Keesokan harinya, El sudah bersiap pergi ke kantor, ia pamit pada bu Yuni dan Ameera.
Sampai di kantor seperti biasa ia mengepel area yang menjadi tanggung jawabnya.
"Hey...Fatimah kau sedang apa?"
"Oh astaga El...kau membuatku jantungan"
Fatimah hampir tersedak ketika sedang minum.
"Maafkan aku sayang....minumlah dengan pelan, apa kau sudah selesai pada bagianmu?"
"Sudah dong, sekarang kita istirahat sambil ngopi yuk?"
"Maaf aku tidak ngopi, aku akan buat teh saja"
"Kau bawa bekal apa?" tanya Fatimah semangat.
"Hhmm...cuma telur balado sama sayur capcay untuk hari ini, kenapa wajahmu?"
"Kau membuat perutku lapar El" Fatimah menelan ludahnya kasar.
"Ya ampun Fatimah ini masih pagi, pikiranmu hanya makan saja, liat badanmu"
"Aku tidak akan gemuk meski makan banyak El" mereka tertawa.
El mudah bergaul jadi tidak heran ia langsung akrab dengan Fatimah seperti sudah kenal lama.
Fatimah pun begitu senang bisa kenal dengan El, ia merasa ada teman untuk berjuang mengadu nasib.
**********
Ketika El hendak pulang ke panti ia sengaja mampir ke taman yang tidak jauh dari kantornya, hanya untuk sekedar menghirup udara sore.
El sangat bersyukur diberi kelancaran ketika bekerja, tidak ada masalah. Hingga ia melamun menerawang jauh akan nasibnya kedepan.
Hingga suara seorang pria mengejutkannya "Hai....bidadari manisku"
"Astaga tuan Andra, kaukah itu?"
"Bukan, aku seorang pangeran yang akan menculikmu" Andra tertawa garing.
"Berhenti bercanda tuan" El ikut tertawa
"Kita kebetulan bertemu lagi disini, kenapa belum pulang?"
"Saya masih betah liat langit sore dari sini tuan, bagaimana dengan tuan?"
"Aku bisa melihatnya" Andra mengangguk
"Aku kebetulan lewat sini abis dari kantor temanku di daerah sini juga, ku lihat ada bidadari yang sedang melamun"
"Jadi kuputuskan untuk mengejutkan mu" Andra mengherdikkan bahu sambil tersenyum.
"Kau pandai berbasa basi tuan"
El juga tersenyum
"Ya Tuhan.....senyum nya........" Andra bergumam pelan.
"Kau bilang apa?"
"Tidak ada" Andra merasa kaku.
"Karena kita sudah 3 kali bertemu, apa kau mau menemaniku minum kopi?"
"Maaf tuan saya harus pulang, keponakanku pasti sudah menunggu"
"Baiklah....bagaimana kalau aku antar kau pulang saja bagaimana?" Andra sedikit kecewa atas penolakan El.
"Maaf saya tidak mau merepotkan"
"Maaf saya duluan tuan angkotnya sudah ada" El pamit pulang tanpa menjawab niat Andra.
"Baiklah tapi berjanjilah ketika pertemuan kita yang selanjutnya kau mau makan bersamaku?" Andra meyakinkan El.
"Saya tidak janji tuan" El tersenyum dan berlalu.
"Kau semakin membuatku mau gila El, susah sekali mendekatinya" Andra mengusap wajahnya kasar.
********
Dilain tempat, ketika malam tiba seorang pria tampak memasuki apartemennya dalam keadaan setengah mabuk.
"Kau tak adil Tiara.... Dulu disaat aku menginginkanmu, kau tetap pada pendirianmu ingin meniti karir terlebih dahulu"
Kemal menatap sebuah bingkai Foto ketika ia masih berseragam putih abu-abu bersama seorang perempuan cantik yang menjadi kekasihnya.
"Sekarang kau ingin kembali ketika aku sudah merasa nyaman dengan dunia ku, hatiku bebas tanpa cinta"
"Oh bahkan aku lupa itu cinta" Kemal terkekeh sendiri sebelum akhirnya ia terlelap ke alam mimpi.
Memang bukan tanpa alasan kenapa Kemal bisa Sebebas sekarang, dulu setelah lulus kuliah ia berniat meminang Tiara untuk jadi istrinya, namun karena umur mereka masih muda tentu Tiara menolak karena mereka pernah berjanji ketika akan kuliah ke luar negeri mereka akan menikah ketika telah sukses.
Pada saat itu mereka belum sukses, baru akan menggapai mimpi.. Oleh karena itu mereka menjalani hidup masing-masing demi kesuksesan yang mereka impikan.
Mulai saat itu Kemal mengalihkan rasa cinta nya dengan dunia malam yang membuat ia terlena. Ia memberi waktu untuk Tiara menggapai mimpinya dan Kemal dengan dunianya.
*********
Eliana tampak sedang membuat kopi untuk direktur, setelah selesai ia kembali membawa secangkir kopi ke ruangan sekretaris yaitu bu Devi, ketika El hendak masuk bersamaan dengan bu Devi keluar dari ruangannya.
"Maaf El...saya harus merepotkanmu kali ini, boleh saya minta tolong?"
"Tidak apa bu Devi jangan sungkan, ada apa?"
"Hmmm...tolong kau antarkan saja langsung kopi ini keruangan pak direktur, saya harus kembali ke mobil ada berkas yang tertinggal" Bu Devi seperti tergesa-gesa.
"Hm..apa tidak apa-apa jika saya langsung yang antar kopi ini?" El sedikit ragu.
"Tentu boleh, jika pak direktur bertanya kau jawab saja alasan ku tadi"
"Baiklah bu Devi....biar saya saja yang antar kopi ini"
"Oke...kau boleh masuk sekarang pak direktur sudah datang" El hanya mengangguk setuju.
Dengan dada yang sedikit berdebar El melangkah menuju ruangan direktur, ia gugup karena memang belum pernah bertemu secara langsung dengan bos nya.
El mengetok pintu terlebih dahulu, kemudian langsung masuk.
Dengan langkah ragu El meletakkan gelas kopi di meja tuannya. Sesekali ia melirik kearah tuannya yang masih fokus dengan berkas didepannya memakai kacamata baca.
"Astaga....jantungku....." gumam El dalam hati, dengan cepat ia menundukkan pandangannya merutuki dirinya yang lancang melirik bosnya.
Menarik napas dalam El mencoba membuka suara " Maaf tuan ini kopinya"
" Bukankah kau sudah meletakkannya" sergah Kemal dengan wajar datar masih fokus ke berkas.
" Saya permisi tuan" El ingin cepat keluar dari situasi dingin tersebut.
Namun baru beberapa langkah akan mencapai pintu pria itu bertanya tanpa menatap " Kenapa kau yang masuk, kemana Devi?"
"Ah...itu tuan bu Devi yang menyuruh saya, bu Devi akan kebawah mengambil berkas yang tertinggal di mobilnya"
"Kau boleh keluar" ucap Kemal datar.
El bernapas lega setelah kembali ke pantry disana Fatimah yang merasa heran melihat wajah El yang tegang.
"El...ada apa kenapa wajahmu?kau tegang ?"
El hanya mengangguk belum menjawab.
"Aku butuh pasokan oksigen" ucap El sedikit sesak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 351 Episodes
Comments
Shuhairi Nafsir
sangat koyol jadi cewek. melihat begitu aje sudah mau pasongkan oxygen kayak nga pernah lihat orang tampan.
2023-03-13
0
Lasmi Kasman
Al sama Andra aja
2021-07-01
1
3 semprul
bagus ceritanya...👍👍👍
2021-01-27
0