Elis menindih badan Ardy diatas sofa. Karena kakinya tersandung sehingga badanya menempel pada Ardy. Bukanya menahanya Ardy malah memeluk sebagian badan Elis. Akhirnya mereka bertatapan lama, dan Ardy mendekatkan bibirnya kemuka Elis. Semakin dekat bahkan nafasnya terasa dan terdengar ditelinga. Tapi kemudian Ardy menarik wajahnya kebelakang dan menolong Elis supaya berdiri. Entah apa yang membuat Ardy terkaget dan mengurungkan niatnya.
"Maaf Ar. Aku tidak sengaja." Kata Elis merasa kecewa karena Ardy mengurungkan niatnya, padahal tadi dadanya berdebar kencang dan mengira Ardy akan menciumnya.
Hemmm..... Ardy mengangguk dan mengambil berkasnya yang jatuh kelantai. Elis mengambil hpnya dan mengirim pesan. Ngga berapa lama kemudian pintu diketuk dan seseorang masuk mengantarkan makanan yang mereka pesan.
Merekapun makan bersama dan ada sedikit kecanggungan karena apa yang baru saja terjadi.
Nadiya menerima pesan dari temanya untuk mengikuti reuni sekolah mereka. Wajahnya menjadi ceria kembali setelah beberapa saat galau karena hal yang tak begitu jelas tentang penyakitnya. Dan suaminya juga belum pulang untuk menjelaskanya.
Itu adalah reuni SMA dimana dulu Nadiya bersekolah. Nadiya suka kegiatan yang berhubungan dengan alam. Seperti mendaki gunung, mengabiskan senja dipantai atau mendirikan tenda di hutan. Semua itu adalah kegiatan yang dia ikuti saat masih remaja bersama teman-temanya.
"Kapan acaranya Vir?"
"Besok."
"Tapi kita mulai dari malam ini acaranya Nad?"
"Ohh gitu? Mendadak banget ya?"
"Sorry Nad. Gue baru kasih kabar. Gue cari-cari no kamu susah banget. Dan baru dapet dari Dara."
"Ohh. Jadi Dara juga ikut ya?"
"Iya."
"Oke. Sampai ketemu nanti malam ya?"
Nadiya memberikan pesan pada Ardy untuk ikut reuni dengan teman-temannya. Dan meminta Ardy datang ke acara reuninya.
Sementara dengan perasaan bahagia Nadiya menyiapkan baju dan beberapa kebutuhan lainya. Rasanya sangat senang setelah sekian lama bisa berkumpul dengan teman-teman SMA nya. Tapi tiba-tiba Nadiya mengerucut kan mulutnya, saat ingatannya melayang pada sosok yang menjadi alasanya menikah dengan Ardy.
Dia adalah alasan Nadiya menikah dengan Ardy tanpa mengenalnya lebih jauh. Dia adalah alasan Nadiya meninggalkan kampung halamannya dan pergi ke kota lain. Dia adalah alasan Nadiya bersembunyi dan menjauh dari teman-teman dimasa yang lalu. Ya dia adalah alasan bagi semua perubahan yang terjadi pada Nadiya.
Riko, sudah lama tak ingin kusebut nama itu. Sudah lama tak ingin kudengar bagaimana kabarmu? Kehidupanmu dan bagaimana kau menjalani hidupmu dengan wanita yang kau pilih itu.
Aku bahkan sulit untuk jatuh cinta lagi setelah kau menemukan wanita lain yang kau pilih untuk menjadi istrimu. Aku juga tak menyalahkanmu, karena aku pergi dan tak memberi kabar padamu. Aku pikir kau masih akan menungguku sampai aku mendapatkan gelar sarjanaku. Tapi rupanya ada wanita lain yang telah singgah di hatimu.
Kehidupanmu telah mengubah perjalanan hidupku, sampai akhirnya aku bertemu Ardy dan dia mirip denganmu.
Apakah kamu akan datang di acara reuni itu? Sendiri? Atau bersama .....dia? istrimu? kenapa masih ada kepahitan dalam hatiku, saat menyebut namamu?
Auwww. Tanganku tertusuk sesuatu saat mengemas baju. Ohh aku masih menyimpanya. Setangkai mawar ini? Saat pertama kali kau mempercayaiku untuk menjaga hatimu. Hanya ini yang masih kusimpan bersamaku. Tiba-tiba hpnya berbunyi. Mengagetkannya.
"Aku akan menjemputmu sekarang."
"Baiklah. Aku sudah siap."
Mereka sampai pada tempat yang dituju.
Pesta taman? Wow ini menakjubkan. Dan beberapa hiasan bunga menambah semarak acara reunianya. Dan tiba-tiba bahunya ditepuk dari belakang oleh seseorang. Dan......
Sangat mengejutkan siapa yang dia lihat? Vir? Dia menyembunyikan wajahnya dari beberapa bunga yang dipegangnya. Kamu sangat berubah sekarang? gumam Nadiya.
"Hai Nad? Pakabar? Lama ngga jumpa?" Vir berkata sambil memberikan bunga yang ia pegang kepada Nadiya.
"Seperti yang kamu lihat? Aku masih Nadiya yang sering ntarktir kamu makan."
Vir tersenyum.
"Lain kali kau boleh mentraktir ku lagi jika kau tak keberatan."
"Cieee ngarep ya?" Sahut Dara dari belakang Nadiya.
"Ah lu nek. Ngagetin aja!"
"Hai Vir? Gue hampir ngga ngenalin lo. Andai gue belum merid, gue mau jadi Istri lu Vir?" Gurau Dara.
"Gue? Ma lu? Yang ada gue kebarat Lo ketimur?"
"Sudah! Sudah! Kalian kalau ketemu pasti berantem!"
"Yuk! Mendingan kita cari tempat yang nyaman aja buat duduk." Ajak Nadiya sambil menunjuk ke arah pohon dekat air mancur. "Kesana aja yukk!"
Mereka bertigapun jalan kesana sambil tak henti-hentinya bercerita tentang kekonyolan semasa SMA.
Dara memegang tangan Nadiya dan menunjuk ke seseorang yang baru datang membawa gitar sambil mencari seseorang.
"Riko?" Ujar mereka bersamaan. Riko berjalan kearah mereka dan tersenyum dari kejauhan.
"Dia kesini Nad" Bisik Dara
Nadiya mengangguk. Dan berusaha mengatur detak jantung nya dan menghilangkan rasa gugupnya.
"Hai Ra, pakabar?" Sapa Riko.
"Baik."
"Vir? Lo juga ikut? Gimana kabarnya?"
"Sehat gue." Dan yang terakhir disapa adalah yang dicari-cari matanya dari tadi.
"Nad?" Baru mau tanya kabar, Nadiya sudah menjawabnya.
"Kabarku baik. Kamu gimana?" Tanya Nadiya sambil mencari seseorang yang mungkin dibawa olehnya. Istrinya. Tapi rupanya Riko datang sendirian. Padahal penasaran banget Nadiya pengen ketemu istrinya.
Terdengar suara panitia meminta semua peserta reuni berkumpul. Merekapun gaduh dan riuh menuju tempat yang telah disediakan. Rame bukan kepalang berisik apalagi grup ibu-ibu temu kangen benar-benar dimanfaatkan untuk berkelakar dan keluar dari kebosanan rutinitas mereka.
Riko sengaja berjalan disamping Nadiya. Langkahnya pelan mengikuti langkah Nadiya. Sesekali matanya melihat kewajah Nadiya begitu lekat. Seakan dari tatapanya ingin mengetahui banyak hal tentang kehidupan Nadiya. Nadiya tahu tapi tak menghiraukanya. Toh mereka sudah tak sama lagi. Segalanya sudah berubah.
Mereka duduk di kursi yang sudah disediakan. Nadiya duduk dan saat Dara mau duduk, tanganya ditarik Riko kesebelahnya. Sehingga Nadiya bersebelahan sama Riko. Moment ini pasti sangat dirindukanya. Duduk berdua dan saling dekat. Rasa nyaman dan beberapa getaran pun masih terbesit dalam benaknya. Apa masih ada sisa-sisa dari perjalanan cinta dan kasih yang tak sampai? Yang jelas tak mudah melupakan setiap kebersamaan yang pernah dilalui bersama. Setiap jalan yang dilalui dan tempat yang dikunjungi malah memutar kembali memori lama. Lagu yang diputar pun menambah kesan yang mendalam. Dan menumbuhkan benih benih yang masih tertinggal dalam kenanganya.
Sambutan demi sambutan panitia diiringi dengan tepuk tangan dan sorak sorai pesertanya.
Dan yang terakhir adalah acara kemping dan api unggun, serta besok acara masak bersama. Reuni ini sengaja dibuat berbeda dan berkesan. Tidak seperti biasanya diadakan didalam aula gedung atau tempat-tempat mewah lainya. Kali ini sengaja dibuat dipinggir hutan bersebelahan dengan taman. Karena temanya adalah pesta kebun dan penghijauan. Rencananya besok mereka akan menanam, setiap orang lima pohon sambil masak bersama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 290 Episodes
Comments