"waktu kamu kecil dulu Edi selalu menggendong dan menciumi kamu" ibu terlihat bahagia saat menatap gadis cantik tetangga kecilku yang sudah yatim piatu itu. senyuman ibu adalah kebahagiaanku. Aku selalu berharap ibu akan selalu tersenyum seperti itu.
"hahaha.... masak sih bu?" terdengar suara sedikit malu dari Mila ," terus aku gimana Bu, aku nangis atau gimana?" Kepalanya tegak menghadap cermin karena ibu sedang mengepang rambutnya.
Sudah satu tahun ini Mila mengenakan jilbab bahkan didepanku pun ia selalu menutupi rambutnya. Melihat rambut hitam panjangnya dikepang ibu tiba-tiba tenggorokan ku terasa gatal seperti ada yang menyangkut di dalam sana. Jika ia tahu aku melihatnya pasti ia akan segera memakai kerudung yang ada di pangkuannya.
"kamu malah kesenangan sambil ketawa-ketawa. Kalau Edi sedang suntuk dan banyak pekerjaan rumah dia pasti mencarimu. Dia akan menggendongmu dibelakang punggungnya berkeliling kampung. Setelah itu dia seperti punya semangat baru untuk mengerjakan tugas-tugasnya. Dia itu kan agak lelet nggak kayak kamu yang selalu juara satu terus"
"Masak sih mas pangat lelet bu?"
"iya.... kalau pelajaran yang kayak gitu-gitu kan nilainya jelek-jelek. Tapi kalau olahraga dia memang jagonya"
"iya-iya bener.... makanya jadi guru olahraga ya Bu" kata Mila yang duduk membelakangi ibu karena ibu sedang mengepang rambutnya . mereka tampak seperti ibu dan anak yang sedang bercengkrama menghabiskan waktu bersama
"oh iya kamu ingat nggak? pernah suatu saat saking puyengnya mas mu mengerjakan PR matematika dan nggak bisa-bisa buku-bukunya dibiarkan terbuka begitu saja dimeja. Kamu yang waktu itu lagi nyariin mas mu kesini terus lihat bukunya Edi sebentar terus kamu jawabin soal-soal yang dicorat-coret sama mas mu itu. padahal waktu itu kamu masih umur 8 tahunan tapi kamu sudah duduk di kelas 4 waktu itu" ibu sangat antusias bercerita pada gadis yang kuanggap sebagai adikku itu.
Aku menguping pembicaraan mereka di ruang tengah setelah melihat ibu sedang mengepang rambut Mila. Aku berpura-pura membaca buku dengan sesekali membolak baliknya.
" masak sih bu? kok aku nggak ingat? terus jawabanku itu salah atau benar bu?"
"eh....gimana ya kok lupa. nanti kamu tanyain sendiri saja sama mas mu!"
aku tersenyum mengingat hal itu. aku memang sangat payah dalam bidang akademis. nilaiku selalu pas-pasan terutama pada matematika. aku harus belajar sangat keras agar mendapatkan nilai rata-rata.
waktu itu aku sedang pusing karena tidak bisa mengerjakan PR matematika. Aku meninggalkan buku-bukuku terbuka di atas meja untuk mandi dan keramas agar kepalaku bisa dingin sehingga aku bisa berpikir jernih. begitu aku kembali ke meja aku melihat soal-soal yang tadi aku coret-coret sudah ada jawabannya.
"mas sepedaku rantainya lepas" seorang gadis kecil berdiri di depan pintu dengan muka cemong hitam seperti terkena oli sepeda.
"hahahaha..., cantiknya, kesayanganku..., sini dulu....!" aku menariknya tapi dia tidak mau mendekat.
Aku langsung menggendongnya dan membawanya ke dapur kemudian membersihkan mukanya dengan air kran
"yang ngerjakan pr Abang tadi siapa?"
"aku..."
"awas ya kalau sampai salah Abang akan hukum kamu!" mila hanya menjawabnya dengan mengerucutkan bibirnya.
Aku tersenyum mengingat gadis kecilku yang lucu. Hubungan kamipun sangat dekat dulu. dan semua itu berubah semenjak wasiat yang disampaikan oleh ibunya di depan kami sebelum beliau meninggal.
Mila yang kini sudah berubah menjadi gadis remaja yang cantik dan pintar itu tampak menjaga jarak denganku. Bicaranya pun sangat pelit saat sekarang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
bung@ter@t@i
penasaran beda brpa itu umur Mila SM Edi kak Thor??
2023-09-26
0