Dara pulang dan kaget melihat suaminya tergeletak di sofa dengan kondisi berantakan. Perlahan Dara mendekatinya dan tanganya mengelus dahi dan pipi suaminya.
"Ada apa denganmu Mas?" Bisik dara ditelinga ya.
"Apa yang membuatmu berubah 180 derajat?" Kau sangat berbeda Mas. Aku bahkan seperti tak mengenalimu lagi"
"Kita banyak menghabiskan waktu untuk hal-hal yang lainya. Padahal ingin sekali rasanya aku menikmati teh bersamamu setiap pagi. Bercerita tentang masa depan yang kita impikan. Menatap matamu dan mendengarkan banyak cerita darimu. Tapi semua itu sudah tak kau lakukan lagi, sejak kita menikah. Dulu kita sering menghabiskan waktu bersama meskipun sekedar makan dipinggir jalan saat malam hari. Atau bersepeda santai setiap akhir pekan. Banyak yang aku impikan saat hidup bersamamu. Tapi sejak malam itu, aku tak berani bermimpi lagi. Malam yang menghanguskan janji-janji, menghilangkan banyak mimpi, dan menerbangkan kenangan manis yang hilang entah tertinggal dimana?"
"Aku benar-benar tulus mencintaimu. Dan tak pernah berniat menghianati apalagi menipumu? Itu adalah bagian dari masa laluku dan titik terkelam dalam hidupku. Begitu berartikah keperawanan itu bagimu? Kau bilang menerima kekuranganku? Tapi sepertinya egomu sulit memaafkan kekeliruanku. Aku merasakanya Mas. Perubahan demi perubahan sikapmu. Apalagi jika mendengar tentang Virgin atau isu sebuah betapa pentingnya mempertahankan perawan bagi seorang wanita. Kehormatan dan wujud dari persembahan saat perkawinan, atau seperti hadiah istimewa dari ikatan suci pernikahan. Mukamu langsung masam, dan meninggalkanku sendirian."
"Apakah kau mendengarnya? Apa yang barusan hatiku katakan padamu? Mana mungkin kau mendengarnya. Kau bahkan sedang tak sadarkan diri?" Dara melangkah meninggalkan suaminya dan menaruh tasnya.
Tes....tes....tes.....Air mata suaminya menetes. Mungkin dia mendengar curahan hatinya. Tapi dia tak mampu menahan sakit hatinya saat tahu orang lain telah mendahuluinya. Dan karena egonya sebagai laki-laki seperti tercabik. Bukankah sudah selayaknya dia mendapatkan itu dari wanita yang resmi menjadi istrinya. Dan kenapa setelah menikah baru dia tahu segalanya. Dan malam tragedi itu telah menjelma menjadi putri cantik yang Tuhan anugerah kan padanya. Dan putri itu menjadi kekuatan ya membina rumah tangga.
Dara berbalik dan membangunkan suaminya. Joan pura-pura tidur dan tak mendengarnya. Kemudian Dara mengangkat badan suaminya dengan susah payah dan membawanya ke kamar. Joan tersadar dan berjalan tertatih ditopang oleh bahu Dara.
Ardy masuk dan dilihatnya Nadiya sudah tertidur lelap. Maklum karena sudah tengah malam. Dan Ardy sudah memberitahunya jika dia akan sampai rumah larut malam. Karena dia tak ingin Nadiya menunggunya. Meskipun belum dikaruniai seorang anak, tapi Ardy dan Nadiya happy-happy saja.
Mereka sadar, anak adalah titipan Tuhan. Jikapun belum dikasih anak, tapi mereka percaya Tuhan lebih tahu apa yang terbaik bagi hambanya. Sehingga mereka jarang membicarakan dan tak mempermasalahkanya.
Ardy mendekat dan mengamati wajah polos Nadiya saat tertidur. Wajahnya begitu menggemaskan tanpa riasan dan make up yang menutupi kulit alaminya. Perlahan Ardy mendekatkan wajahnya dan mencium kening Nadiya. Ya, mereka dipertemukan ditempat kuliah, dan memutuskan menikah tanpa pacaran.
Kenang Ardy saat pertama kalielihat Nadiya langsung berniat meminangnya. Dan ingin menjadikan Nadiya teman seumur hidupnya. Nadiya pun langsung mengiyakan karena melihat keseriusan dan ketulusan yang terpancar dari wajah Ardy. Setelah berkenalan merekapun memutuskan untuk menikah meskipun belum saling mengenal dekat.
Ardy langsung melamarnya, dan entah kenapa Nadiya langsung mempercayainya.
Merasa ada yang mencium keningnya, Nadiyapun terbangun. Perlahan membuka matanya dan menatap lekat dan dalam kemata Ardy. Menatapnya begitu lama dan tak berkedip. Merekapun bertatapan dan tersenyum satu sama lain.
Nadiya merangkul Ardy dan membaringkannya ditempat tidurnya. Mereka berhadapan dan saling melempar senyum kebahagiaan. Nadiya merasa rumah tangganya begitu sempurna, karena Suaminya begitu menyayanginya dan memperhatikannya. Jika ada sedikit kekurangan suaminya dia anggap itu adalah sifat alami manusia. Yang tak luput dari kekurangan. Tapi selebihnya Nadiya berterimakasih pada Tuhan karena Tuhan menitipkan seorang teman, sahabat, dan suami seperti Ardy.
"Maaf ya. Kamu jadi terbangun sayang."
"Ngga pa. Papa baru pulang?"
"Iya."
"Gimana pa, apa kerjaan papa lancar?"
"Iya ma. Berkat doa mama semuanya lancar."
Nadiyapun mengambil tangan Ardy dan mendekapnya kedadanya. Ardy memegang salah satu tangan Nadiya. Meremas jari-jari nya dan mencium punggung tangannya. Merekapun kemudian berpelukan saling melepas kasih sayang dan kerinduan.
Kemanapun kaki melangkah membawa raga ini pergi, rumah adalah tempat yang nyaman untuk kembali. Kenyamanan diluar tetap rumahlah yang selalu dirindukan. Mungkin itu kata pepatah dahulu hingga sekarang, Rumahku adalah Surgaku. Sejauh apapun impian membawanya bahkan sampai ke negeri seberang, rumah tinggal selalu yang paling dirindukan.
Sarah masuk dan melihat kecermin, membasuh mukanya dan memandang lama. Anganya jauh mengingat apa yang baru saja terjadi pada dirinya. Tak pernah disangkanya jika Leo begitu nekat dan bahkan tak peduli pada surat cerai yang sudah mereka tanda tangani bersama. Bagi Leo itu hanya secarik kertas yang tak ada artinya. Sehingga dia melakukan berbagai hal sesuka hatinya.
Tiba-tiba angan Sarah sampai pada sesosok yang dari tadi memandanginya dan memperhatikannya. Kenapa dia begitu peduli pada tatapan pria itu. Kenapa wajahnya sulit dienyahkan dari benaknya. Tatapnya yang dalam begitu memikat hatinya. Oh Tuhan.....tidak! Dia gak boleh mengingatnya. Enyahlah dari pikiranku!!!
Apa yang sudah terjadi dalam hidupnya? Bahkan setelah surat cerai keluar Leo masih terus mendekatinya dan membuntuti pekerjaannya. Bagaimana bisa hidup tenang jika Leo dan ketakutan terus membayangi dimanapun dia berada. Seseorang seperti terus mengikutinga. Bahkan jika ada teman lelaki yang berbincang dengannya Sarah begitu ketakutan dan merasa ada yang mengintainya
Banyak masalah yang sudah Leo ciptakan.Bahkan teman-teman yang sudah pernah berurusan dengan Leo tak ada uang mau mendekatinya. Jika terus seperti ini lama-lama dia akan kesepian karena tak punya teman. "Aku tak mau hidup sendiri seperti ini. Aku juga butuh teman berbagi suka dan duka, yang mengisi rumahnya dengan gelak tawa dan kemesraan". Gumamnya.
Sarah berjalan kejendela kamarnya, dan menyibakkan tirai lalu memandang kehalaman dan matanya sampai pada sebuah kamar yang masih menyala. Itu adalah kamar Nadiya. Sarah memandangi kamar itu dan melesatkan anganya jauh dari jangkaunya. Anganya mulai melayang lagi pada pertemuanya dengan Ardy. Pria tampan dan penuh perhatian. Lelaki seperti itulah yang menjadi idamanya. Bukan pria yang mencintai tapi tidak mempercayainya.
Cinta yang diucapkannya tidak diimbangi dengan sebuah kepercayaan. Bukan kebahagiaan yang didapatnya justru kecewa, marah, kesal karena pertengkaran yang hampir terjadi setiap kali mereka bertemu. Cinta yang tadinya membara tersulut emosi dan terbakar. Hanya tinggal impian yang tak terwujud dan kenangan yang menjadi abu. Beberapa foto pernikahan tergeletak dipojok lemari, nampak debu menutupinya.
Bersambung........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 290 Episodes
Comments
Uthie
sebenarnya dalam rumah tangga, jika juga masih mempertahankan Ego dan tidak memperhatikan qodrat dirinya, itu juga adalah sumber sebuah masalah yg diciptakan sendiri... ☺️
2022-06-04
0