Situasi yang begitu canggung pun telah di lewati dengan Kurashima yang pergi ke dalam kamar mandi untuk membasuh tubuhnya.
Disisi lain, Touya yang masih berada di kamarnya pun mengenakan pakaiannya yang biasa. Karena hari itu adalah hari minggu, maka sekolah pun libur dan Touya memakai pakaian rumahnya.
Di tengah memakai pakaiannya, Touya masih heran kenapa dia bisa berada satu ranjang dengan seorang perempuan yang baru saja dia temui kemarin. Terlebih lagi, perempuan tersebut mengatakan suatu hal yang aneh tentang iblis dan tuan.
“Apa yang sebenarnya terjadi padaku?” keluh Touya sembari menghela nafas
Ketika dia mengkhawatirkan hal tersebut, Touya pun mengingat tentang dirinya yang tenggelam di dalam danau. Tubuhnya yang hancur karena tertusuk oleh Yuri yang berubah menjadi seperti monster.
“Tunggu, Iblis? Tuan? Yuri? Apa jangan-jangan yang di katakan Kurashima-san itu benar?! Bahwa dia seorang iblis!” gumam Touya
Tiba-tiba saja, terdengar suara Kurashima yang menyambung ucapan Touya dengan pertanyaan.
“Ada apa denganku?” tanya Kurashima
Touya melompat terkejut ketika mendengar suara Kurashima dan menoleh sesuai arah datangnya suara tersebut. Walaupun dia sudah menggunakan kamar mandi untuk membasuh tubuhnya, tetapi Kurashima masih saja memakai handuknya.
“UWA!! Ja-jangan mengejutkanku seperti itu!” teriak Touya
“Khuhu, kau ini mudah terkejut ya~” tawa Kurashima
Kurashima pun berjalan menuju lemari milik Touya. Dia membuka lemari tersebut dan mengambil keluar dua pasang pakaian dalam perempuan. Touya yang melihatnya melepas handuk tepat di depan mata dan memakai pakaian dalam tersebut langsung mimisan seperti terkena K.O.
“UAAGHH!”
“Ke-kenapa, kenapa ada pakaian dalam perempuan di dalam lemariku?!” teriak Touya
“Hm? Ah, ini punyaku” sahut Kurashima
“(Ah, apa ini? Kepalaku pusing sekali! Apa ini benar-benar kenyataan?! Tolonglah bantu aku Tuhan!)” batin Touya yang pasrah
Disisi lain, Kurashima yang telah selesai memakai kedua pakaian dalamnya langsung berbalik dan berjalan mendekat ke arah Touya.
“Hei, Touya. Ayo berkencan denganku~” ucap Kurashima
“Hah?!” sahut Touya dengan wajah polosnya yang bodoh
Baru saja bertemu tak lebih dari 1 hari, dan Kurashima sudah mengajaknya berkencan. Touya saat itu hanya bisa terdiam seperti orang bodoh yang kehilangna akal sehatnya. Tetapi, dia ingat akan situasi dimana dia akan menghadapi penghakiman meja makan bersama kedua orang tuanya.
“Tu-tunggu dulu! A-aku bisa saja menemanimu, tetapi kau harus menjelaskan semuanya kepada orang tuaku dulu! Aku tidak ingin di hakimi melalui meja kotak!” ucap Touya
“Tenang saja. Kau sudah janji ya, dan janji harus di tepati! Tetapi, aku ingin kau meminta kau satu hal” sahut Kurashima
“A-apa lagi?!” sahut Touya
“Panggil aku, Re-i-na~”
Touya yang telah selesai memakai pakaiannya pun turun terlebih dahulu. Keringat dingin yang mengalir deras menandakan betapa gugupnya dia untuk turun kebawah dan bertemu kedua orang tuanya.
Bagaimanapun juga, mereka telah menemukan seorang perempuan di kamar Touya dengan tanpa busana. Siapapun yang melihatnya pasti akan berpikir bahwa mereka berdua telah 'melakukannya'.
Ketika menuruni tangga, Touya menelan Salivanya dan melihat kedua orang tuanya sudah duduk di meja makan yang penuh dengan makanan.
Sang ayah, Miyaji Kenji. Melipat kedua tangan di depan dadanya dan memakai kacamata. Sedangkan sang ibu duduk begitu sopan serta tersenyum lebar.
Tak lama kemudian, Touya yang menuruni tangga terakhir pun menimbulkan bunyi dan secara spontan menarik perhatian kedua orang tuanya.
KREAK....
Tatapan sang ibu segera mengarah kepada Touya dan berbicara lembut penuh aura membunuh.
"Ah, Touya. Kau sudah selesai? Duduklah bersama ayah dan ibu...." ucap Kyouka
"Ba-baik!" sahut Touya yang merinding takut ketika melihat sang ibu
Dia segera berjalan ke meja makan dan duduk di depan kedua orang tuanya.
Dengan senyuman yang masih tertinggal di wajahnya, Kyouka kembali berbicara kepadanya.
"Touya. Tadi itu... apa?"
Touya terheran mendengar pertanyaan ibunya. Walaupun dia sudah tahu hal itu mengarah terhadap Reina yang telanjang bulat di kamarnya, tetapi Touya berusaha pura-pura bodoh sembari mengambil sumpit dan mangkuknya.
"E-eh? I-ibu bicara tentang apa ya??"
Tangan Touya yang ingin meraih ayam di atas piring pun di hentikan oleh sumpit sang ibu.
Touya kembali menatap ke ibunya yang masih tersenyum dan menyiratkan hawa membunuh.
“Touya, jelaskan pada ibu” ucap Kyouka
“(UWAA!! SERAM SERAM SERAM! MATI, AKU AKAN DI BUNUH!)” batin Touya
Sebagai seorang anak, Touya merasa sangat takut menghadapi ibunya sendiri. Dia yang melompat dan turun dari kursi segera bersujud untuk memohon ampun.
"I-ibu, ayah! A-aku minta maaf! Sebenarnya, aku sendiri tidak mengerti apa yang terjadi! Kemarin, aku ingat bahwa aku telah ma-!"
Di saat Touya ingin menjelaskan seluruh hal yang dia alami, tiba-tiba saja terdengar suara seorang perempuan yang begitu lembut memotong ucapannya.
"Maaf membuat kalian menunggu...."
Kata-kata Touya terhenti ketika mendengar suara tersebut. Begitu juga dengan kedua orang tua Touya yang menoleh ke arah sumber suara tersebut.
Rambut putih bersinar yang selaras dengan kulit seputih susu. Wajahnya yang menawan di hiasi oleh kedua mata sebiru lautan. Tubuh ideal layaknya model dapat memikat para lelaki dari kalangan manapun.
Touya dan kedua orang tuanya terpukau melihat betapa cantiknya Reina yang baru saja turun menghampiri mereka.
Reina berjalan dan berdiri tepat di depan kedua orang tua Touya penuh senyum hangat.
"Maafkan aku atas pemandangan tidak sopan sebelumnya. Ayah, ibu"
Dengan mudahnya, Reina berbicara dengan kedua orang tua Touya menggunakan ayah dan ibu.
Umumnya, seseorang seperti Reina yang baru saja bertemu Touya dan kedua orang tuanya, seharusnya masih memanggil formal dengan sebutan paman dan bibi.
Memanggil mereka berdua dengan sebutan ayah dan ibu, sudah sama seperti seorang tunangan atau sepasang suami istri sah dengan Touya.
Hal ini membuat mereka bertiga terdiam membeku dengan kalimat terkejut yang sama.
"(AYAH-!)" batin Ayah Touya
"(DAN-!)" batin Touya
"(IBU?!)" sambung Kyouka
Bersikap seolah tidak menyadari akan dampak perkataannya, Reina memberikan senyuman hangat.
Kyouka yang kembali sadar pun segera merespoj ucapan Reina.
"AH?! Iya iya, tidak apa kok Reina-chan~ Anak seumuranmu dan Touya sudah wajar untuk melakukannya!" sahut Kyouka yang tertawa
Mendengar ibunya berubah respon dalam sekejap mata membuat Touya terheran.
"(HAHH??!! WAJAR BAGAIMANA?!!)" batin Touya
Di sisi lain, Kyouka pun menghampiri Reina dan mempersilahkannya untuk duduk.
"Nah nah, Reina-chan. Jangan berdiri di sana saja. Cepat duduk, sarapannya akan segera dingin~" ucap Kyouka
"Baik. Terima kasih, ibu~" sahut Reina
Ketika mereka telah duduk di meja makan, Touya yang sebelumnya bersujud untuk meminta maaf pun bangkit berdiri dan melihat canggung mereka bertiga.
Di tambah lagi....
"Reina-chan...." panggil Kenji dengan kedua tangan yang terposisi di depan dada memberikan aura menakutkan
Namun, Reina terlihat seperti tidak terpengaruh dan tetap tersenyum ramah.
"Ada apa, ayah?" tanya Reina
Touya yang melihat hal tersebut hanya bisa menelan saliva karena merasakan firasat buruk.
Namun, tiba-tiba saja aura menakutkan sang ayah menghilang dan berubah lembut sembari antusias bertanya.
"Berapa cucu yang ingin kau berikan kepada mertuamu ini?!" tanya Kenji
Pertanyaan konyol dari seorang pria paruh baya yang tidak sabar ingin memiliki cucu membuat Touya spontan kesal dan menendang ayahnya.
BUAK!
"AYAH SIALAN!!" teriak Touya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
『~Tempest~』
ternyata ayahnya sama aja
2021-10-30
1
☘︎𝐏$𝗥𝗔𝗬𝗔 𝗛𝗜𝗔𝗧♚⃝҉𓆊
anak durhalex lu Touya 🙄🙄🙄
2021-10-21
4
☘︎𝐏$𝗥𝗔𝗬𝗔 𝗛𝗜𝗔𝗧♚⃝҉𓆊
nasibmu Touya🤣🤣👍👍
2021-10-21
4