Memperhatikan

Dinda yang baru keluar dari tempat kerjanya barusan.

Seketika hujan turun Dinda lupa membawa payung. Kecewa di wajah Dinda.

Dinda melihat ada jalan lain agar dirinya tidak terlalu basah walaupun terkena hujan sedikit,

Halte bus.

Halte bus sekarang Dinda baru berdiri di bawah atapnya tas Dinda juga sedikit basah. Menepuk-nepuk pelan bajunya yang tercipta air hujan dan air genangan ketika berlari ke arah Halte.

Seketika sebuah payung dan jaket di berikan seseorang pada Dinda. Terkejut, Dinda menoleh menatap siapa orangnya.

"Eh, Rian, lo.. enggak deh, makasih jangan," ucap Dinda sambil melepas jaket dari bahunya tapi keburu di tahan Rian. Dinda menatap Rian dari dekat, Dinda mundur beberapa langkah. Melepas jaketnya dan memberikan payung itu pada Rian lagi.

"Maaf Rian, eh.. kak Rian maaf," ucap Dinda langsung pergi.

*

Kelas pagi sedang berlangsung di kelas lain. Di dalam kelas Dinda baru saja selesai berganti kaos olah raga pelajaran penjas.

Dinda dan Kira melangkah keluar kelas duluan lalu teman-teman perempuan lainnya yang baru saja masuk meletakan pakaian mereka didalam kelas. Karena loker mereka sempit dan sudah penuh dengan beberapa hal.

Ada juga yang meletakannya di loker.

"Dinda," ucap Rian dari arah lain.

Dinda mematung terdiam sedangkan Kiran menatap Rian yang mendekat lalu menatap Dinda.

"Kak.. kakak disini juga, Apa yang..." Dinda memundurkan langkahnya perlahan.

Rian menatap Dinda kecewa.

Kira menatap Rian penuh curiga.

"Murid baru ya?" Kiran menatap Rian.

Rian tersenyum ramah mengangguk.

"Maaf kak, Ayo ran kita harus ke lapangan kasian pak Samino nungguin kita," ucap Dinda mengalihkan pembicaraan. Dinda langsung menarik tangan Kiran begitu saja tanpa Kiran siap-siap.

Rian menatap kepergian Dinda dengan temannya, perlahan menjauh, wajah Rian lesu Tangan kanannya disampingnya, mengepal erat seketika.

Rian tidak bisa seperti ini, Rian tidak suka sikap Dinda yang sekarang .

Rian membalik tubuhnya meninggalkan tempatnya berdiri. Dari tempat yang baru saja Arkan lewati Arkan mendengar semua yang Dinda dan Rian bicarakan.

Rian adalah murid pindahan baru, Rian Orang terdekat Dinda, dulu bukan sekarang.

Masanya sudah berbeda, Dinda yang kini benar-benar menjauh dari Rian.

Arkan acuh melewati saja setelah Rian dan Dinda berpisah pergi.

Arkan masuk ke dalam kelasnya kembali. Tiba-tiba tatapan wajahnya melihat seseorang yang asing di dalam kelasnya tatapan Arkan tajam menatap orang itu, Rian Daman.

*

"Bailah anak-anak, silakan buka halaman berikutnya kerjakan soalnya setelah itu kumpulkan sebelum waktu istirahat pertama tiba, David nanti bawa semua tugasnya ke kantor saya tunggu," ucap Bu Siska guru Bahasa Inggris.

David mengangguk mengiyakan ucapan Bu Siska.

Di lapangan Dinda dan Kiran sedang pemanasan dengan semua temannya, Dinda sedang tidak fokus seketika terkandung dan jatuh.

"Dinda, Kamu ngapain bisa jatoh, dimana pikiran kamu, fokus!" teguran Pak Samino membuat Dinda mengangguk takut.

Selesai jam olahraga, pelajaran penjas.

Berjalan di depan kelasnya tidak sengaja Syifa dan gengnya berdiri didepan kelas Dinda lalu melihat Dinda dan Kiran habis berolah raga.

"Hay." Sapanya.

Dinda masuk kedalam kelas mengambil pakaiannya untuk ganti di toilet.

Bruak...

"Lo.. apaan lo berani, berani ya deket-deket sama Arkan, Arkan itu cuman buat gue, gue udah deket sama dia dari kecil Lo jangan sampe berharap kalo Arkan bakalan noleh ke elo!" ucap Syifa menunjuk wajah Dinda.

Kiran menatap ada yang tidak beres nantinya.

Tangan Syifa di tepi perlahan oleh tangan Dinda dari depan Wajah Dinda.

Dinda tersenyum mengejek.

"Kak Enggak cape kakak itu cari masalah terus sama aku, padahal aku enggak gangguin kakak sama sekali lo," ucap Dinda dengan berani.

Dinda menyenggol bahu Syifa seketika.

"Sialan lo, Anak pelacur lo," ucap Syifa seketika berhasil membuat Dinda berhenti dan berbalik menatap Syifa marah.

"Heh.. Bener dia anak pelacur, siapa bapak lo? yaaa ampun jijik gue ngomong sama sampah kayak..." ucap Syifa lagi menatap Dinda dari atas sampe bawah lalu tersenyum remeh.

Kiran tidak bisa diam saja, Kelas juga sepi karena beberapa dari mereka sudah ke kantin dan tidak ada yang datang ke kelas selain Dinda dan Kiran sekarang.

"Jaga mulut lo ya!" ucap Dinda menatap marah pada Syifa.

"Huuh.. marah!" ucap Sifa mengejek Dinda. Semua teman-tan Syifa tertawa kecil, Kiran melangkah langsung di tahan teman-teman Syifa.

"Apa lo mau sok berani!" ucap Syifa menantang Kiran.

Kiran tertahan oleh pegangan tangannya oleh kedua teman Syifa.

Syifa melangkah. Mendekat ke depan Dinda berdiri melipat tangannya tersenyum menatap Dinda dari atas sampai bawah menggeleng berdecak dengan tersenyum remeh.

Dinda makin marah, kepalanya tangannya semakin keras. Dinda menahan perasaan marahnya.

"Mau marah lo, nih.. marah pukul gue, setelah itu gue sebarin kalo Mama lo! pelacur! Gara-gara mamah lo papah gue harus tanggung jawab padahal papa gue enggak salah sama mama lo, Beruntung ya lo punya papa gue yang kaya... YANG baik... banget huuu!... sangat baik, tapi, lo sombong banget sama gue," ucap Syifa.

"Syifa, busuk lo, cantik kok beraninya nyampah, gak guna banget," ucap Kiran nada yang tinggi marah.

Syifa menoleh menatap Kiran dengan tatapan tajam tak suka.

"Ck..ck.. diem lo, gue enggak urusan sama lo, gue mau Dia, temen lo, Dinda, jangan deketin Arkan," ucap Syifa menunjuk Dinda lagi.

Kiran heran menatap Syifa bingung.

"Tunggu, Kayaknya lo deh yang ngejar Arkan padahal enggak pernah di anggep, lah, Dinda kan cuman sebabpin masalahnya karena gak sengaja," ucap Kiran membela Dinda.

Syifa menatap marah Kiran lalu menatap Dinda.

"Bodo.. yang penting Arkan gebetan gue dan lo sebagai anak ingusan yang berasal dari rahim pelacur diem aja jangan ngerebut apapun lagi dari gue, kalo gak, gue bakalan sebarin kalo lo anak haram," ucap Syifa.

Berjalan menyenggol bahu Dinda kasar, hingga Dinda mundur beberapa langkah. Dinda menunduk perlahan mengangkat wajahnya.

Kiran di lepaskan dari pegangan tangannya dari kedua teman Syifa lalu mereka juga ikut keluar.

Kiran menghampiri Dinda dan memeluknya.

"Dah lah Din, tu mulut mak lampiran emang minta di amplas," ucap Kiran kesal.

Dinda berbalik mengambil pakaiannya dan keluar bersama Kiran.

*

Di dalam perpustakaan Arkan baru saja mengembalikan bukunya.

Dari arah lainnya Dinda datang dengan tidak sengaja melihat Arkan. Dinda berpura-pura tidak melihat.

Tapi, Dinda gatal jika tidak menyapa padahal idolanya ada di sampingnya.

"Hay..Kak Arkan," ucap Dinda.

Arkan tidak menanggapi. Dinda pergi dari sana meninggalkan Arkan. Arkan masih tetap terdiam.

Dinda menatap ke arah belakang tidak memperhatikan bagian depannya ketika berjalan. Seketika meja besar di tabrakan membuat gaduh seketika.

"Heehe. maaf, maaf." Dinda memungut buku yang disenggolnya.

*

Setelah dari toilet mengganti pakaiannya Dinda pergi keperpustakaan untuk meminjam buku.

Kiran juga langsung ke kantin dan akan bertemu kembali di kelas.

Arkan diam-diam memperhatikan Dinda yang masih merapikan buku yang berjatuhan.

Arkan tidak tahu kenapa rasanya ia tertarik tapi, Arkan tidak ingin ada perasaan ini dirinya trauma dengan hubungan.

Arkan melangkah pergi keluar perpustakaan melewati Dinda.

Dinda seketika sadar jika Arkan melewatinya. Arkan tetap acuh ketika Dinda menoleh akan memperhatikannya. Dinda menghela nafas ketika Arkan keluar melewatinya.

Episodes
1 Prolog
2 Bersenggolan bahu
3 Ponsel layar petir
4 Tidak perlu di ganti
5 Mengalihkan perhatian, dengan bantuan.
6 Memperhatikan
7 Masalalu Arkan dan Rian
8 Rasa Simpati
9 Diam saja.
10 Anggap saja tidak lihat
11 Tidak suka.
12 Salah kirim
13 Memalukan
14 Keras kepala
15 Pertemuan nya dan mereka.
16 Terjun bebas
17 Depan perpustakaan.
18 Hanya kali ini
19 Tumpangan gratis
20 Sorakan
21 Bukan perhatian
22 Tidak asing
23 Singgah
24 Guru les dadakan
25 Warung pecel
26 Perhatiannya Dan seorang Teman
27 Ingin mencapai sesuatu
28 Cafes's
29 Cafes's
30 Rencana
31 Rencana
32 Kesabaran Arkan
33 Kesabaran Arkan
34 Seperti biasa
35 Seperti Biasa saja
36 Seharian
37 Seharian
38 Pulang bersama
39 Penjelasan
40 Penjelasan
41 Kabar buruk
42 Sakit
43 Pura-pura Amnesia
44 Ada yang hilang
45 Dinda dan Rian
46 Cemburu
47 Perintah Kakek
48 Kemenangan
49 Kemenangan
50 Gantungan Kunci
51 When that night
52 When that night
53 The Day... that won't stop!
54 The day that won't stop
55 Dinda
56 Dinda
57 Waktu
58 Permainan Buatan!
59 Masih terlelap
60 Maaf
61 Menjauh
62 Cerita
63 Bukan pelaku Tapi,
64 Permainan berubah
65 Permainan berubah
66 Petunjuk
67 Tidak akan menjauh
68 Tidak bisa bertemu
69 Tanpa...
70 Berhenti terlalu berlebihan
71 Kasihan
72 Menjauhinya
73 Aneh, beda banget!
74 Mungkin ada pilihan lain
75 Kebahagian mereka
76 Apa bisa?
77 Tenyata! dan harus menghindar!
78 Pergi
79 Pergi
80 Jarak yang jauh
81 Tidak bisa mendekati lagi
82 Tidak sama sekali melihat
83 Menemukanmu
84 Mengajarkan penghianat
85 Kejutan!!!!
86 Menjaga
87 Masalah belum selesai
88 Hampir!
89 Sekolah
90 Pembasmi serangga
91 Terbunuh
92 Mimpi yang nyata
93 Uncomfortable feeling
94 Malam!
95 Kenyataannya (Epilog)
96 Prolog [Season 2]
97 Bertemu di supermarket
98 Dinda kali yang aneh
99 Keluar kota
100 Sendirian
101 Salah Paham
102 Very disappointed
103 Marahan
104 Gak bisa marahan
105 Terimakasih yang banyak
106 ISTRI baik atau ANAK baik
107 Kesepakatan
108 Markas atau Nyonya Prawira
109 Kekacauan
110 Singa betina
111 Kecelakaan
112 Arkan Adalah...
113 Sikap bar-bar
114 Keadilan
115 Arisan
116 Belajar dari sesuatu
117 Hotel
118 Brithday My Wife
119 Ini kan...
120 Belajar
121 Tentang Thaliya dan Dinda
122 Berenang
123 Atap gedung
124 Demam
125 Rumah Kakek atau Rayhan
126 Khawatir
127 Apa bisa bernafas lega
128 Bukan menantu yang baik?
129 Keluarga kalangan atas
130 Pantas atau Tidak pantas
131 Hadiah !?
132 Hamil
133 Tindakan Arkan
134 Dia?
135 Jangan sepelekan masalah kecil
136 Could Nine
137 Jangan ceroboh
138 Kenyataan yang asing
139 Pertemuan yang cukup
140 Hanya permainan
141 Bukan musuh
142 Hilang
143 Epilog [Season 2]
Episodes

Updated 143 Episodes

1
Prolog
2
Bersenggolan bahu
3
Ponsel layar petir
4
Tidak perlu di ganti
5
Mengalihkan perhatian, dengan bantuan.
6
Memperhatikan
7
Masalalu Arkan dan Rian
8
Rasa Simpati
9
Diam saja.
10
Anggap saja tidak lihat
11
Tidak suka.
12
Salah kirim
13
Memalukan
14
Keras kepala
15
Pertemuan nya dan mereka.
16
Terjun bebas
17
Depan perpustakaan.
18
Hanya kali ini
19
Tumpangan gratis
20
Sorakan
21
Bukan perhatian
22
Tidak asing
23
Singgah
24
Guru les dadakan
25
Warung pecel
26
Perhatiannya Dan seorang Teman
27
Ingin mencapai sesuatu
28
Cafes's
29
Cafes's
30
Rencana
31
Rencana
32
Kesabaran Arkan
33
Kesabaran Arkan
34
Seperti biasa
35
Seperti Biasa saja
36
Seharian
37
Seharian
38
Pulang bersama
39
Penjelasan
40
Penjelasan
41
Kabar buruk
42
Sakit
43
Pura-pura Amnesia
44
Ada yang hilang
45
Dinda dan Rian
46
Cemburu
47
Perintah Kakek
48
Kemenangan
49
Kemenangan
50
Gantungan Kunci
51
When that night
52
When that night
53
The Day... that won't stop!
54
The day that won't stop
55
Dinda
56
Dinda
57
Waktu
58
Permainan Buatan!
59
Masih terlelap
60
Maaf
61
Menjauh
62
Cerita
63
Bukan pelaku Tapi,
64
Permainan berubah
65
Permainan berubah
66
Petunjuk
67
Tidak akan menjauh
68
Tidak bisa bertemu
69
Tanpa...
70
Berhenti terlalu berlebihan
71
Kasihan
72
Menjauhinya
73
Aneh, beda banget!
74
Mungkin ada pilihan lain
75
Kebahagian mereka
76
Apa bisa?
77
Tenyata! dan harus menghindar!
78
Pergi
79
Pergi
80
Jarak yang jauh
81
Tidak bisa mendekati lagi
82
Tidak sama sekali melihat
83
Menemukanmu
84
Mengajarkan penghianat
85
Kejutan!!!!
86
Menjaga
87
Masalah belum selesai
88
Hampir!
89
Sekolah
90
Pembasmi serangga
91
Terbunuh
92
Mimpi yang nyata
93
Uncomfortable feeling
94
Malam!
95
Kenyataannya (Epilog)
96
Prolog [Season 2]
97
Bertemu di supermarket
98
Dinda kali yang aneh
99
Keluar kota
100
Sendirian
101
Salah Paham
102
Very disappointed
103
Marahan
104
Gak bisa marahan
105
Terimakasih yang banyak
106
ISTRI baik atau ANAK baik
107
Kesepakatan
108
Markas atau Nyonya Prawira
109
Kekacauan
110
Singa betina
111
Kecelakaan
112
Arkan Adalah...
113
Sikap bar-bar
114
Keadilan
115
Arisan
116
Belajar dari sesuatu
117
Hotel
118
Brithday My Wife
119
Ini kan...
120
Belajar
121
Tentang Thaliya dan Dinda
122
Berenang
123
Atap gedung
124
Demam
125
Rumah Kakek atau Rayhan
126
Khawatir
127
Apa bisa bernafas lega
128
Bukan menantu yang baik?
129
Keluarga kalangan atas
130
Pantas atau Tidak pantas
131
Hadiah !?
132
Hamil
133
Tindakan Arkan
134
Dia?
135
Jangan sepelekan masalah kecil
136
Could Nine
137
Jangan ceroboh
138
Kenyataan yang asing
139
Pertemuan yang cukup
140
Hanya permainan
141
Bukan musuh
142
Hilang
143
Epilog [Season 2]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!