Sorakan

Arkan sampai di bengkel ketika sedang ramainya. Tanpa basa-basi lagi Arkan langsung turun membantu teman-temannya.

Beberapa jam kemudian Arkan dan teman-temannya selesai dan akhirnya bengkel tutup di waktu yang tepat tidak lembur hari ini.

Lorenzo yang baru akan menyalakan mesin motornya tiba-tiba melihat Rita berjalan sendirian.

"Woy... Rita," teriakan Lorenzo membuat Rita yang ada di ujung trotoar menoleh cepat.

Di tanggapi dengan lambaian tangan terikan Lorenzo.

"Wuihh Rita," ucap Bagus Justin juga mendekat ke Lorenzo.

"Kayaknya ada yang sedang berbunga nih," ucap Bagus menyindir Lorenzo.

Lorenzo menatap heran juga bingung kerlingan meta Justin dan Bagus. Arkan yang baru mengunci rollingdor. Berbalik dan melihat seorang perempuan baru saja datang.

"Hay..." Sapa Rita yang baru sampai.

"Kok lo jalan Ta?" ucap Lorenzo. Rita menggeleng.

"Lah," sahut bagus bingung sambil menatap kebelakang Rita.

"Kagak ada siapa-siapa?" Beo Justin.

Rita tersenyum.

"Gue abis dari sana noh toko depan gue baru pulang kerja. Kalian kok disini," ucap Rita.

Rita yang tidak tahu apapun jika ini adalah bengkel Arkan dan Arkan bosnya juga Lorenzo, Justin, Bagus mereka bertiga juga bekerja di bengkel itu.

"Kita..." Seketika suara mereka berhenti terpotong tiba-tiba ucapannya dengan suara kenalpot Arkan yang baru menyalakan mesin motornya.

"Gue duluan." Sambil berlalu dan pergi dari sana.

Justin dan Bagus mengelus dada sedangkan Lorenzo mengangkat tangan sebagai tanda jawaban iya atau silahkannya.

Rita menoleh lagi menatap ketiganya.

"Ehm.. kalo gitu gue balik duluan ya.." ucap Rita.

Ketiganya mengangguk, Rita merasa kecewa kenapa Lorenzo tidak menawarinya tumpang gratis. Sudahlah

Rita terlalu berharap karena Lorenzo hanya menganggapnya teman tidak lebih Rita saja yang terlalu terbawa perasaan.

"Rita," suara Bagus membuat langkah Rita yang hampir menjauh menoleh seketika sambil langkahnya terhenti dan berbalik.

Lorenzo dengan malas memberikan helm pada Rita. Rita menatap aneh.

"Apaan," ucap Rita bingung.

"Dahlah ambil aja Ta," ucap Lorenzo dengan wajah berpura-pura malas.

Bagus dan Justin saling menatap dan tersenyum.

"Ini helm, maksudnya gue ngapain gue kan jalan kaki gak naek kendaraan," ucap Rita sambil menatap helm lalu menatap Lorenzo lalu Bagus dan Justin.

"Ayo, gue anterin lo," ucap Lorenzo sambil menaiki motornya dan memakai helmnya.

Yaa... kali ini Lorenzo membawa motor sendiri karena sudah bisa mendapatkan kata iya dan izin dari Sang Yang mulia Disiplin, siapa lagi kalo bukan kakaknya Lorenzo.

"Dah lah Ta naek aja nanti keburu berubah pikiran dianya," ucap Bagus. Rita mengikuti perkataan Bagus segera naik motor Klx putih Lorenzo dan seketika Lorenzo melaju menjauh.

"Wah.. wah.. pawang Play boy..." celetuk Justin membuat Bagus menggeleng tersenyum.

"Iya.. bener gue tahu, Rita cocok ama Lorenzo karena dia pawangnya," ucap Bagus lagi membenarkan ucapan Justin.

Mereka berdua segera menaiki motor dan pergi dari sana.

*

Perjalanan pulangnya Arkan baru sampai di rumah sekarang Arkan.

Langsung segera masuk dan membersihkan dirinya.

Ketika baru akan beranjak keluar lagi Kakeknya lewat di hadapannya langkahnya yang semula lebar dan cepat dengan semangat seketika itu berhenti di tempat. Lalu berjalan pelan dengan langkah yang cukup biasa melewati kakeknya.

Kakek Bratha yang melihat Arkan melewatinya dan Kakek baru akan duduk hanya menatapnya acuh.

Turun kebawah dari teras menuju garasi mobilnya.

Arkan menekan alarm mobilnya yang berwarna kuning.

"Aden mau keluar lagi?" ucap Pak Joko.

Arkan menoleh.

"Iya, jam 12 nanti kalo belum pulang kunci aja, dan seperti biasanya," ucap Arkan berbalik menatap Pak Joko.

Pak Joko mengangguk, memang biasanya jika Arkan pulang lewat jam 12 Gerbang langsung di kunci dan gemboknya juga tidak menggunakan gembok manual tapi kode sandi. Jika salah memasukannya sekali maka alarm akan berbunyi gerbang kecil samping gerbang besar juga begitu, mereka menggunakan kunci sandi pola.

Segera pak Joko membukakan gerbang untuk Arkan dan tak lama mobil sport warna kuning milik Arkan keluar dari rumah.

Setelah berlalu jauh Pak Joko menutup pintu pagar lagi.

Di perjalanannya Arkan melajukan mobilnya dengan kencang.

beruntung mobil yang Arkan naiki tidak terlalu menempel aspal dan cukup tinggi jaraknya dari Aspal.

Sampai di area dengan aspal yang masih baru dan juga basah karena hujan gerimis dan kotor dedaunan yang begitu banyak.

Menuju ke salah satu tempat dimana dirinya sering bertemu Farles dan Yuda kakak Kiran, dan juga teman-teman lainnya.

Tempat ini di sebut Markas tengkorak karena kumpulan gengster dan juga Mafia ada disini, Tempat ini dulunya pengumpul senjata rahasia dan beberapa obat-obat terlarang dan Casino.

Tapi, semenjak kekuasaan berpindah ke tangan Arkan pada waktu tidak sengajanya Arkan menolong pemimpin mereka.

"BROTHER...." Sorak semuanya ketika melihat siapa yang datang dengan mobil lalu turun dari mobil ternyata benar Arkan dengan jaket hitam dan celana jeans yang terlihat tidak terlalu robek-robek di bagian lututnya.

"Pak Ketu," ucap Lorenzo.

Yaa.. Lorenzo Bagus Justin mereka ada disana. Ini adalah undangan Arkan untuk semuanya berkumpul karena ada hal penting yang akan salah satu dari mereka sampaikan.

Di halamannya terlihat begitu banyak moge terparkir yang juga ada motor ketiga teman sekolahnya Arkan Lorenzo Bagus dan Justin Mereka menggunakan motor Klx kecuali Arkan, menggukan mobil Karena ada sesuatu yang harus di bawanya.

Di dalam semua sudah berkumpul Anggota inti adalah Arkan ketua.

Justin wakil ketua.

Lalu Bagus dan Lorenzo.

Jika wakil ketua dua adalah Yuda ketika Justin sedang absen, sekarang walaupun Justin ataupun Yuda hadir mereka duduk bersama di meja panjang. Bagian paling ujung antara Justin dan Yuda ada Arkan.

Lalu ujung satunya ada Giovano Ketua sebelum Arkan dia yang Arkan tolong dari Kematiannya.

Diantara Giovano ada Farles dan Hansimon.

Beberapa dari mereka kecuali Arkan dan Ketiga temannya. Mereka semua memiliki tanda yaitu tato tengkorak jika Yuda punya karena termasuk Anggota muda tanda tato tengkorak itu tidak harus punya tapi, jika ingin punya terserah masing-masing.

"Aku Giovano ingin mengatakan pada Arkan tentang kesempatan ini sekali lagi," ucap Giovano dengan bahasa Italianya. Diantara teman-teman Arkan yang mengerti bahasa itu hanya Arkan dan Justin jika Yuda sedikit. Lorenzo dan Bagus sama sekali tidak mengerti.

"Kau memintaku untuk memberikan waktu sekarang aku ingin menanyakan jawaban itu karena sudah terlalu lama Brother..."Kata Giovano dengan wajah datar tanpa ekspresi.

Arkan bangkit dari duduknya menghela nafasnya.

"Iya, Aku menyetujuinya," ucap Arkan dengan tegas dan menatap Giovano dengan berani.

Senyum seringai Giovano tampak mengerikan di pandang dari tempat Arkan. Bangkit dan berjalan dengan tenang mendekati Arkan.

"Aku memberikannya padamu." Kata Giovano dengan tegas sambil menyerahkan pistol perak kesayangan Giovano dengan ukiran tengkorak yang sangat khas.

Arkan menatap dan mengambil pistol itu tanpa ragu.

Seketika Arkan menarik pelatuknya dan menutupnya lalu membuka isi peluru.

Seketika Hansimon menepuk tangannya lalu Farles dan Yuda juga ketiga teman Arkan.

Ternyata mereka tidak salah memilih Arkan sebagai pengganti Giovano.

Sekarang Di ruangan pribadi Giovano.

Arkan masuk bersama Giovano.

"Aku memiliki putri kecil yang sekarang sedang belajar tersenyum dan memperhatikan sesuatu," ucap Giovano tiba-tiba.

"Berkatmu, aku bisa menemani istriku melahirkan dan aku kembali dengan selamat." Kata Giovano dengan menggunakan bahasa Italia sejak tadi.

Arkan menatap punggung Giovano.

"Kenapa kau memberikan padaku, Hansimon dan Farles mereka berdua bisa memegang kuasa tentang hal ini," ucap Arkan dengan bahasa Italianya.

"Heh.. Tidak begitu, aku mengerti tentang hal yang ingin kau sampaikan," ucap Giovano mengajak Arkan duduk.

"Aku tidak percaya mereka, aku yakin kau bisa mengatasi masalah ini, nanti tiga tahu yang akan datang kau pasti bisa membuat mereka mengerti kenapa aku memilihmu, dan ya, jangan terlalu menilai lebih cepat, mereka mengatakan baik tentangmu belum tentu mereka benar-benar baik," ucap Giovano dengan wajah tersenyum.

Arkan mengangguk mengerti.

Di tempat lainnya seseorang dengan janggut yang di kepang tersenyum getir.

"HAAAH," sorakan beberapa orang di salah satu tempat dengan anggur dan juga banyak uang dan ada narkoba juga di atas meja itu. Ada juga yang sedang menyabu.

"Kalian yang tidak mengiginkan perubahan ini. Kita akan menuntaskannya dalam tiga tahun kedepan." Kata seseorang dengan janggut putih dan hitam di kepang. Tertawa dengan memegang botol anggur yang kosong.

Episodes
1 Prolog
2 Bersenggolan bahu
3 Ponsel layar petir
4 Tidak perlu di ganti
5 Mengalihkan perhatian, dengan bantuan.
6 Memperhatikan
7 Masalalu Arkan dan Rian
8 Rasa Simpati
9 Diam saja.
10 Anggap saja tidak lihat
11 Tidak suka.
12 Salah kirim
13 Memalukan
14 Keras kepala
15 Pertemuan nya dan mereka.
16 Terjun bebas
17 Depan perpustakaan.
18 Hanya kali ini
19 Tumpangan gratis
20 Sorakan
21 Bukan perhatian
22 Tidak asing
23 Singgah
24 Guru les dadakan
25 Warung pecel
26 Perhatiannya Dan seorang Teman
27 Ingin mencapai sesuatu
28 Cafes's
29 Cafes's
30 Rencana
31 Rencana
32 Kesabaran Arkan
33 Kesabaran Arkan
34 Seperti biasa
35 Seperti Biasa saja
36 Seharian
37 Seharian
38 Pulang bersama
39 Penjelasan
40 Penjelasan
41 Kabar buruk
42 Sakit
43 Pura-pura Amnesia
44 Ada yang hilang
45 Dinda dan Rian
46 Cemburu
47 Perintah Kakek
48 Kemenangan
49 Kemenangan
50 Gantungan Kunci
51 When that night
52 When that night
53 The Day... that won't stop!
54 The day that won't stop
55 Dinda
56 Dinda
57 Waktu
58 Permainan Buatan!
59 Masih terlelap
60 Maaf
61 Menjauh
62 Cerita
63 Bukan pelaku Tapi,
64 Permainan berubah
65 Permainan berubah
66 Petunjuk
67 Tidak akan menjauh
68 Tidak bisa bertemu
69 Tanpa...
70 Berhenti terlalu berlebihan
71 Kasihan
72 Menjauhinya
73 Aneh, beda banget!
74 Mungkin ada pilihan lain
75 Kebahagian mereka
76 Apa bisa?
77 Tenyata! dan harus menghindar!
78 Pergi
79 Pergi
80 Jarak yang jauh
81 Tidak bisa mendekati lagi
82 Tidak sama sekali melihat
83 Menemukanmu
84 Mengajarkan penghianat
85 Kejutan!!!!
86 Menjaga
87 Masalah belum selesai
88 Hampir!
89 Sekolah
90 Pembasmi serangga
91 Terbunuh
92 Mimpi yang nyata
93 Uncomfortable feeling
94 Malam!
95 Kenyataannya (Epilog)
96 Prolog [Season 2]
97 Bertemu di supermarket
98 Dinda kali yang aneh
99 Keluar kota
100 Sendirian
101 Salah Paham
102 Very disappointed
103 Marahan
104 Gak bisa marahan
105 Terimakasih yang banyak
106 ISTRI baik atau ANAK baik
107 Kesepakatan
108 Markas atau Nyonya Prawira
109 Kekacauan
110 Singa betina
111 Kecelakaan
112 Arkan Adalah...
113 Sikap bar-bar
114 Keadilan
115 Arisan
116 Belajar dari sesuatu
117 Hotel
118 Brithday My Wife
119 Ini kan...
120 Belajar
121 Tentang Thaliya dan Dinda
122 Berenang
123 Atap gedung
124 Demam
125 Rumah Kakek atau Rayhan
126 Khawatir
127 Apa bisa bernafas lega
128 Bukan menantu yang baik?
129 Keluarga kalangan atas
130 Pantas atau Tidak pantas
131 Hadiah !?
132 Hamil
133 Tindakan Arkan
134 Dia?
135 Jangan sepelekan masalah kecil
136 Could Nine
137 Jangan ceroboh
138 Kenyataan yang asing
139 Pertemuan yang cukup
140 Hanya permainan
141 Bukan musuh
142 Hilang
143 Epilog [Season 2]
Episodes

Updated 143 Episodes

1
Prolog
2
Bersenggolan bahu
3
Ponsel layar petir
4
Tidak perlu di ganti
5
Mengalihkan perhatian, dengan bantuan.
6
Memperhatikan
7
Masalalu Arkan dan Rian
8
Rasa Simpati
9
Diam saja.
10
Anggap saja tidak lihat
11
Tidak suka.
12
Salah kirim
13
Memalukan
14
Keras kepala
15
Pertemuan nya dan mereka.
16
Terjun bebas
17
Depan perpustakaan.
18
Hanya kali ini
19
Tumpangan gratis
20
Sorakan
21
Bukan perhatian
22
Tidak asing
23
Singgah
24
Guru les dadakan
25
Warung pecel
26
Perhatiannya Dan seorang Teman
27
Ingin mencapai sesuatu
28
Cafes's
29
Cafes's
30
Rencana
31
Rencana
32
Kesabaran Arkan
33
Kesabaran Arkan
34
Seperti biasa
35
Seperti Biasa saja
36
Seharian
37
Seharian
38
Pulang bersama
39
Penjelasan
40
Penjelasan
41
Kabar buruk
42
Sakit
43
Pura-pura Amnesia
44
Ada yang hilang
45
Dinda dan Rian
46
Cemburu
47
Perintah Kakek
48
Kemenangan
49
Kemenangan
50
Gantungan Kunci
51
When that night
52
When that night
53
The Day... that won't stop!
54
The day that won't stop
55
Dinda
56
Dinda
57
Waktu
58
Permainan Buatan!
59
Masih terlelap
60
Maaf
61
Menjauh
62
Cerita
63
Bukan pelaku Tapi,
64
Permainan berubah
65
Permainan berubah
66
Petunjuk
67
Tidak akan menjauh
68
Tidak bisa bertemu
69
Tanpa...
70
Berhenti terlalu berlebihan
71
Kasihan
72
Menjauhinya
73
Aneh, beda banget!
74
Mungkin ada pilihan lain
75
Kebahagian mereka
76
Apa bisa?
77
Tenyata! dan harus menghindar!
78
Pergi
79
Pergi
80
Jarak yang jauh
81
Tidak bisa mendekati lagi
82
Tidak sama sekali melihat
83
Menemukanmu
84
Mengajarkan penghianat
85
Kejutan!!!!
86
Menjaga
87
Masalah belum selesai
88
Hampir!
89
Sekolah
90
Pembasmi serangga
91
Terbunuh
92
Mimpi yang nyata
93
Uncomfortable feeling
94
Malam!
95
Kenyataannya (Epilog)
96
Prolog [Season 2]
97
Bertemu di supermarket
98
Dinda kali yang aneh
99
Keluar kota
100
Sendirian
101
Salah Paham
102
Very disappointed
103
Marahan
104
Gak bisa marahan
105
Terimakasih yang banyak
106
ISTRI baik atau ANAK baik
107
Kesepakatan
108
Markas atau Nyonya Prawira
109
Kekacauan
110
Singa betina
111
Kecelakaan
112
Arkan Adalah...
113
Sikap bar-bar
114
Keadilan
115
Arisan
116
Belajar dari sesuatu
117
Hotel
118
Brithday My Wife
119
Ini kan...
120
Belajar
121
Tentang Thaliya dan Dinda
122
Berenang
123
Atap gedung
124
Demam
125
Rumah Kakek atau Rayhan
126
Khawatir
127
Apa bisa bernafas lega
128
Bukan menantu yang baik?
129
Keluarga kalangan atas
130
Pantas atau Tidak pantas
131
Hadiah !?
132
Hamil
133
Tindakan Arkan
134
Dia?
135
Jangan sepelekan masalah kecil
136
Could Nine
137
Jangan ceroboh
138
Kenyataan yang asing
139
Pertemuan yang cukup
140
Hanya permainan
141
Bukan musuh
142
Hilang
143
Epilog [Season 2]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!