Berteman dengan Gery dan Rian membuat Marisa bahagia. Bagaimana tidak.
Keduanya dua orang yang baik. Tapi diantara keduanya yang sangat Marisa suka dan cinta hanyalah Rian.
Dan dari kejadian kemarin saat Rian babak belur. Buat Marisa berfikir, hanya manusia bodoh yang tidak baper. Dapet perlindungan super dari seorang pria yang paling disuka.
Meskipun Rian bukan goodboy. Tapi badboy. Namun entah mengapa Marisa senang bisa mengenal dirinya. Dan berharap bisa menjadi orang spesial dan bahkan menjadi bagian dari hidupnya dan sekaligus hatinya. Andai Marisa bisa mendapatkannya.
Ada rasa ingin Marisa ingin memilikinya, namun nanti dulu. Marisa tidak tahu kapan waktu yang tepat untuk mencurahkan perasaannya.
Dan setelah kejadian kemarin. Ada niat Marisa untuk membalas kebaikan Rian itu.
Dan Marisa pun akhirnya menyiapkan hal yang simple tapi manis. Yaitu menyiapkan coklat yang di bungkus pakai kertas kado dan pita. Berharap Rian akan suka.
****
Dan dikelas...
Selama dikelas sedari tadi Marisa belum melihat Rian.
Dan tiba-tiba Gery datang.
"Woy.. Mikirin apa sih?" Ucap Gery.
"Biasalah mikirin masa depan"
"Tumben"
"Semua hal gue pikirin kok sampai rumput tetangga aja gue pikirin"
"Jiah, kaya punya pikiran aja lu"
"Punya lah, jangankan pikiran. Perasaan aja gue punya. Gak kaya lu yang gak punya perasaan"
"Hem... Rese.."
"Tapi ada satu hal yang gue blom punya Ger?"
"Apaan?"tanya Gery penasaran.
"Pacar"
"Halah..Kirain gue apa.. Yaudah lu cari lah pacar mumpung lu masih muda. Tar kalau lu udah jadi perawan tua mana ada yang mau sama lu..?"
"Heh, buat jadi perawan tua. Masih puluhan tahun lagi kali. Umur gue aja sekarang 15 tahun. Emangnya lu pikir gue gak bakal laku apa?"
"Ya, ciri-ciri cewek galak kaya lu sih. Kayanya gak bakal laku dipasaran. Belum apa-apa cowok-cowok udah takut digigit duluan sama lu"
"Enak aja lu pikir gue herder"
"Hehe, ya 11 12 lah sama Pulgoso"
"Hah tau ah. Gue mau cari Rian dulu ya. Dimana sih dia.. lu mau ikut gak cari itu orang"
"Nanti aja dulu. Gue mau salin PR gue dulu. Mumpung ada contekan" ucap nya sambil mengambil buku.
"Yaudah gue ke kantin dulu ya cari Rian. siapa tau ada itu orang"
"Iya dah lu cari, paling tuh anak ada di guru BP"
"Iya, berikut nya lu yang nyusul"
Gery pun hanya tampak tertawa.
Lalu Marisa pun ke kantin namun tidak melihat Rian. Lalu mencari ke tempat lain. Dan Marisa pun melihat Rian yang sedang di depan lapangan basket. Namun ada sesosok wanita yang sepertinya kakak kelas. Marisa pun hanya memperhatikan dari kejauhan. Tidak berani untuk menghampiri. Marisa pun tidak mau juga tiba-tiba datang.
Dan Marisa pun menunggu sampai Rian benar-benar selesai dengan kakak kelas itu.
Setelah kakak kelas itu pergi. Lalu Marisa pun menghampiri Rian.
"Hem, siapa tuh?" Tanya Marisa penasaran.
"Orang" jawab Rian simpel.
"Gue tahu, maksud nya dia di pacar lu atau gebetan lu"
"Kenalan aja baru.. mana mungkin pacar" ucap nya sambil memegang sesuatu ditangannya.
"Apaan tuh, coklat ya" ucap gue penasaran melihat sesuatu ditangan Rian.
"Iya nih.. " ucap Rian.
"Wow, cie, dapet coklat" ucap Gue meledek Rian.
"Hadeh" Dan tanpa basa basi lagi Rian langsung membuang coklat tersebut ke tong sampah.
Plugggg...
"Eh kok dibuang sih" ucap Marisa kaget.
"Buat apa? Orang gue gak suka. Kalau lu mau ambil aja tuh ditong sumpah"
Anjrit nih orang emang rada stres apa ya. Gak menghargai pemberian orang banget. Ucap gue dalam hati.
"Kayanya kakak kelas itu suka sama lu. Masa iya lu buang" ucap Marisa.
"Bodo amat lah" ucap Rian pergi.
Seketika Marisa pun langsung terdiam. Awal keinginan Marisa yang ingin memberikan coklat juga, pun sirna. Takut bernasib sama seperti Kakak kelas yang tadi.
"Lu mau kemana?" Tanya gue.
"Cabut" jawab Rian simpel.
"Cabut kemana?"
"Ada pokok nya lah. Lu jangan ikut"
"Lu kemana?"
"Rahasia"
Lalu Rian pun pergi.
Sengklek nih orang lagi sekolah malah main cabut ajah. Untung ni anak rada pinter buat nilai akademis.. kalau kaga udah gak ada yang bisa diarepin. benak gue sambil memandang Rian pergi.
Lalu Marisa pun langsung ke kelas, sambil membawa kado yang tadinya Marisa ingin berikan untuk Rian namun tidak jadi. Dan masih terlihat Gery yang asyik menyalin contekan.
Marisa pun hanya menarik napas kasar sambil memejamkan mata. Mengingat Rian yang sembarangan membuang coklat pemberian oranglain itu.
"Ampun deh gue" ucap Marisa.
"Kenapa?" Tanya Gery
"Bete aja"
"Kenapa sih?"
"Adalah, oia Nih buat lu aja deh" ucap Marisa memberikan ke Gery.
"Apaan nih" ucap Gery.
"Buka aja"
Lalu Gery pun membukanya
"Hah.. Coklat"
"Iya"
Seketika Gery pun tersenyum saat memegang coklat ditangannya.
"Ini beneran buat gue" tanya Gery lagi.
"Iya lu makan sekalian sama kertas kado nya juga gak apa-apa" ucap Marisa.
"Gak lu kasih racun kan"
"Gak Kok itu halal.. makan aja"
"Serius.."
"Dua rius"
"Makasih loh.."
"Sama sama.."
Saat itu memang Marisa kasih coklat ke Gery. bukan artinya mencintai, hanya bingung mau kasih coklat ini ke siapa lagi. Marisa memang tidak ingin makan coklat dulu. alasannya Marisa tidak ingin gendut. Karena akhir-akhir ini berat badan Marisa memang naik. entah gara-gara banyak makan. atau, karena timbangan Marisa yang eror.
"Kok lu gak makan coklat dari gue. Jangan bilang lu mau buang coklat pemberian gue" ucap Marisa.
"Emang kalau gue makan besok. Ini coklat bakal basi ya"
"Ya gak juga, takut aja bakal lu buang"
"Gak lah gue gak bakal buang. gua gak akan setega itu. lagi juga pikiran lu suudzon aja sih jadi orang"
"Bagus deh kalau lu gak kaya gitu"
Lalu Marisa pun tersenyum. karena ia tidak mau coklatnya itu mubazir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 319 Episodes
Comments
Machan
kisah kesih di sekulah
2021-11-06
1
ZaZa
bau" cinta segitiga nihhhh👍👍👍
2021-10-29
0