Bajunya begitu tipis. Warna putih jingga. Sedikit renda diatas dadanya yang montok dan berisi. Nampak menerawang dan terlihat yang ada didalamnya. Lekuknya begitu indah membuat setiap yang memandang ingin menyentuhnya.
"Duduklah". Roknya pendek. Dan tersibak saat ia duduk. Dia tak menyadarinya. Pahanya putih dan padat berisi. Kelihatan dia pandai merawat tubuhnya dan sering yoga.
Aku melirik keatas. Aku melihat suamiku tak tahan untuk tidak melihat pemandangan itu. Sesekali aku melihat suamiku tak berhenti menatapnya.
Nadiya mendengar kabar burung jika rumah tangga sahabatnya telah kandas, dan membuat mereka berpisah karena masalah saling cemburu dan saling curiga satu sama lainya.
Suaminya tipe pencemburu dan posesif.
Sarah pun demikian. Sehingga setiap hari mereka bertengkar karena kecemburuan masing-masing. Mereka saling mencintai. Tapi rasa cemas yang berlebihan membuat hubungan mereka hancur.
Namanya Sarah. Baru sebulan bercerai dari suaminya. Teman SMA Nadiya. Ternyata mereka satu komplek. Dia baru pindah satu bulan setelah bercerai dari suaminya. Rumahnya tepat didepan halaman rumah Nadiya.
Mereka sering bertegur sapa saat pagi hari saat Nadiya mengantar suaminya berangkat kekantor.
Menyenangkan punya tetangga dekat yang di kenal dengan baik. Karena bisa buat teman berbagi saat mereka kesepian. Apalagi mereka pernah satu sekolah dan sekarang menjadi tetangga dekat.
"Leo ada di rumahku saat ini. Aku takut ya karena sifatnya yang mudah berubah. Aku takut tak bisa menahan perasaanku. Kita sudah bercerai.
Tapi dia masih sering datang kerumah dan minta rujuk kembali....." Sarah menatap Nadiya dengan khawatir yang nampak dari wajahnya. Nadiya bisa membaca apa yang sedang Sarah pikirkan dan khawatirkan.
Nadiya mengangguk. Tak menjawab. Dan membiarkannya bercerita panjang lebar. Nadiya sendiri sedang khawatir. Nadiya menghawatirkan baju yang dipakai sahabatnya. Begitu tipis.
Sedangkan suaminya ada didekatnya dan masih betah duduk dimeja makan. Sesekali Nadiya melihat suaminya melirik terus memperhatikan Sarah.
Dia adalah lelaki normal sedikit wajarkan kalau sesuatu yang indah ada didepan matanya, apa iya dia akan menutup mata dan memalingkanya?
Nadiya mengatakan kepada hatinya. Untuk memaklumi tatapan suaminya. Dan itu sudah menjadi kebiasaanya untuk mengagumi teman-temannya yang cetar dan cantiknya kelewatan.
Mungkin itu salah satu kelemahannya. Nadiya menyadari sepenuhnya. Tak ada manusia sempurna. Sebaik apapun dia. Nadiya hanya harus berdamai dengan beberapa kelemahannya.
Nadiya berdiri dan mengambil segelas minuman untuk Sarah. Dia menolaknya.
"Aku cuma sebentar Nad. Aku hanya sedang kalut dan bingung saat ini sehingga tiba-tiba aku langsung ke rumahmu. Aku tidak tahu jika suamimu sudah pulang. Maaf aku mengganggumu malam-malam begini".
Nadiya mengangguk. Lagi-lagi tanpa jawaban. Nadiya berharap Sarah cepat pulang. Tapi Nadiya juga tidak mungkin menyuruhmu pergi.
"Awalnya aku lupa mengunci pintu. Leo kemudian masuk dan langsung memelukku dari belakang. Aku kaget dan shock. Karena tak kusangka dia langsung melakukan hal itu." Sarah menceritakan apa yang terjadi sehingga pergi kerumah Nadiya saat malam telah larut.
Hal ini terjadi begitu saja. Kebetulan rumah mereka dekat, dan sebelumnya mereka juga sahabat dekat. Jadi jika ada sedikit masalah saja langsung lari kerumah sahabatnya. Wajar sih jika mereka masih remaja.
Tapi akan terasa aneh jika mereka sudah berumah tangga dan sama-sama dewasa. Itu adalah masalah privasi. Seharusnya tidak sampai terumbar keluar dari rumah dan mengganggu ketenangan rumah yang lainya.
Mata Nadiya terbelalak. Kaget. Dan Khawatir.
Sarah menyadari kekhawatiranku. Kemudian Sarah meneruskan perkataannya.
"Dia bilang.....kalau dia masih....sayang dan ingin kembali, dan ingin menghabiskan malamnya dirumahku." Katanya terbata.
Nadiya mengangguk. Nadiya memaklumi karena mereka baru saja bercerai tanpa sebab yang jelas menurutnya. Hanya karena emosi yang bergejolak tak tertahankan dan rasa cemburu yang berlebihan.
Nadiya juga tak tahu pasti penyebabnya dan apa yang mendasari kecemburuannya. Karena Sarah hanya memberitahukanya sebagian dari kisah yang sesungguhnya. Dan tidak adil jika Nadiya menyimpulkan berita yang hanya sepihak.
Mereka juga bahkan baru bertemu setelah sekian lama. Bahkan pertemuan itu dalam kondisi Sarah telah bercerai dan pindah didepan rumahnya.
"Aku takut berzina. Karena dia bukan suamiku lagi. Meskipun kita masih saling mencintai. Aku takut melewati batasannya, jika ada dia di dekatku dan menginap dirumahku. Dia pasti takkan bisa menahan diri. Aku yakin itu Nad."
"Iya." Nadiya mengangguk lalu berdiri dan berjalan melihat dari jendela rumahnya. Terlihat motor Leo berbunyi. Leo sudah pergi. Dan entah kenapa Nadiya merasa lega. Sarah akan segera pulang dan tidak membuat mata suaminya kelilipan.
Karena terus melirik ketubuhnya dari ujung kaki hingga ujung kepala. Pakaian yang begitu tipis membuat mata suaminya lebar tak berkedip.
"Aku pulang yaa...Leo sudah pergi" Sarah mendengar suara motor Leo yang pergi menjauh dari rumahnya.
"Yaa...." Aku cepat mengantarnya dan mengunci pintu rapat-rapat. Ohh Tuhan....aku menghela nafas lega. Syukurlah dia sudah pulang.
Nadiya berjalan menghampiri suaminya. Terlihat dia sedang memainkan ponselnya. Matanya melirik ke langkah kaki Nadiya. Mungkin merasa tak enak.
Berkali-kali Nadiya memergokinya menatap buah dada Sarah. Yang nampak dari luar karena baju yang begitu tipis.
Tapi aku tak mau membahas arti tatapanya. Atau menanyakan kenapa dia harus menatapnya. Atau menjelaskan kau hanya boleh menatapku. Aku adalah istrimu. Satu-satunya yang boleh kau tatap. Itu sangat berlebihan menurutku. Jadi sudahlah.
Aku meraih tangannya dan mengajaknya ke kamar. Ardy menggenggam erat tanganku. Mungkin itu yang dia sukai dariku. Aku tidak mau membahas hal-hal yang sulit ditemukan jawabannya. Jujur yang menyakitkan, atau berbohong yang membahagiakan. Aku tak menyukai keduanya. Diam dan memaklumi setiap keadaan, itu adalah kebiasaan ku.
Pagi yang cerah......
Aku membuka tirai kamarku.
Kubuka jendela dan kupejamkan mata.
Kuhirup udara pagi sebanyak-banyaknya.
Masih segar. Belum terpolusi. Dalam hati kuucap syukur padamu ya Tuhan. Atas nikmat pagi ini. Dan malam yang dihabiskan dengan suamiku. Bahagia. Aku tersenyum simpul, menoleh kearah suamiku yang masih pulas dengan dada yang terbuka.
Dari jendela kumenatapnya lekat. Hatiku berbisik, aku sangat mencintaimu. Aku tak pernah mengatakannya, tapi aku sangat mencintaimu. Mungkin kelemahanku, aku tak pernah mengatakan kalau aku mencintaimu. Dan tak ingin kehilangan mu.
Tiba-tiba ponselnya berbunyi.
Ardy terbangun. Dia meraih ponselnya. Setelah melihat siapa yang menelpon. Dia tak menghiraukannya.
Nadiya memperhatikannya dari jendela.
Diapun tertidur lagi.
Ponselnya berdering kembali. Ardy terbangun. Mengambil dan melihat siapa yang menelpon sepagi ini.
Kemudian dia tak menghiraukannya lagi. Dan menoleh ke arah Nadiya.
Nadiya memberi isyarat untuk mengangkat telponnya. Ardy menggeleng. Nadiya penasaran. Karena Telp terus berbunyi. Nadiya mengisyaratkan untuk mengangkatnya dan sedikit memaksanya.
Deringnya sangat mengganggu suasana hatinya. Dan karena dia tak menghiraukanya, itu lebih mengganggunya lagi.
Ardy beranjak dari tempatnya berbaring. Berjalan keluar, Nadiya mengangguk. Mungkin urusan kantor. Dan Nadiya juga menghormati sebagian privasinya.
Meskipun penasaran Nadiya menahanya, kedalam relung hatinya yang terdalam. Membuang setiap rasa penasaran dan menutupnya sedikit dengan senyuman.
Dia bergegas masuk. Mandi. Berganti baju. Dan langsung pamitan pergi. Tanpa sarapan. Tanpa penjelasan. Terlihat begitu khawatir. Tertekan. Dan bingung.
Aku tak sempat bertanya. Dia mendekat mengecup keningku dan pergi. Ada urusan penting! hatiku yang menjelaskanya. Mulutku membisu. Tidak biasanya. Aku terpana. Seperti patung. Aku bahkan malas menggerakkan setiap anggota tubuhku.
Aku melihat dari jendela kamarku. Dia naik mobil dengan kecepatan tinggi. Tak mempedulikan keselamatannya dan ke khawatiranku. Dalam hati aku berdoa untuk keselamatanya. Dia adalah suamiku jika sesuatu terjadi padanya akulah orang di dunia ini yang paling merasa sedih dan kehilangan.
Bersambung............
Hai, Kak! 😀😀😀
Terimakasih atas dukungan dari kalian pembaca setia dan untuk kalian yang sudah Fav, memberikan Like dan juga meninggalkan komentar.
Tanpa dukungan dari kalian apalah arti dari karya ini.....
Dan Author mengucapkan maaf pada kalian semua jika dalam penulisannya masih banyak kesalahan dan kekurangan, juga cerita dan episode yang akan lumayan panjang dan kadang membosankan.
Sekali lagi terimakasih dan salam sayang dari Author 😘😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 290 Episodes
Comments
Arin
ehem spertny bkln naik darah nich,blm apa"aja sy udh deg"an....😱
2022-05-31
1
Florianus Herison
cantiknya
2022-05-16
0
mintil
padahal belum ada si ardi selingkuh. baca judul sudah bikin emosi 😆
2022-02-14
2