“Sisa dari… pemberontak?”
“Benar. Mereka adalah para iblis yang mendukung pemerintahan Alforius di zamannya. Dan setelah pergeseran tahta yang di sebabkan oleh ayahmu, aku mengambil alih dalam menjadi raja iblis selanjutnya”
“Pergerakan mereka tergerak cukup abu-abu. Sehingga, saat aku mendengar kabarnya pertama kali hanyalah dari Reina. Dan tak di sangka, kalau mereka sudah mengetahui identitasmu sebagai anak Theo”
Touya sontak terkejut ketika mendengar bahwa kejadian dia tertusuk oleh Yuri bukanlah sebuah kebetulan. Ternyata, dia sudah menjadi targetnya sejak awal. Dan kemungkinan besar, sandiwara yang dia lakukan di danau saat itu demi menarik perhatian Touya untuk mendekatinya.
Tak di sangka, bahwa menjadi anak seorang iblis revolusioner adalah sebuah beban yang sangat berat. Entah itu dari nyawanya yang sangat di inginkan oleh para lawan, dan juga pandangan sekitarnya yang memberikan tekanan batin.
Touya sendiri mengerti bahwa dia tak memiliki sumber energi sihir dalam tubuhnya. Oleh karena itu, bagaimana mungkin dia bisa di hormati dan bahkan membuat malu Reina.
Alih-alih darinya, Zephkiel mendekat dan menepuk pelan pundak Touya.
“Touya, kau adalah anak Theo. Kekuatan dan bakatnya itu mengalir dalam darahmu. Kau harus berlatih menjadi lebih kuat. Walaupun ada aku yang akan menolongmu, tetapi aku tidak bisa selalu memantaumu dari jauh. Karena itu….”
Touya menunduk seolah tak berani memperlihatkan wajahnya. Dan saat dia membuka mulutnya….
“Tuan Zephkiel… Aku… bukanlah anak iblis revolusioner”
Zephkiel membuka lebar kedua matanya karena terkejut.
“Eh, Touya. Apa yang kau katakan?”
“Kau salah orang. Aku hanya manusia yang baru menjadi iblis berkat nona Reina. Aku bukanlah orang berbakat dan hebat seperti yang kau bayangkan dengan tuan Theodore”
Zephkiel tak habis tertegun diam mendengar kata-kata Touya. Namun, dia berusaha untuk meyakinkannya.
“Touya, aku tahu semua ini terdengar berat bagimu. Tetapi, inilah kenyataannya. Kau memang anak Theo, aku yang melihatmu sendiri dari saat kau masih kecil”
Dan di saat itu lah, Touya baru mengangkat wajahnya. Membuat Zephkiel terkejut bahwa tatapannya saat itu terlihat kosong seperti seseorang yang jatuh dalam jurang keputusasaan.
“Lalu, apakah anak dari orang berbakat seperti tuan Theo bisa memungkinkan tak memiliki sumber energi sihir?”
Zephkiel tertegun diam mendengarnya. Bahkan dia awalnya sempat mengira kalau itu hanyalah ucapan Touya demi menolak kenyataan. Tetapi, saat tangannya yang masih menyentuh pundak Touya itu merasakan sensasi energi yang kosong dari dalam tubuhnya, Zephkiel tak lagi bisa berkata-kata.
“Ti-tidak mungkin… Sama sekali, tidak ada energi….”
Keduanya di landa kesunyian dalam sesaat. Touya yang terjun dalam jurang keputusasaan. Sedangkan Zephkiel masih tak habis pikir bagaimana bisa Touya yang menjadi keturunan langsung Theo tak memiliki energi sihir. Bahkan tak ada jejak dan juga sisa yang di miliki dalam tubuhnya dalam sentuhan kecil tersebut.
Dan di kala keduanya sedang terdiam, tiba-tiba saja mereka mendengar suara kerusuhan dari dalam ruangan pesta.
“Apa yang terjadi?” gumam Touya
“Tidak tahu. Tetapi kelihatannya ada sebuah masalah”
Touya dan Zephkiel segera berlari masuk ke dalam ruangan itu lagi. Dan tak di sangka, bahwa pemadangan yang mereka lihat adalah seluruh para iblis terlihat menepi seperti memberi ruang di tengah.
Dan tepat di pusat perhatiannya, ada Reina yang berdiri berhadapan dengan seorang laki-laki. Berbeda dengan suasana hati dan juga aura yang di munculkan nonanya, kini Touya melihat sisi lain dari Reina.
Satu telapak tangannya berkobar akan energi kuat yang besiap untuk di lepaskan. Aura intimidasi yang bahkan bisa membakar dan membuat siapapun tunduk ketakutan.
“Nona!”
Teriakan Touya membuat Reina sempat menoleh ke belakang.
“Touya!”
Namun, laki-laki di depannya itu ikut menoleh dan bahkan tertawa ketika melihat Touya.
“Hah! Jadi dia, butler tak bergunamu itu. Seorang iblis kelas rendah, berani-beraninya menginjakkan kaki dalam kastil seperti ini!”
Touya tertegun diam ketika mendengar hal tersebut. Ternyata, laki-laki itu mencari masalah dengan cara menghinanya. Reina sendiri tak bisa tinggal diam mendengarnya.
“Helios, jaga ucapanmu itu!”
Helios Alucard. Dia adalah iblis kelas tinggi yang memiliki status bangsawan di dalam keluarga Alucard. Sifat arogannya itu benar-benar mewakilkan sifat busuk dari para bangsawan yang memandang rendah orang lain.
“Wah wah, menakutkan sekali. Tapi Reina, aku melakukan ini demi kebaikanmu. Dia hanya iblis kumuh yang tak tahu tempatnya. Kau yang membawanya itu hanya mengotori nama baikmu”
“Touya bukan iblis rendahan!”
“Lagi-lagi kau berusaha membelanya. Kasihan sekali, seorang putri dari raja iblis tidak memiliki selera yang bagus”
Mendengar hal tersebut pun membuat Zephkiel tak bisa tinggal diam dan turun tangan.
“Helios, ucapanmu itu sudah keterlaluan bukan? Kau tahu pesta ini di adakan untuk apa, dan kau berani membuat kericuhan?!”
Helios tertekan dengan aura kegelapan yang memancar keluar dari tubuh Zephkiel. Bagaimana pun juga, orang yang turun tangan saat itu adalah raja iblis itu sendiri. Sekuat apapun Helios, dia bukanlah tandingannya.
Namun, seorang pria gagah berdiri di belakangnya dengan mengangkat sombong dagunya.
“Tuan Zephkiel, kau ingin mencari masalah dengan keluarga Alucard? Jika putraku terluka akibat perbuatanmu, maka perjanjian kita bisa batal dan….”
Pria itu adalah Hollard Alucard. Pemimpin dan juga iblis tingkat tinggi dari keluarga besar Alucard. Mereka memiliki peran penting dan juga dampak besar dalam fraksi perdamaian iblis. Oleh karena itu, Zephkiel menjadi tertekan untuk tidak mencari masalah.
Auranya menghilang dan dia melangkah mundur. Melepaskan masalah itu terhadap Reina dan juga Helios yang memulainya.
Sedangkan Helios sendiri….
“Sudahlah, Reina. Kau tidak cocok untuk hidup dengan mengasihani iblis kelas rendah sepertinya. Bahkan aku dengar, kalau sebelumnya dia adalah seorang manusia ya?”
Reina tak tahan dengan ucapan Helios yang menghina Touya berulang kali. Telapak tangannya yang berkobar oleh aura itu di angkat seolah ingin di lepaskan sesuai arah sorotan matanya. Amarah Reina yang tertahankan dia salurkan dengan energinya demi menghapuskan Helios dari dunia neraka.
Tetapi, tiba-tiba saja Touya memegang sembari menahan tangan Reina.
Tek…!!
“J-Touya?!”
“Nona… sudah cukup. Kau… tidak perlu membelaku”
“Hah?!”
Reina tertegun heran ketika mendengar Touya berkata seperti itu. Tetapi, saat melihat raut wajahnya, Reina langsung seolah mengerti. Itu adalah wajah putus asa dan juga kecewa. Karena di banding siapapun, Reina lah yang paling mengerti kalau Touya tidak memiliki kemampuan sihir.
Oleh karena itu, apa yang di ucapkan oleh Helios itu ada sebagian besarnya benar. Lemah dan tidak berkompeten. Itulah Miyaji Touya.
“Touya… tidak bisa. Dia… dia telah menghinamu! Aku tidak akan tinggal diam saja!”
“Sudah cukup nona. Aku… tidak pantas untuk kau bela. Orang tak berguna sepertiku, hanya akan membuatmu malu saja….”
Gertakan gigi yang kuat itu melukai bibir Touya sendiri. Dia berusaha menahan amarah pada dirinya sendiri, karena tahu seberapa tidak bergunanya dia bagi nonanya. Bahkan, dia harus di bela oleh Reina dalam suatu argumen ataupun kekuatan.
Sedangkan Helio sendiri….
“Hahaha! Lihatlah, Reina. Dia sendiri mengerti kalau dia itu adalah iblis rendahan. Karena dia sudah mengerti, kau seharusnya tak perlu membuang-buang tenaga untuk membelanya”
Reina menoleh dan menatap tajam padanya.
“Walaupun Touya tidak menginginkannya, tetapi aku akan membelanya. Aku akan melindunginya. Karena dia bukanlah iblis rendahan seperti yang kau bilang. Dia adalah Touya, butler kebanggaanku!”
Mendengar Reina yang tak berhenti membelanya membuat Touya tersadar. Bahwa sifatnya yang menyerah dan mudah terpuruk itu, adalah sosok yang menyedihkan dan membuat Reina harus menerima cemohaan yang seharusnya Touya dapatkan.
“Nona… terima kasih”
Kedua kakinya sontak membopong tubuhnya untuk berdiri. Dan saat itu, Touya berdiri tepat di depan Reina. Bukan di belakang dan menerima perlindungan, tetapi kini dia menghadapinya dan akan melindungi nama baik nonanya.
“Tetapi, aku sudah bilang. Kalau aku tidak perlu untuk di bela”
Touya menoleh ke belakang sembari memberikan senyuman pada Reina. Dan saat itu, Riena sadar kalau Touya tidaklah terpuruk lagi. Senyuman itu menunjukan sifat lamanya kembali dan pantang menyerah dengan takdir.
Dengan berdiri melalui nasibnya sendiri, Touya mengangkat jarinya dan menunjuk ke arah Helios.
“Dan untuk kau. Entah kau iblis tingkat atas atau apa, tetapi kalau kau ada sesuatu yang ingin kau katakan. Katakanlah itu di depan mukaku!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments