Setelah pesta itu berakhir, Touya pergi lebih dahulu dengan di bawa oleh Reina ke sebuah ruangan di kastil. Dia duduk di sebuah ranjang yang luas dan empuk, bersama dengan dua orang maid yang menggunakan sihirnya untuk menyembuhkan Touya secara cepat.
Di sisi lain, Reina yang berdiri di depannya memandang dengan cemas. Bersama Haru yang berdiri di sampingnya juga dan memegang tangannya.
Hingga tak lama kemudian, kedua pelayan itu berdiri dan menoleh ke arahnya.
“Kondisinya sudah membaik, nona Reina. Tinggal beristirahat saja dan dia sudah bisa kembali beraktifitas seperti biasa”
“Baiklah, terima kasih kalian berdua”
“Sebuah kehormatan, nona. Kalau begitu, kami permisi dulu”
Kedua pelayan itu segera keluar dari ruangan meninggalkan mereka bertiga di sana. Reina yang tak habis pikir segera duduk di samping Touya.
“Nona, maaf. Aku malah membuat kekacauan di pesta ini”
“Apa yang kau katakan? Seharusnya aku yang minta maaf”
“Eh?”
“Harusnya aku tahu, kalau tidak perlu memaksamu untuk ikut. Kalau kau tidak ikut, kau tidak akan terlibat pertengkaran semacam ini”
“Ti-tidak apa kok nona. Lagipula, ini salahku karena tidak bisa menutup mulutku. Dan juga, sekarang aku sudah sehat lagi. Lihatlah!”
Touya segera berdiri dan menggerakan tubuhnya dengan leluasa. Dia berusaha menghibur Reina agar tidak merasa bersalah akan apa yang telah terjadi. Dan sesuai dengan harapannya, Reina pun tersenyum tipis melihatnya.
Di sisi lain, Haru yang berdiri sejak awal tiba-tiba menarik pelan pakaian Touya.
Sret…!
“Haru?”
“Kak Touya….”
“Hm? Ada apa?”
“Apa kakak… baik-baik saja?”
“Tenang saja. Kau tidak lihat, aku sudah bisa bergerak seperti ini!”
Touya menunjukan tubuhnya yang sudah bisa bergerak bagaimanapun dia mau. Walaupun itu efektif pada Reina, tetapi tidak bagi Haru. Dengan kemampuan elf, Haru melihat sesuatu yang berbeda menempel dalam diri Touya.
Sesuatu yang penuh dengan teror dan juga haus akan ambisi yang kuat. Itulah yang membuat Haru sedikit takut dan juga cemas terhadap kondisinya.
Tetapi, Haru memilih untuk diam. Dia tidak ingin berbicara sesuatu yang akan membuat Reina ataupun Touya menjadi panik di dalam situasi itu.
**
Tak lama setelah itu, terdengar suara ketukan pintu dari balik pintu ruangan tersebut.
Tok tok…!!
Kreak…!!
Pintu tersebut terbuka dan menunjukan Alicia yang datang dari balik sana.
“Nona”
“Ada apa?”
“Tidak. Saya datang hanya ingin mengingatkan nona tentang sekolah anda. Kurasa, murid-murid di sekolah anda akan curiga ataupun khawatir jika anda tidak segera hadir di sana. Atau nona memang ingin mengambil waktu lebih untuk tidak menghadiri sekolah?”
“Tidak kok. Ini waktu yang tepat. Apa berkas yang aku suruh kau urus itu sudah selesai?”
“Sudah selesai semua, nona”
“Bagus”
Mendengar percakapan mereka berdua membuat Touya tertinggal diam sekaligus terkejut.
“Tunggu. Nona, anda juga akan tetap masih sekolah?”
“Tentu saja. Haru dan aku juga akan tetap sekolah. Di dalam dunia manusia, kami memiliki identitas sebagai manusia biasa. Demi membaur dengan aman dan juga tenang, kita perlu membangun relasi bukan?”
“A-ah… begitu ya….”
“Ngomong-ngomong, besok kau akan pindah ke sekolahku”
“EH?!! Aku pindah sekolah?! Tapi, aku sudah kelas dua SMA. Akan sangat sayang kalau aku pindah sekarang!”
“Tidak apa. Semuanya sudah di urus oleh Alicia”
Ternyata, berkas yang di katakan oleh Alicia dan Reina itu adalah berkas data diri milik Touya. Dia menggunakannya untuk di bawa dan di urus perpindahan sekolah secara cepat.
Namun….
“Berkas yang nona katakan itu berkasku?!”
“Benar sekali”
“Darimana nona bisa mendapatkannya?!”
“Hm? Mudah kok. Aku hanya membujuk ayah dan ibumu untuk pindah sekolah bersamaku. Dan tanpa lama, mereka setuju dan memberikan data dirimu”
Touya tak heran dengan kedua orang tuanya yang sangat menurut tenang. Kenapa dia bisa tahu?
Karena Touya sudah menjadi anak mereka selama bertahun-tahun. Dan juga, sifat kedua orang tuanya pada Reina sangatlah ramah dan bahkan sangat menyukainya. Tidak mungkin kalau permintaannya itu akan di tolak.
“Haah… baiklah. Kurasa, pindah sekolah bukan hal yang buruk juga” gumam Touya
***
Hari telah berganti dengan cepat. Touya dan Reina telah kembali ke dunia manusia. Reina yang kembali pada rumahnya, sedangkan Touya kembali ke rumah orang tuanya. Dia yang terbangun pagi hari pun sudah memakan sarapannya di atas meja makan bersama ayah dan ibunya.
Di kala suasana sedang hening dan Touya fokus memakan sarapannya, tiba-tiba sang ibu memanggil Touya dari kursi seberang.
“Touya….”
Dia yang sedang melahap sebuah roti pun mengangkat kepalanya dengan mulut yang penuh.
“Hm, ada apa bu?”
“Dimana Reina?”
“Ibu, tentu saja dia ada di rumahnya. Kenapa memangnya?”
“Tidak ada apa-apa. Kau tidak berangkat ke sekolah barumu?”
“Tenang saja, masih ada-!”
Ketika dia mengira masih ada waktu, Touya sontak terkejut melihat jamnya yang berdetik di pukul 7:45.
“Hah?! 7:45?!”
Kenapa dia terkejut? Karena perjalanan Touya untuk pergi ke sekolah barunya bisa memakan waktu hampir 30 menit. Sedangkan dia hanya punya waktu tersisa kurang dari 15 menit.
Dia langsung mengambil sisa rotinya dan di tahan menggunakan mulutnya. Tas yang dia segera ambil dan seragam barunya itu langsung di pakai.
“Ibu, ayah, aku berangkat dulu!”
“Iya, hati-hati. Titip salam untuk Reina ya”
“Iya iya!”
Touya berlari ke arah pintu keluar secepat mungkin. Dia memakai sepatunya seperti pergerakannya menyatu dengan kilat. Dan saat dia berdiri dan membuka pintunya…
Kreak…!!
“Selamat pagi, Touya”
Sebuah senyuman gadis cantik nan anggun yang berdiri di balik pintu itu adalah Reina. Menyambut pagi hari Touya tepat di depan pintu rumahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments