"Oh tuan Andra kenapa bisa ada disini?"
"Ayolah El, jangan panggil aku seperti itu, aku bukan tuan mu" Andra mengerucutkan bibirnya.
"Terus saya harus panggil bapak?"
"Astaga, temanmu Fatimah!"
Fatimah tertawa geli mendengar perdebatan panggilan mereka sebelum berkata "El kau sebaiknya memanggil tuan ini dengan sebutan yang lebih romantis" Fatimah kembali tertawa.
"Mas misalnya" Fatimah menambahi.
"Tu....apa kata Fatimah ada betulnya El, panggil aku mas aja biar lebih akrab"
"Baiklah mas Andra" El membalas dengan senyum.
"Ohhh astaga El aku bahagia mendengarnya"
"Anda terlalu bucin tuan" Fatimah menyela.
Mereka tertawa.
"Ada yang ingin ku bicarakan El" seraya melirik Fatimah.
"Ya ya aku mengerti sekarang, baiklah tuan anda bisa menjaga teman saya ini bukan?"
"Dengan nyawaku"
"Oh....aku tidak bisa berkata kata lagi, baiklah El aku duluan ya angkot nya udah ada tuh" sambil menunjuk angkot yang datang.
El hanya geleng-geleng kepala dengan tingkah Fatimah.
*********
"Maaf mas, mau bicara apa?"
"Kita duduk disitu bisa? kaki ku pegal berdiri" El mengangguk, dan mereka duduk di bangku taman berhadapan.
Andra yang tak lepas memandangi wajah cantik El terus mengumbar senyum.
"Kapan bicara nya mas jika hanya main pandang-pandang saja, aku tidak punya waktu"
"Ya Tuhan El, aku begitu tergila gila padamu"
"Kau sudah beberapa kali mengatakan itu tuan" El yang merasa heran sudah lebih dari 20 menit mereka duduk belum ada pembicaraan yang serius.
"Sabar El ku sayang"
"Mas, aku tak punya banyak waktu keponakanku sedang sakit, aku harus segera pulang"
Andra kemudian mengerti kenapa wajah El terlihat tidak tenang.
"Aku ingin minta kau menemaniku ke pesta esok lusa?"
"Maksudnya?"
"Ya, kau menjadi pendampingku dan bertemu teman-teman rekan kerja sekaligus orangtuaku"
"Apa???" El tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.
"Kau mau kan?"
"Tapi mas, aku minta maaf itu pasti acara formal, kau pasti akan malu mengajakku"
"Tidak..... Aku justru memimpikan hal itu El"
"Tapi aku....." ucapan El menggantung ketika melihat wajah penuh harap Andra.
"Aku tak bisa berjanji mas, keponakanku sedang sakit"
"Aku berharap keponakanmu cepat sembuh sehingga kau bisa menemaniku lusa" wajah Andra agak ditekuk.
"Baiklah, karena sekarang kita seperti teman aku akan mengusahakannya" El tersenyum.
Wajah Andra kembali bersinar, dia bahagia mendengar jawaban El.
"Terimakasih El, sekarang kau anggap aku teman, besok-besok anggap aku kekasih...Oke?"
"Jangan bercanda mas Andra" El geleng kepala melihat tingkah Andra.
"Aku antar pulang ya, please..." wajah memelas.
"Baiklah, lagipun hari mau hujan sebentar lagi, aku ingin segera pulang"
"Baik bidadariku, mari ku antar kau pulang ke kayangan mu" Andra tertawa bahagia.
Lagi lagi El hanya bisa tersenyum sipu ketika Andra menggoda nya.
********
Sepanjang perjalanan, mereka saling bertukar informasi tentang pribadi masing-masing, sehingga tak terasa mereka sampai depan pagar panti.
"Terimakasih banyak mas Andra, apa mau mampir atau....?
" Sebaiknya aku langsung pulang saja"
"Apa tidak buru-buru?"
"Aku hanya tidak enak, keponakanmu sedang sakit"
"Baiklah mas Andra, berhati-hatilah mengemudi"
"Aku senang bisa tau tempat tinggalmu, oh ya ada yang ingin ku berikan"
Andra membuka bagasi mobil dan kembali dengan banyak papper bag di tangannya.
"Ini ada sesuatu untukmu, terimalah aku sengaja membelikanmu pakaian untuk menghadiri pesta nanti"
"Ini terlalu banyak mas, maaf aku tidak bisa menerima hadiah dari laki-laki yang belum lama ku kenal"
El merasa tidak enak dengan perlakuan Andra, El bukanlah perempuan matre yang akan bahagia bila dikasih hadiah.
"Ayolah El, aku ikhlas membeli ini untukmu, jika kau tak mau memakainya simpan saja tapi tolong jangan menolak nya"
"Jika kau tetap tidak mau, baiklah aku akan membuangnya" Andra tak kehilangan akal agar El mau menerimanya.
"Jangan dibuang mas, mubazir...masih banyak yang membutuhkan"
"Maka itu kau terima ya?"
"Baiklah aku terima, tapi ku mohon jangan seperti ini lagi, aku terlihat seperti wanita matre saja"
"Tidak, aku akan senang jika kau menerima apapun pemberianku"
"Baiklah....sekarang masuklah, jangan lupa dicoba gaun yang akan kau kenakan lusa" Andra sambil menaiki mobilnya dan membuka kaca mobil untuk pamit kembali.
"Aku pulang dulu bidadari"
"Terimakasih, berhagi-hatilah" El menunduk hormat kemudian melambaikan tangan.
********
El kemudian masuk ke panti, tak lupa ia memberi boneka yang dia beli untuk Ameera.
El menceritakan tentang lelaki yang bernama Andra pada bu Yuni, El tidak mau nanti salah paham ketika Andra datang menemuinya di panti.
"El, ibu senang kau bisa membuka hatimu untuk lelaki, bukankah umurmu sudah cukup untuk memikirkan seorang lelaki" goda bu Yuni.
El hanya tersenyum sipu, ia belum bisa mendeskripsikan perasaannya pada lelaki itu, namun El mengakui Andra lelaki yang baik terlihat dari sikap Andra yang menghargai El sebagai perempuan dengan baik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 351 Episodes
Comments
Sri Hermayana Zulkarnaen
mbk.. Lok cuman me jelekin, lebih baek ndk usah baca,,. seandaixa mbk juga yg nulis novel apa mbk ndk sakit hati di katain seperti yg mbk bilang itu? jaga prasaan orang mbk. makasi
2021-08-07
0
Hermina Raya Panjaitan
next thor 😊
2020-10-08
1
xora
sorry gw gak sreg baca cerita lu bukan maksud merendahkan di sini gak jelas siapa pemeran utama dan pendukungnya dan juga disini gw perhatikan pemeran cew nya seakan2 wanita murahan padahal dia paham dan mengerti tentang agama namu dia tidak membatasi diri cara bergaul dengan yg bukan mahrom nya
2020-08-09
7