
131
saudara seayah
132
penyesalan
133
garwo
134
Hati lain

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!