Anggap saja tidak lihat

Arkan menghela nafasnya panjang. Membaca dua pesan dari nomer asing yang isinya mengatakan namanya Dinda.

Arkan menyalakan ponselnya melihat seluruhnya memeriksa lalu melihat layarnya. Rapih bersih.

Mengembalikan semuanya ke ponsel dan mengaktifkan semua,

di ponselnya Leptopnya tidak di matikan Arkan mengambil buku sekolah dan juga dokumen yang ada di atas meja belajarnya.

Mempelajari semuanya.

Seketika pintu terbuka. Nenek yang masuk. Nenek melangkah ke balkon ketika melihat laptop Arkan menyala di sana.

"Arkan....Sudah lebih baik," ucap Nenek bertanya dengan Hati-hati.

Arkan mengangguk.

Nenek tidak ingin mengganggu Arkan tapi, Nenek ingin tahu kabar Arkan apakah baik-baik saja.

"Kalo gitu nenek keluar dulu, sini kompresan esnya biar nenek yang bawa," ucap Nenek dengan lembut.

Arkan menyentuh tangan neneknya ketika akan meraih kompresan es.

"Biarin Arkan," ucapnya singkat datar dan masih dengan nada sopan.

Semarahnya Arkan, Arkan tidak ingin melihat neneknya sedih, walaupun semua yang kakeknya katakan tidak berdasar tidak seperti perkiraan. Arkan akan tetap diam karena jika Arkan bicara itu akan percuma.

Arkan menatap neneknya lembut sedikit tersenyum.

"Ya sudah, nenek istirahat, jangan tidur terlalu malam. Tidak baik, apa kamu sudah lihat berkas diatas meja belajar."

Arkan mengangguk dengan pertanyaan nenek.

"Iya."

"Hm... Maaf ya, nenek tidak bisa menghentikan kakek kamu lagi, jika merasa lelah jangan ragu istirahat, cerita sama nenek kalo kamu pengen cerita. Nenek tahu, kamu sudah sangat lelah sekolah dan kerja bengkel lalu kakek menambahkanmu belajar tentang berkas dokumen perusahaan."

Arkan menatap nenek menepuk tangan neneknya pelan.

"Nenek keluar, lelah ingin tidur," ucap Nenek dengan tatapan lembut tidak lupa mengusap kepala Arkan sebelum keluar pergi dari samping Arkan. Arkan mengangguk pelan sekali.

Arkan kembali sendirian di dalam kamarnya.

*

Dua jam berlalu pukul sebelas malam hampir Arkan lewati. Arkan masuk ke dalam membawa semuanya masuk meletakan berkas, laptop ponsel dan buku pelajaran sekolah di samping laptop dan ponselnya.

Arkan membawa keluar alat kompresan itu turun kebawah. Merapikannya kembali dan menyimpannya di tempat semula. Ketika akan kembali menaiki tangga Arkan mendengar pembicaraan Kakeknya tentang perusahaan yang hampir memiliki banyak hutang Kakek terdengar frustasi.

Arkan segera melanjutkan langkahnya kembali ke dalam kamarnya, Arkan tidak ingin kakeknya malah melampiaskan emosinya pada Arkan lagi, Arkan tidak masalah tapi, kakeknya apa akan baik-baik saja.

Pintu kamar Arkan yang berwarna putih kembali tertutup rapat dari dalam.

Arkan membayangkan semua yang kakeknya lakukan padanya dulu hingga tamparan yang kakeknya berikan tadi.

Arkan pergi duduk di tepi kasur. Laci nakas kembali Arkan buka, Foto yang sering Arkan lihat. Arkan tidak mau memajangnya. Arkan suka jika foto itu di simpan didalam laci.

"Mamah papah," suara Arkan terdengar menyedihkan. Suara yang berusaha menahan tangis.

*

Pagi hari yang cerah.

Arkan bersiap untuk menyalakan motornya. Seketika terhenti ketika kelakson mobil yang baru memasuki halaman rumah.

Seseorang turun dari sana.

"Tuan Muda," sapanya. Orang kepercayaan kakeknya yang selalu mengikuti dan mengawasi Arkan belakangan ini.

Arkan, Tidak menanggapinya Arkan memilih menyalakan mesin motornya. Berlalu pergi begitu saja meninggalkan orang itu menyapa Arkan.

Seperti biasa Pak Joko selalu mendapat kelakson dan kata terimakasih dari Arkan setelah pintu gerbang di bukakan oleh Pak Joko.

*

Sekolah hari ini penuh dengan masalah untuk Dinda. Beberapa menit yang lalu Dinda dan semua murid masuk kedalam kelas karena waktunya tiba.

Pak Udin masuk ke dalam kelas.

Ketika semua mengeluarkan buku tugas Dinda menatap khawatir dan takut.

"Lo kenapa Din?" Kiran menatap Dinda yang kebingungan.

"Gue lupa bawa buku Pr... semalem udah... Aa..." Dinda terkejut ketika penggaris memukul meja guru ketika Dinda sedang berbisik pada Kiran.

Ternyata Pak Udin tidak sengaja menjatuhkan penggarisnya.

Dinda sudah benar-benar terkejut.

"Kamu kenapa berteriak berlebih, itu hanya penggaris yang jatoh," ucap Pak Udin. Dengan kacamatanya di benarkan. Pak Udin menatap selidik, curiga pada Dinda.

Dinda yang mulai ketakutan karena tatapan Pak Udin benar-benar seram dan membuat risih.

"Ma-maaf pak.. Saya enggak bawa buku pr, Lupa."

Taak...Penggaris di hantam pada meja datar.

Sambil membenarkan kaca matanya pak Udin menatap seluruh murid dikelas.

"Siapa lagi yang tidak membawa tidak mengerjakan tugas dari saya."

Tidak ada, tidak ada yang berdiri. Dinda malu dirinya sendiri yang lupa biasanya dirinya ingat kenapa sekarang teledor.

"Dinda.. sekarang kamu keluar ambil alat bersih-bersih. Minta pak Yoyo untuk mencarikan halaman yang kotor dengan daun kering. Selama pelajaran saya kamu bersihkan lapangan, capek istirahat, nanti saya periksa kerja kamu." Jelas pak Udin pada Dinda.

Dinda mengangguk.

Melangkah kelaur kelas Dinda menahan malu. Pelajaran kembali berlangsung.

*

Arkan baru sampai di sekolah tidak lama bel masuk berbunyi. Arkan langsung pergi kekelasnya tanpa basa basi. Seketika tidak sengaja ketika akan melewati koridor tatapan Dinda melakukan kontak mata dengannya. Dengan malu Dinda mengalihkannya berpura-pura tidak lihat. Arkan cuek saja. Melewati Dinda begitu saja menuju kelasnya.

Arkan sampai di kelas duduk dan meletakan tasnya. mengelurkan buku. Bu Siska masuk memberikan pelajaran.

Setelah beberapa menit Bu Siska meminta Arkan membawakan buku-buku tebal itu kedalam perpus karena teman yang lainnya belum selesai mengerjakan soal latihan. Sedangkan Arkan sudah selesai dan di nilai.

Arkan mengangguk menjalankan perintah Bu Siska.

Sampai Arkan didepan perpustakaan Arkan masuk dan mengembalikan buku yang Bu Siska bawa pada petugas perpustakaan.

Ketika itu mata Arkan tidak sengaja melihat Dinda.

Arkan acuh saja. Berpura-pura tidak melihat padahal Dinda yang menyapu itu melihat Arkan dari datang hingga keluar lagi dari perpustakaan.

*

Dinda mendatangi Pak yoyo petugas bersih-bersih sekolah. Dinda minta di beritahu tempatnya.

Pak yoyo pun menemani Dinda memberi tahukannya. Sebelumnya Pak Yoyo juga sudah di beri kabar pak Udin.

"Mari Neng," ucap Pak Yoyo mengajak Dinda. Dinda yang mengerti mengikuti Pak Yoyo.

Pak Yoyo memberikan alat bersih-bersih halaman untuk menyapu dedaunan kering.

"Kita ke lapangan basket," ucap Pak Yoyo. Dengan tersenyum tipis Dinda Mengangguk.

"Iya pak," jawabnya.

Dinda dan Pak Yoyo sudah membersihkan lapangan basket lalu beralih ke depan halaman depan ruang guru dekat perpustakaan.

Ketika barusan tiba. Dinda melihat Arkan membawa lima buku tebal Masuk kedalam perpustakaan Arkan tidak melihat Dinda tapi, ketika keluar perpustakaan tidak sengaja tatapannya bertemu. Dinda langsung sadar dan berbalik berpura-pura tidak melihat.

Rasanya Dinda benar-benar malu.. haah.. ingin tenggelam rasanya.

Dinda berbalik lagi melihat Arkan sudah menjauh.

Dua jam berlalu jam pelajaran Pak Udin berakhir bersamaan itu Pak Udin datang menghampiri Dinda dan Pak Yoyo.

"Bagus? dia mengerjakannya pak," ucap Pak Udin pada Pak Yoyo.

"Iya pak, Neng Dinda sudah membersihkan beberapa tempat yang daun keringanya sedang banyak berjatuhan juga dekat lapangan Basket," jelas Pak Yoyo pada Pak Udin.

Pak Udin mengangguk.

Menatap Dinda. Dinda menunduk diam sambil menyapu.

"Hukuman kamu selesai besok jangan di ulangi lagi, Tugas kamu di tambah tanya teman-temanmu nanti," ucap Pak Udin.

Dinda berbalik menatap Pak Udih takut.

"Iya pak, makasih pak."

Pak Udin berdehem menatap Dinda, lalu mengeleng dan pergi dari sana.

...Cast......

...Teman-teman Arkan......

...Sumber: pinterest...

Episodes
1 Prolog
2 Bersenggolan bahu
3 Ponsel layar petir
4 Tidak perlu di ganti
5 Mengalihkan perhatian, dengan bantuan.
6 Memperhatikan
7 Masalalu Arkan dan Rian
8 Rasa Simpati
9 Diam saja.
10 Anggap saja tidak lihat
11 Tidak suka.
12 Salah kirim
13 Memalukan
14 Keras kepala
15 Pertemuan nya dan mereka.
16 Terjun bebas
17 Depan perpustakaan.
18 Hanya kali ini
19 Tumpangan gratis
20 Sorakan
21 Bukan perhatian
22 Tidak asing
23 Singgah
24 Guru les dadakan
25 Warung pecel
26 Perhatiannya Dan seorang Teman
27 Ingin mencapai sesuatu
28 Cafes's
29 Cafes's
30 Rencana
31 Rencana
32 Kesabaran Arkan
33 Kesabaran Arkan
34 Seperti biasa
35 Seperti Biasa saja
36 Seharian
37 Seharian
38 Pulang bersama
39 Penjelasan
40 Penjelasan
41 Kabar buruk
42 Sakit
43 Pura-pura Amnesia
44 Ada yang hilang
45 Dinda dan Rian
46 Cemburu
47 Perintah Kakek
48 Kemenangan
49 Kemenangan
50 Gantungan Kunci
51 When that night
52 When that night
53 The Day... that won't stop!
54 The day that won't stop
55 Dinda
56 Dinda
57 Waktu
58 Permainan Buatan!
59 Masih terlelap
60 Maaf
61 Menjauh
62 Cerita
63 Bukan pelaku Tapi,
64 Permainan berubah
65 Permainan berubah
66 Petunjuk
67 Tidak akan menjauh
68 Tidak bisa bertemu
69 Tanpa...
70 Berhenti terlalu berlebihan
71 Kasihan
72 Menjauhinya
73 Aneh, beda banget!
74 Mungkin ada pilihan lain
75 Kebahagian mereka
76 Apa bisa?
77 Tenyata! dan harus menghindar!
78 Pergi
79 Pergi
80 Jarak yang jauh
81 Tidak bisa mendekati lagi
82 Tidak sama sekali melihat
83 Menemukanmu
84 Mengajarkan penghianat
85 Kejutan!!!!
86 Menjaga
87 Masalah belum selesai
88 Hampir!
89 Sekolah
90 Pembasmi serangga
91 Terbunuh
92 Mimpi yang nyata
93 Uncomfortable feeling
94 Malam!
95 Kenyataannya (Epilog)
96 Prolog [Season 2]
97 Bertemu di supermarket
98 Dinda kali yang aneh
99 Keluar kota
100 Sendirian
101 Salah Paham
102 Very disappointed
103 Marahan
104 Gak bisa marahan
105 Terimakasih yang banyak
106 ISTRI baik atau ANAK baik
107 Kesepakatan
108 Markas atau Nyonya Prawira
109 Kekacauan
110 Singa betina
111 Kecelakaan
112 Arkan Adalah...
113 Sikap bar-bar
114 Keadilan
115 Arisan
116 Belajar dari sesuatu
117 Hotel
118 Brithday My Wife
119 Ini kan...
120 Belajar
121 Tentang Thaliya dan Dinda
122 Berenang
123 Atap gedung
124 Demam
125 Rumah Kakek atau Rayhan
126 Khawatir
127 Apa bisa bernafas lega
128 Bukan menantu yang baik?
129 Keluarga kalangan atas
130 Pantas atau Tidak pantas
131 Hadiah !?
132 Hamil
133 Tindakan Arkan
134 Dia?
135 Jangan sepelekan masalah kecil
136 Could Nine
137 Jangan ceroboh
138 Kenyataan yang asing
139 Pertemuan yang cukup
140 Hanya permainan
141 Bukan musuh
142 Hilang
143 Epilog [Season 2]
Episodes

Updated 143 Episodes

1
Prolog
2
Bersenggolan bahu
3
Ponsel layar petir
4
Tidak perlu di ganti
5
Mengalihkan perhatian, dengan bantuan.
6
Memperhatikan
7
Masalalu Arkan dan Rian
8
Rasa Simpati
9
Diam saja.
10
Anggap saja tidak lihat
11
Tidak suka.
12
Salah kirim
13
Memalukan
14
Keras kepala
15
Pertemuan nya dan mereka.
16
Terjun bebas
17
Depan perpustakaan.
18
Hanya kali ini
19
Tumpangan gratis
20
Sorakan
21
Bukan perhatian
22
Tidak asing
23
Singgah
24
Guru les dadakan
25
Warung pecel
26
Perhatiannya Dan seorang Teman
27
Ingin mencapai sesuatu
28
Cafes's
29
Cafes's
30
Rencana
31
Rencana
32
Kesabaran Arkan
33
Kesabaran Arkan
34
Seperti biasa
35
Seperti Biasa saja
36
Seharian
37
Seharian
38
Pulang bersama
39
Penjelasan
40
Penjelasan
41
Kabar buruk
42
Sakit
43
Pura-pura Amnesia
44
Ada yang hilang
45
Dinda dan Rian
46
Cemburu
47
Perintah Kakek
48
Kemenangan
49
Kemenangan
50
Gantungan Kunci
51
When that night
52
When that night
53
The Day... that won't stop!
54
The day that won't stop
55
Dinda
56
Dinda
57
Waktu
58
Permainan Buatan!
59
Masih terlelap
60
Maaf
61
Menjauh
62
Cerita
63
Bukan pelaku Tapi,
64
Permainan berubah
65
Permainan berubah
66
Petunjuk
67
Tidak akan menjauh
68
Tidak bisa bertemu
69
Tanpa...
70
Berhenti terlalu berlebihan
71
Kasihan
72
Menjauhinya
73
Aneh, beda banget!
74
Mungkin ada pilihan lain
75
Kebahagian mereka
76
Apa bisa?
77
Tenyata! dan harus menghindar!
78
Pergi
79
Pergi
80
Jarak yang jauh
81
Tidak bisa mendekati lagi
82
Tidak sama sekali melihat
83
Menemukanmu
84
Mengajarkan penghianat
85
Kejutan!!!!
86
Menjaga
87
Masalah belum selesai
88
Hampir!
89
Sekolah
90
Pembasmi serangga
91
Terbunuh
92
Mimpi yang nyata
93
Uncomfortable feeling
94
Malam!
95
Kenyataannya (Epilog)
96
Prolog [Season 2]
97
Bertemu di supermarket
98
Dinda kali yang aneh
99
Keluar kota
100
Sendirian
101
Salah Paham
102
Very disappointed
103
Marahan
104
Gak bisa marahan
105
Terimakasih yang banyak
106
ISTRI baik atau ANAK baik
107
Kesepakatan
108
Markas atau Nyonya Prawira
109
Kekacauan
110
Singa betina
111
Kecelakaan
112
Arkan Adalah...
113
Sikap bar-bar
114
Keadilan
115
Arisan
116
Belajar dari sesuatu
117
Hotel
118
Brithday My Wife
119
Ini kan...
120
Belajar
121
Tentang Thaliya dan Dinda
122
Berenang
123
Atap gedung
124
Demam
125
Rumah Kakek atau Rayhan
126
Khawatir
127
Apa bisa bernafas lega
128
Bukan menantu yang baik?
129
Keluarga kalangan atas
130
Pantas atau Tidak pantas
131
Hadiah !?
132
Hamil
133
Tindakan Arkan
134
Dia?
135
Jangan sepelekan masalah kecil
136
Could Nine
137
Jangan ceroboh
138
Kenyataan yang asing
139
Pertemuan yang cukup
140
Hanya permainan
141
Bukan musuh
142
Hilang
143
Epilog [Season 2]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!