Tidak perlu di ganti

Loerenzo tersenyum lebar menggeleng. Bagus berseru mengatai Lorenzo.

"Santai dong lo." Lorenzo berteriak tidak terima.

Tanpa sadar dari pintu depan kelas langkah kaki wanita dengan pakaian guru masuk. Semua terdiam.

"APA?" Suara mengelegar Bu Ayu menanggapi Bagus dan Lorenzo. Arkan dan Justin langsung tenang bersama yang lainnya kecuali Bagus dan Lorenzo mereka masih di posisi mereka berkelahi bercanda dengan buku yang di gulung seperti untuk memukul Bagus.

Bu Ayu membuat Lorenzo dan Bagus terkejut mereka terdiam ditempatkan, Bagus yang langsung sadar segera membereskan kemejanya.

"Eh.. Ibuku yang cantik gimana kabar ibu hari ini, pasti baik ibu barusan bersemangat sekali, ya kan bu," ucap Lorenzo menggoda Bu Ayu. Bu Ayu menggeleng. Rayuan Lorenzo selalu keluar untuk melindunginya dari omelan bu Ayu. Bu Ayu paham itu.

Sedangkan Bagus sibuk mengancingkan bajunya dan memakai dasinya agar tidak di hukum bu Ayu.

Bu Ayu menggeleng mengetahui Bagus sibuk dengan kemeja putih dan dasinya.

Melangkah ke bangku Rita, bu Ayu memberikan satu buku paket dan menunjuk selembar lalu mengatakan sesuatu pada Rita.

"Ini kamu kerjakan halaman yang di tandai, bareng sama yang lainnya, gurunya enggak masuk hari ini," ucap Bu Ayu.

Rita mengangguk mengerti.

Seketika.

Bu Ayu berbalik meninggalkan Rita, menghampiri Arkan dan Justin lalu menghampiri Lorenzo dan Bagus.

"Kalian ini masih hari senin pagi udah berantakan." Omel Bu Ayu.

"Ibu-ibu.. Jangan marah nanti make up ibu luntur lo.. masih pagi lo bu," ucap Lorenzo membalik ucapan Bu Ayu barusan.

Bagus terdiam merutuki tingkah Lorenzo, mulut Lorenzo memang minta di amplas.

Bu Ayu tiba-tiba menarik telinga Lorenzo. Bagus langsung ngilu reflek memegang kedua telinganya.

"Pinter ya udah bisa jawab. Kamu saya kasih kerjaan mau?" Sambil menjewer telinga Lorenzo Bu Ayu bicara dengan lembut.

"Aa.. aak.. gak.. bu Maaf bu.. maaf.. saya kan mau belajar nanti.. Aaargh... iya bu maaf," ucap Lorenzo. Telinganya rasanya ingin lepas dari tempatnya.

Lorenzo menatap Bagus dan yang lainnya, malu rasanya.

Seketika tarikan telinga dari tangan Bu Ayu terlepas dari telinga Lorenzo.

Lorenzo mengusap telinganya yang panas dan memerah.

"Kamu itu bandel tapi, Kok ganteng, besok lagi kamu coba godain saya kamu saya kasih hukuman," ucap Bu Ayu sambil menatap Lorenzo.

"Berarti nanti boleh dong bu," ucap Lorenzo lagi.

Bu Ayu menggeleng.

Tangan Bagus langsung memebekap mulut Lorenzo.

"Maaf bu Pawangnya belum ada yang cocok jadi liar mulu," ucap Bagus. Satu kelas langsung tertawa. Temannya mengerti maksud pasang belum ada yang cocok itu karena Lorenzo seorang play boy.

Bu Ayu menghela nafasnya kasar. Berbalik berjalan keluar kelas. Lorenzo melepas tangan Bagus kasar.

"Aku padamu bu.." Suara keras Lorenzo. Bu Ayu tetap berjalan tidak menghiraukan.

Rita mulai melangkah ke depan mengambil spidol dan menuliskan beberapa soal lalu kalimat perintah untuk tugas yang sudah selesai segera di kumpulkan.

*

Kantin yang ramai dengan beberapa Siswa siswi dari kelas Sepuluh hingga dua belas ada.

Tidak semua di kantin tapi, ada juga yang di lapangan atau tetap didalam kelas.

Dinda diam di kelas dengan mencoret-coret kertas. Dinda menghitung dengan calculator pinjam pada Dodi tadi. Teman sekelasnya.

Kiran datang dengan membawa makanan kantin kekelas. Hanya roti dan air pengganjal perut untuk Dinda karena Dinda malas kekantin.

Kira melangkah duduk di kursinya dan melihat apa yang Dinda hitung sambil menyerahkan pesanan Dinda.

"Ngitung apaan lo?" Kira bertanya sambil Meminum pop icenya.

" Makasih, oh ini...Ran lo tahu gak harga hp yang sama kaya harga motor satu." Menatap Kiran. Kiran balik menatap Dinda santai mengangguk. Merogoh kantong tasnya.

"Ini?" Dinda melihat bentuk ponsel Kiran dan Arkan hampir sama. Lalu ini jika layarnya pecah harus ganti berapa. Dinda bingung memikirkan hal itu.

"Dinda, lo kenapa dah. Gue bener-bener bingung lo enggak cerita gue bingung bantuin lo nya." Kiran bersuara menghadap Dinda.

Dinda meletakan penanya lalu menutup bukunya. Mengambil ponsel Kiran dan mengembalikan pada Kiran.

Kiran menerimanya masih dengan perasaan bingung wajahnya juga masih heran.

"Gue enggak sengaja senggolan bahu sama kak Arkan tadi pagi, terus tasnya jatoh dan gak tahu nya didalam tasnya ada hpnya. Gue bloon banget gue malah cari Yeni tapi, enggak ketemu. Pas gue noleh ke Kak Arkan lagi layar hpnya retak pecah garis tiga gitu, gimana Kiran?"

Kiran melongo setelah mendengar semua penjelasan Dinda. Kiran kira Dinda tidak begitu ceroboh hingga orang lain menjadi korbannya. Tapi, Kak Arkan adalah korban kesekian kalinya dari kecerobohan Dinda.

"WHAT... DINDA.. MASALAH LO BERAT DIN... BERAT BANGET." Nada suara Kiran meninggi menanggapi penjelasan Dinda.

Dinda langsung lemas. Dinda bertambah frustasi. Kiran tidak berguna, bukannya memberi semangat jalan keluar malah langsung mengatainya mendapat masalah besar.

"Haa.. ran lo tega banget dah," ucap Dinda lemas rasanya ingin nangis.

Kiran kembali meminum pop icenya, Berpikir.

"Gue rasa lo harus minta maaf," ucap Kiran. Dinda yang sudah duduk tegak kembali lemas.

"Udah." Katanya dengan lemas.

Kiran kembali berpikir. Dinda sudah minta maaf lalu apa lagi yang harus di lakukan, mengganti rugi.

"Ganti rugi?" Ucap Kiran membuat Dinda menatap Kira sedikit bersemangat tapi, lebih banyak malasnya.

"Kalo gue rasa hpnya kak Arkan itu model terbaru dan hp gue ini enggak ada apa-apanya. Kalo sekarang mungkin harganya sepuluh jutaan tapi Kalo waktu Kak Arkan beli mungkin bukan sepuluh jutaan."

Dinda duduk mendengarkan Kiran.

"Lah.. kalo hp kayak lo retak layarnya gimana?" Tanya Dinda dengan lemas.

"Hp gue ada asuransinya kalo retak bawa ke tokonya yang gue beli waktu di tempatnya nanti keluar dah bagus lagi. Intinya hp kita di benerin pake syarat asuransi hp itu." Jawaban Kiran membuat Dinda lega seketika tapi, Dinda masih kurang nyaman.

Masalahnya Dinda membuat dirinya terlihat buruk didepan Kakak kelas idolanya.

"Terus kalo gue mau ganti rugi tiga ratus ribu cukup gak?" Ucap Dinda pada Kiran yang meminum Pop icenya dengan tenang dan begitu menikmati.

"Maaf Din gue kurang tau masalahnya hp anak konglongmerat yang lo rusakin," ucap Kiran.

Dinda tahu keluarga Arkan kaya. Tapi, rakyat jelata seperti Dinda bagaimana cara membuat ganti ruginya.

*

Pulang sekolah Dinda menunggu seseorang didepan gerbang. Kiran juga bersamanya. memainkan medsosnya, sekarang jempolnya sudah keriting mungkin.

Mobil Putih datang. Kiran mendanga dan tersenyum menoleh pada Dinda.

"Dinda gue balik duluan ya, gue doain semoga kak Arkan enggak masalah sama ulah lo," ucapnya sebelum menjauh. Setelah menaiki mobilnya Kiran melambai dari jendela mobil dan berlalu pergi bersama mobilnya.

Dinda masih memperhatikan beberapa siswa siswi yang keluar sekolah hingga yang terakhir keluar adalah Arkan bersama teman-temannya.

Dinda menghampirinya. Sebenernya malu banget, tapi, tanggung jawab buat barang orang rusak.

"Permisi." Arkan menoleh pada suara di belakangnya. Bagus Lorenzo dan Justin terdiam menatap Dinda. Arkan membalik tubuhnya menghadap Dinda.

Dinda hanya memanggil dan butuh bicara dengan Arkan tapi, semuanya menoleh menatap Dinda.

"Maaf kak, soal yang tadi pagi, Ehmm... kak maaf kalo kurang ajar, boleh tahu gak itu harga ponselnya berapa, A-aku bakalan ganti rugi layar hp kakak," ucap Dinda gugup ketakutan juga malu bercampur jadi satu. Wajahnya juga tidak berani menatap mata dan wajah Arkan lama-lama.

"Heh.. lo mau ngapain ganti in layarnya, harga yang lo tawarin buat ganti layar hp Arkan juga belum tentu cukup buat gantiin tu layar hp yang mahal," ucap Lorenzo. Seketika, Bagus membekap mulut Lorenzo. Arkan menoleh menatap Lorenzo dan seketika Lorenzo menunduk takut terdiam.

Arkan kembali menatap Dinda. Lorenzo malu dan menggaruk tengkuknya, Justin menepuk pipi Lorenzo berulang kali.

"Makanya mulut lo kondisi," ucap Justin terkekeh.

"Syukurin lo," ucap Bagus mengatainya.

Dinda sudah gemetar ketakutan Arkan tidak menjawab ucapan Dinda dengan terlalu lama diam. Sekarang Arkan sudah memakai helm dan naik ke atas motornya.

"Gak usah, Lain kali hati-hati." Suara Arkan dari balik helm. Dengan cepat Bagus dan Lorenzo melongo tidak percaya. Ada apa dengan Arkan bicara lebih dari dua kata pada perempuan, ini adalah keajaiban.

Selama dengan Arkan mereka belum pernah mendengar jika kata yang Arkan ucapkan bisa lebih dua kata pada perempuan yang membuat hpnya berlayar petir itu.

Justin juga langsung mengikuti Arkan. Lalu Lorenzo dan Bagus. Tinggal Dinda sendirian menatap semua motor teman-teman Arkan dan Arkan juga menjauh.

Jujur Dinda tidak nyaman tapi, jika Arkan mengatakannya sendiri untuk tidak memikirkannya dan menggantikannya. Dinda sedikit lega.

Dinda langsung keluar halaman sekolah lagi bersama siswi yang juga masih ada di sekolah menunggu jemput atau yang baru saja selesai latihan baris berbaris.

...*Baiknya seperti itu membuat rasa suka bertambah, tapi, apa rasa suka ini hanya sebatas idola atau lebih....

...~Dinda Alea*....

Terpopuler

Comments

Winsulistyowati

Winsulistyowati

Nyimak Ya Thor..👍💪

2022-05-17

1

erni erni

erni erni

sepertinya bagus ceritanya 😊

2022-02-25

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bersenggolan bahu
3 Ponsel layar petir
4 Tidak perlu di ganti
5 Mengalihkan perhatian, dengan bantuan.
6 Memperhatikan
7 Masalalu Arkan dan Rian
8 Rasa Simpati
9 Diam saja.
10 Anggap saja tidak lihat
11 Tidak suka.
12 Salah kirim
13 Memalukan
14 Keras kepala
15 Pertemuan nya dan mereka.
16 Terjun bebas
17 Depan perpustakaan.
18 Hanya kali ini
19 Tumpangan gratis
20 Sorakan
21 Bukan perhatian
22 Tidak asing
23 Singgah
24 Guru les dadakan
25 Warung pecel
26 Perhatiannya Dan seorang Teman
27 Ingin mencapai sesuatu
28 Cafes's
29 Cafes's
30 Rencana
31 Rencana
32 Kesabaran Arkan
33 Kesabaran Arkan
34 Seperti biasa
35 Seperti Biasa saja
36 Seharian
37 Seharian
38 Pulang bersama
39 Penjelasan
40 Penjelasan
41 Kabar buruk
42 Sakit
43 Pura-pura Amnesia
44 Ada yang hilang
45 Dinda dan Rian
46 Cemburu
47 Perintah Kakek
48 Kemenangan
49 Kemenangan
50 Gantungan Kunci
51 When that night
52 When that night
53 The Day... that won't stop!
54 The day that won't stop
55 Dinda
56 Dinda
57 Waktu
58 Permainan Buatan!
59 Masih terlelap
60 Maaf
61 Menjauh
62 Cerita
63 Bukan pelaku Tapi,
64 Permainan berubah
65 Permainan berubah
66 Petunjuk
67 Tidak akan menjauh
68 Tidak bisa bertemu
69 Tanpa...
70 Berhenti terlalu berlebihan
71 Kasihan
72 Menjauhinya
73 Aneh, beda banget!
74 Mungkin ada pilihan lain
75 Kebahagian mereka
76 Apa bisa?
77 Tenyata! dan harus menghindar!
78 Pergi
79 Pergi
80 Jarak yang jauh
81 Tidak bisa mendekati lagi
82 Tidak sama sekali melihat
83 Menemukanmu
84 Mengajarkan penghianat
85 Kejutan!!!!
86 Menjaga
87 Masalah belum selesai
88 Hampir!
89 Sekolah
90 Pembasmi serangga
91 Terbunuh
92 Mimpi yang nyata
93 Uncomfortable feeling
94 Malam!
95 Kenyataannya (Epilog)
96 Prolog [Season 2]
97 Bertemu di supermarket
98 Dinda kali yang aneh
99 Keluar kota
100 Sendirian
101 Salah Paham
102 Very disappointed
103 Marahan
104 Gak bisa marahan
105 Terimakasih yang banyak
106 ISTRI baik atau ANAK baik
107 Kesepakatan
108 Markas atau Nyonya Prawira
109 Kekacauan
110 Singa betina
111 Kecelakaan
112 Arkan Adalah...
113 Sikap bar-bar
114 Keadilan
115 Arisan
116 Belajar dari sesuatu
117 Hotel
118 Brithday My Wife
119 Ini kan...
120 Belajar
121 Tentang Thaliya dan Dinda
122 Berenang
123 Atap gedung
124 Demam
125 Rumah Kakek atau Rayhan
126 Khawatir
127 Apa bisa bernafas lega
128 Bukan menantu yang baik?
129 Keluarga kalangan atas
130 Pantas atau Tidak pantas
131 Hadiah !?
132 Hamil
133 Tindakan Arkan
134 Dia?
135 Jangan sepelekan masalah kecil
136 Could Nine
137 Jangan ceroboh
138 Kenyataan yang asing
139 Pertemuan yang cukup
140 Hanya permainan
141 Bukan musuh
142 Hilang
143 Epilog [Season 2]
Episodes

Updated 143 Episodes

1
Prolog
2
Bersenggolan bahu
3
Ponsel layar petir
4
Tidak perlu di ganti
5
Mengalihkan perhatian, dengan bantuan.
6
Memperhatikan
7
Masalalu Arkan dan Rian
8
Rasa Simpati
9
Diam saja.
10
Anggap saja tidak lihat
11
Tidak suka.
12
Salah kirim
13
Memalukan
14
Keras kepala
15
Pertemuan nya dan mereka.
16
Terjun bebas
17
Depan perpustakaan.
18
Hanya kali ini
19
Tumpangan gratis
20
Sorakan
21
Bukan perhatian
22
Tidak asing
23
Singgah
24
Guru les dadakan
25
Warung pecel
26
Perhatiannya Dan seorang Teman
27
Ingin mencapai sesuatu
28
Cafes's
29
Cafes's
30
Rencana
31
Rencana
32
Kesabaran Arkan
33
Kesabaran Arkan
34
Seperti biasa
35
Seperti Biasa saja
36
Seharian
37
Seharian
38
Pulang bersama
39
Penjelasan
40
Penjelasan
41
Kabar buruk
42
Sakit
43
Pura-pura Amnesia
44
Ada yang hilang
45
Dinda dan Rian
46
Cemburu
47
Perintah Kakek
48
Kemenangan
49
Kemenangan
50
Gantungan Kunci
51
When that night
52
When that night
53
The Day... that won't stop!
54
The day that won't stop
55
Dinda
56
Dinda
57
Waktu
58
Permainan Buatan!
59
Masih terlelap
60
Maaf
61
Menjauh
62
Cerita
63
Bukan pelaku Tapi,
64
Permainan berubah
65
Permainan berubah
66
Petunjuk
67
Tidak akan menjauh
68
Tidak bisa bertemu
69
Tanpa...
70
Berhenti terlalu berlebihan
71
Kasihan
72
Menjauhinya
73
Aneh, beda banget!
74
Mungkin ada pilihan lain
75
Kebahagian mereka
76
Apa bisa?
77
Tenyata! dan harus menghindar!
78
Pergi
79
Pergi
80
Jarak yang jauh
81
Tidak bisa mendekati lagi
82
Tidak sama sekali melihat
83
Menemukanmu
84
Mengajarkan penghianat
85
Kejutan!!!!
86
Menjaga
87
Masalah belum selesai
88
Hampir!
89
Sekolah
90
Pembasmi serangga
91
Terbunuh
92
Mimpi yang nyata
93
Uncomfortable feeling
94
Malam!
95
Kenyataannya (Epilog)
96
Prolog [Season 2]
97
Bertemu di supermarket
98
Dinda kali yang aneh
99
Keluar kota
100
Sendirian
101
Salah Paham
102
Very disappointed
103
Marahan
104
Gak bisa marahan
105
Terimakasih yang banyak
106
ISTRI baik atau ANAK baik
107
Kesepakatan
108
Markas atau Nyonya Prawira
109
Kekacauan
110
Singa betina
111
Kecelakaan
112
Arkan Adalah...
113
Sikap bar-bar
114
Keadilan
115
Arisan
116
Belajar dari sesuatu
117
Hotel
118
Brithday My Wife
119
Ini kan...
120
Belajar
121
Tentang Thaliya dan Dinda
122
Berenang
123
Atap gedung
124
Demam
125
Rumah Kakek atau Rayhan
126
Khawatir
127
Apa bisa bernafas lega
128
Bukan menantu yang baik?
129
Keluarga kalangan atas
130
Pantas atau Tidak pantas
131
Hadiah !?
132
Hamil
133
Tindakan Arkan
134
Dia?
135
Jangan sepelekan masalah kecil
136
Could Nine
137
Jangan ceroboh
138
Kenyataan yang asing
139
Pertemuan yang cukup
140
Hanya permainan
141
Bukan musuh
142
Hilang
143
Epilog [Season 2]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!