"Kau tak bisa menipuku, meskipun kau memakai baju mahal sekalipun kau tetap tak sepadan dengan kami" ucap mami Andra tiba-tiba ketika ia hanya berdua bersama El.
"Maaf nyonya..." El hanya menunduk menahan sesuatu yang meremas jantungnya.
"Dimana orangtuamu?"
"Mereka telah tiada nyonya"
"Cih, jadi kau yatim piatu"
"Benar nyonya, saya tinggal bersama keponakan saya di panti asuhan"
"Ya Tuhan....apa yang telah kau lakukan pada putraku"
"Saya tidak mengerti nyonya"
"Sudahlah..." mami Andra masih menatap sinis pada El.
"Ku harap ini pertemuan yang pertama dan terakhir kita, jangan harap aku mau menerima gadis yang belum tau bibit bebet bobotnya"
"Asal kau tau, Andra adalah putra yang akan mewarisi kekayaan ku"
"Aku tidak akan sudi jika Andra mendapat wanita yang bukan dari kalangan kami"
El tak bisa menahan laju airmatanya.
"Maaf nyonya, saya dan tuan Andra tidak memiliki hubungan yang spesial" El mencoba membela diri.
"Bagus kalau begitu, aku tak payah bicara padamu lebih lama lagi"
"Lanjutkan makanmu, ku rasa kau belum pernah makan makanan semewah ini" mami Andra tersenyum meremehkan.
Kemudian wanita paruh baya itu meninggalkan El yang terpaku dengan airmata yang semakin deras.
El memutuskan mencari keberadaan Andra guna pamit pulang namun karena tamu yang semakin ramai ia kesusahan mencari pria itu.
Kemudian sebuah suara dari atas panggung mengalihkan semua perhatian tamu.
"Selamat malam para tamu ku yang terhormat, maaf menganggu sebentar aku hanya ingin menyampaikan sesuatu"
Andra mulai menyapa tamu dengan mikrofon diatas panggung, semua mata tertuju kearah sumber suara.
"Aku hanya ingin menyanyikan sebuah lagu untuk gadis yang spesial di hari ini"
"Gadis yang berhasil mencuri hatiku, ku harap lagu ini mewakilkan perasaanku"
Semua bertepuk tangan dan tak sedikit pula yang mencari keberadaan sang gadis yang dimaksud pemilik acara tersebut.
El yang memperhatikan dari tadi tidak bisa berkata-kata, ia kembali menangis ketika musik mulai berdenting mengalunkan nada.
***
*Kamu yang aku butuhkan
Untuk jadi teman hidupku
Bidadari tak bersayap datang padaku
Dikirim Tuhan dalam wujud wajah kamu
Dikirim Tuhan dalam wujud diri kamu
Sungguh tenang kurasa saat bersamamu
Sederhana namun indah kau mencintaiku
Sederhana namun indah kau mencintaiku
Sampai habis umurku
Sampai habis usia
Maukah dirimu jadi teman hidupku?
Kaulah satu di hati
Kau yang teristimewa
Maukah dirimu hidup denganku?
Diam-diam aku memandangi wajahnya
Tuhan, kusayang sekali wanita ini
Tuhan, kusayang sekali wanita ini
Sampai habis nyawaku
Sampai habis usia
Maukah dirimu jadi teman hidupku?
Kaulah satu di hati
Kau yang teristimewa
Maukah dirimu hidup denganku?
Katakan "Yes I do"
Jadi teman hidupku
Du du-du-du-du*
El tak sanggup lagi mendengar suara lelaki yang tengah menyanyikan lagu untuknya, maka darinya El segera berdiri dari meja makan itu, ia mencari toilet dan menemukan diluar ball room hotel.
"Kenapa begini ya Allah....." El menangis tersedu-sedu ia duduk diatas closet dan sudah mengunci pintunya.
Bukan karena hinaan yang El terima dari mami Andra, tapi El menangis karena menyadari kenyataan bahwa Andra benar serius akan perasaannya.
"Maaf mas Andra, mami mu benar aku tak pantas untuk mu"
"Kau terlalu sempurna untukku, maafkan aku"
El bermonolog sendiri dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
Setelah ia rasa sedikit lega, El memutuskan keluar toilet dan segera berlalu keluar hotel dan kembali pulang.
******
Saat sampai didepan hotel, ia menuruni tangga yang tidak terlalu tinggi dan karena tidak fokus El malah terpleset, El terjatuh dan dia merasakan sakit pada pergelangan kaki nya.
Lama El tersungkur, ia kembali menangis mengingat apa yang baru saja terjadi.
El merasa banyak mata yang menatap aneh padanya, ia kemudian melepaskan heels yang ia kenakan dan membiarkan heels itu begitu saja.
Baru saja ia akan berdiri tiba-tiba ada sebuah mobil berhenti tepat di depannya, El menunduk dan berlalu begitu saja dengan kaki yang pincang tanpa alas.
"Kenapa wanita itu?" Kemal yang baru saja keluar dari mobil mewahnya menatap heran pada punggung perempuan yang berjalan menjauh.
Kemudian perhatian Kemal teralih pada heels yang tergeletak di depan nya.
"Wanita aneh, apa dia melupakan sepatunya? Aku taruh disini saja mana tau dia kembali mengambilnya" gumam Kemal pelan sambil memungut heels tersebut lalu meletakkannya ditepi tangga.
Kemudian pria itu melangkah masuk guna menghadiri pesta.
******
Di tengah pesta, seorang pria yang telah selesai menyanyikan lagu untuk gadis nya mendapat tepukan tangan yang meriah, namun tidak bagi mami Andra, ia terlihat mengepalkan tangannya geram dengan kelakuan sang putra.
"Mam....dimana El?" tanya Andra ketika menghampiri maminya yang berdiri sendirian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 351 Episodes
Comments
Sarmini Ani
yes thor
2020-06-07
2
Siti indayanti
katakan yes ido......duh paporitnya suami aku ...jadi makin seneng dan paporit deh critanya thor...
2020-04-26
3