El hanya bisa tertunduk lesu atas kejadian yang menimpa nya dihari kedua ia bekerja.
Sekarang ia tidak tahu harus bagaimana seolah takdir memang mempermainkannya, ia seolah tak diberi jeda untuk menghela napas lega akan sebuah kehidupan yang lebih baik.
"Maaf sekali El, saya tidak bisa membantu mu dalam hal ini, kau tahu sendiri aku juga hanya sekedar karyawan biasa meski aku manager disini tetapi tetaplah bos yang akan lebih berkuasa atas keputusan apapun" pak Gilang mencoba memberi pengertian.
"Tapi pak, saya benar-benar tidak melakukan yang nona tadi tuduhkan, demi Allah pak Gilang saya tidak melakukannya" El tidak bisa menyembunyikan tangisnya.
"Saya mengerti El, saya percaya padamu, tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa soal ini. Kau tahu jika aku tetap mempertahankan mu maka jabatanku yang menjadi taruhannya, andai aku bisa lebih adil El...."
"Baiklah pak, terimakasih atas kebaikan bapak"
El hanya bisa menunduk kecewa akan keputusan atasannya. Belum juga ia mendapat gaji pertama nya bahkan belum genap dua hari bekerja ia sudah di pecat oleh kejadian yang memalukan.
"Ini ada sedikit uang untuk ganti ongkos kamu bekerja dua hari ini, kamu terima ya...?"
El mengambil amplop itu, jujur ia memang membutuhkan uang itu karena tabungannya sudah habis untuk keperluan pribadi nya bersama Ameera yang tentu saja ia tidak bisa merepotkan Bu Yuni.
"Terimakasih banyak pak Gilang, saya akan ingat kebaikan bapak... boleh saya terima ini?"
"Tentu saja El, saya senang bisa kenal sama kamu, saya harap kamu bisa mendapat pekerjaan yang lebih baik lagi dari sini."
"Baiklah pak Gilang, saya pamit dulu ya sekali lagi terimakasih".
"Sama-sama"
Mereka bersalaman untuk terakhir kalinya.
El pun keluar dari ruangan Manager tersebut kemudian berpamitan pada teman-teman pegawai yang lain.
*****
Dengan langkah gontai El menapaki sebuah taman yang tak jauh dari restoran. Ia duduk di bangku taman, tampak beberapa anak kecil bermain bola disore yang mendung, terdapat juga muda mudi yang lagi asyik beduaan karena ini hari sabtu yang artinya nanti malam adalah malam panjang bagi mereka yang berpasangan.
Tampak El menangis di tengah keramaian, bahkan ia tidak peduli sekitar banyak orang yang menatap aneh. Ia benar lelah untuk hari ini bagaimana ia berjuang membela diri bahkan rela minta maaf atas kesalahan yang tidak ia perbuat, tapi apalah daya ia tetap kalah, sungguh miris nasib gadis cantik bernama Eliana.
Kemudian tidak sengaja bola yang dimainkan anak-anak itu mengenai kepala Eliana yang memang sedang menangis sendirian. Tangisnya kian kencang ketika bola mengenai kepalanya, bukan karena sakit tapi karena kecewa atas nasibnya hari ini seolah semua menertawakannya termasuk bola itu.
Seiring tangisan gadis itu gerimispun turun seakan memberikan tambahan goresan pilu akan takdir hidup Eliana. Semua tampak meninggalkan taman kecuali El yang masih betah menangis.
Akhirnya ia lelah, kemudian ia memutuskan untuk kembali ke panti. Namun baru saja dia mau menyeberang jalan karena terlalu letih sampai ia tidak fokus ada mobil tiba- tiba melintas.
"Aauhwwwwhhh" pekik El menghindar.
Mobil itu berhenti tepat disamping El yang tengah menutup telinga nya, kemudian tampak seorang pria tampan keluar dari mobil tersebut.
"Hei....apa kau mau mati muda haah?
seketika El mengangkat wajahnya menatap sang pria.
"Maafkan saya tuan, maaf saya ceroboh, ampuni saya tuan..apa ada yang rusak tuan? saya tidak bisa ganti tuan saya tidak punya uang.. maaf kan saya tuan?" El terus meracau ketakutan, hingga sang pria terperangah seketika.
"Tidak tidak, maksud ku kenapa kau tidak melihat ada mobil yang lewat, kau bisa saja celaka" pria itu melembut seketika seakan tersihir oleh kecantikan Eliana dengan wajahnya yang basah akan air hujan.
"Maafkan saya tuan" El masih tidak enak, kemudian hening.
Hingga pria itu kembali bertanya "Apa yang kau lakukan di tengah hujan ini? bagaimana kalau ada yang berniat jahat, oh ya kenalkan nama ku Andra" mengulurkan tangan.
El tidak langsung menjabat " Maaf tuan saya tidak berani menyebut nama pada orang yang baru saya temui, maaf itu angkot saya datang" sambil berjalan kearah angkot.
Kemudian El berangkat dengan angkot itu meninggalkan sang pria yang masih bingung.
"Sial....kenapa bisa lepas begitu saja, ini bidadari aku yakin...." sambil geleng geleng kepala.
"Kenapa tidak aku ikuti saja angkot tadi. Yah telat mikirnya, bidadariku akan ku temukan dirimu!"
"Pepatah mengatakan jodoh pasti bertemu"
Bahkan sang pria lupa bahwa bajunya sudah basah kuyup karena hujan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 351 Episodes
Comments
ImAzka D Arvano
aku berharap keajaiban padamu..
2021-07-18
0
Martha Banne L
mulai suka ceritanya
2021-04-26
0
3 semprul
menarik tp masih nyimak
2021-01-26
1