"Haiii...." Sapa Dara melihat sahabatnya sudah menunggu. Tersenyum masam. Karena Dara sudah terlambat.
"Siapa yang ngajak! Siapa juga yang telat!" Oceh Nadiya.
"Ya sorry! sorry banget Ya. Gue tadi ada pekerjaan mendadak!" Sambung Dara sambil melirik sahabatnya.
"Alasan aja loh!" Sambil menggerutu manja.
"Serius! Gue ada kerjaan. Mijit kepala pak bos!" Celotehnya.
"whatttt???" becanda kan Lo?"
"Ngga beneran gue serius!" Gue mijitin kepalanya. Awalnya gue ngga mau, habis gimana? Dia bos gue. Selama ini dia baik ma gue. Gue jadi segan mau nolaknya Ya."
"Tuh kan????Lo mulai lagi?Awas Lo jangan mancing-mancing! Nanti tenggelam tau rasa." Gregetan kalau sahabatnya mulai genit.
"Kan ada elo Ya. Lo akan selamatkan gue kan?" Katanya mencandai.
"Ngga ya kali ini!" Nadiya menoleh ke arah lain.
Merekapun tersenyum dan tertawa lepas. Inilah yang terjadi saat sudah ketemu dengan sahabat. Yang tadinya kalut dan sumpek pun menjadi hilang berganti gelak tawa. Sahabat memang obat yang manjur, menghilangkan pegal-pegal. UPS!!! Hihihi.
"Eh Lo kenal ngga Ya? Sama yang namanya Elis?" Tanya Dara penasaran.
"Elis siapa?" Mengernyitkan dahinya. "Gue ngga ada teman namanya Elis tuh?"
"Ohh! Ngga lupakan saja!" Tukas Dara. Ngga ingin mengubah suasana hati sahabatnya.
"Elis siapa sih? Gue jadi penasaran!"
"Ngga temen gue! Gue kira Lo kenal." Imbuh Dara menghilangkan rasa penasaran Nadiya.
Dia ngga ingin buka suara lebih lanjut. Dia juga ngga tahu seberapa jauh Ardy mengenal Elis. Itu hanya sangkaannya saja jika hubungan mereka begitu dekat.
"Ko Lo jadi ngelamun sih?" Nadiya mengagetkan Dara yang bengong aja.
"Ohh gue ngelamun ya? Sorry! Gue masih kepikiran masalah pijatan tadi!" katanya cekikikan.
"Dasar Lo!" Nadiya menepok jari sahabatnya.
Merekapun bercerita dan berkelakar sampai tiba-tiba dikagetkan oleh suara dari jauh.
"Nadiyaa! Daraa!" panggil suara dari kejauhan. Dia melambaikan tangan.
"Kita kok bisa ketemu disini ya?" ngga janjian loh!"
"Duduk sini Sar!" Udah lama kita ngga ngumpul bareng ya?" Dara mempersilakan.
"Lo sekarang pindah dekat rumahnya Nadiya ya?"
"Iya gue kebetulan dapet rumah dekat situ. Gue juga ngga tahu kalau Nadiya tinggal disitu. Beruntung deh gue. Jadi bisa ngumpul kalian!" terang Sarah.
Nadiya mengambil Hpnya dan melihat pesan masuk. Kemudian bergegas pamitan pada teman-teman nya.
"Gue pulang dulu ya?" Ada urusan mendadak nih." Nadiya mengambil tas nya dan kemudian melangkah meninggalkan mereka.
Tiba-tiba perhatian sahabatnya teralih pada dua sosok yang baru saja datang. Mereka berjalan beriringan menuju sebuah meja agak jauh dari tempat duduknya.
"Ardy?!?!?" Dara dan Sarah saling berpandangan.
"Itu siapa?" Tanya Sarah penasaran.
"Elis." Jawab Dara pelan.
"Lo kenal?"
"Iya, itu anak bos gue, baru pulang dari LN. ternyata gue sama Ardy bekerja pada perusahaan yang sama." Jelas Dara.
"Gue juga baru tahu."
"Mereka sangat akrab ya?" tanya Sarah merasa ada yang aneh. "Nadiya tahu?"
Dara menggeleng. Dan mengangkat bahunya.
"Gue belum sempat cerita. Kalau soal Elis gue pernah tanya ke Nadiya. Tapi dia tidak mengenalnya. Jadi gue stop sampai disitu aja. Gue takut salah ngomong."
"Berarti Ardy ngga ceritakan kalau dia punya hubungan dekat dengan anak bos yang namanya Elis?" Tanya Sarah. Kepo banget.
"Mungkin." jawab Dara.
Sesekali Dara melirik kepojok. Tempat Ardy dan Elis duduk. Mereka memang sangat akrab. Tertawa. Cekikikan.
Sesekali nampak Elis memegang tangan Ardy.
Mengusap mulutnya pakai tisu. Ada sisa nasi mungkin yang tercecer di pipinya.
Jelaslah Elis suka. Siapa coba yang ngga tertarik sama Ardy. Tinggi, Kekar, Ganteng, Sukses, dan bla bla bla. UPS!!
"Ra!!!" Sarah menegurnya.
"Kok Lo malah bengong sih?" Kesambet Lo ntar!"
"Iya!" Siapa juga yang bengong." Sanggahnya."Orang gue lagi mikir!"
"Mikir apaan?"
"Mikirin.....ehm." Dara lagi mikir. "Mikir apaan ya?" Gue jadi lupa."
"Cabut yuk!!!" Ajak Sarah
"Okey."
Mereka meninggalkan tempat itu. Dan naik ke mobil Sarah.
Malam sudah larut. Ardy belum pulang. Urusan Nadiya bahkan sudah kelar sama Grup arisannya. Tapi kok Ardy belum juga pulang? Beberapa waktu terakhir memang Ardy agak sibuk dan sering pulang terlambat.
Mungkin urusan kantor. "Aku ngga mau berfikir yang tidak-tidak. Apa yang terjadi dengan Sarah menjadi pelajaran untuku.
Karena curiga dan tidak ada kepercayaan dari keduanya, hubungan merekapun tidak bisa diselamatkan."
Terdengar klakson mobil dari luar. Aku turun dan melihat siapa yang datang. Ternyata itu Kamu Mas? Untunglah kamu cepat pulang. Gumamku.
"Ada kerjaan mendesak. Jadi papa pulang terlambat."
"Iya. Gapapa pa."
"Iya. Mama sudah makan belum? Tadi soalnya papa sudah makan diluar."
"Sudah. Tadi makan sama teman-teman." Jelas Nadiya.
"Yukk! Masuk ma." Ardy mengajak Nadiya masuk.
Kamar yang nyaman pas untuk menghilangkan segala penat. Kesibukan dan kebisingan diluar sana berganti dengan suasana tenang yang damai.
Ardy Mandi dan berganti piyama, warna putih, adalah warna kesukaannya. Nadiya memperhatikan setiap gerakannya. Matanya mengerling, senyum menghiasi bibirnya yang mungil. Ardy membalas tatapanya. Seakan tahu jika Nadiya sedang memperhatikannya.
Ardy tak jadi memakai atasan piyamanya. Dia berjalan mendekati istrinya. Tangannya membelai rambut dikening Nadiya. Mengusapnya lembut dan membawa kepala istrinya di bahunya yang lebar.
Detak jantung berdegup berirama. Diiringi musik kesukaan mereka, musik akustik yang syahdu. Menambah suasana yang romantis kian terasa. Setiap tarikan nafas begitu hangat mengalahkan dinginnya AC.
Dengan lembut Nadia mengelus pipi dan dagu suaminya. Memandangnya lekat, tepat dimatanya. Senyum menghiasi bibirnya. Nadia mengganti posisi duduknya.
Suaminya mengarahkan dan menggendongnya, hingga duduk dipangkuan Ardy, mereka saling berhadapan.
Kemudian Ardy menggendong Nadiya dan menidurkannya diatas kasur yang empuk.
Tangan Ardy mulai menjelajah diantara gunung dan bukit yang nampak indah dan menghanyutkan.
Ardy mulai membuka kancing baju Nadiya dan mencari sesuatu yang terasa kenyal dan lembut. Memijitnya dengan pelan dan meraba kulitnya yang halus.
Mulutnya mencari sesuatu dalam baju yang dipakai Nadiya. Dan membenamkan kepalanya disana begitu lama.
Kemudian setelah tak mampu menahan hasratnya maka Ardy mengeluarkan senjata terakhirnya yang akan membawanya terbang ke angkasa dan menggapai surga dunia.
Ardy dan Nadiya sama-sama tertidur pulas setelah melakukan olahraga diatas ranjang. Ardy bukanlah tipe lelaki yang egois dan hanya mencari kepuasanya sendiri.
Ardy pandai memuaskan istrinya sehingga hasrat istrinya juga mencapai klimaksnya baru dia akan merasa puas setelah melihat istrinya mendapatkanya terlebih dahulu.
Tapi siapa sangka dibalik kebahagiaan yang mereka rasakan banyak rahasia yang tak diutarakan. Ardy dan masa lalunya juga Nadiya dan masa lalunya.
Dan siapa sangka suatu saat mereka akan menjalani kehidupan yang berbeda dari sebelumnya.
Takdir akan membawa mereka jauh dari impian dan masa lalu yang mulai terungkap sedikit demi sedikit.
Bersambung..............
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 290 Episodes
Comments
Pertiwi Tiwi
rahasia apakah itu
2021-12-10
0