Otak Touya yang terlalu di penuhi oleh banyak pikiran sekaligus membuatnya terjatuh pingsan di café tersebut.Tanpa mengetahui apapun yang terjadi, pandangan mata Touya terasa gelap seperti berjalan di dalam kehampaan.
Sampai suatu saat, matanya berkedip perlahan. Terpejamnya kedua mata itu mulai terbuka dengan sendirinya. Sinar cahaya yang tak terlalu terang maupun gelap menyindari tepat dari sisi sampingnya.
Perasaan empuk nan lembut, seolah dia berada di sebuah tempat yang sangat nyaman. Touya terbangun dan membuka lebar kedua matanya.
Hal pertama yang dia lihat, adalah langit-langit yang terlihat seperti tiang dan atap yang terhubung dengan kasur yang sedang dia tiduri.
“Huh?”
Matanya melirik ke depan, kiri dan kanan mencoba untuk mencari tahu dimana tempat tersebut. Namun, seberapa jelinya Touya berusaha melihat. Dia tidak mengetahui dimana dia berada.
Yang jelas, tempat tersebut terlihat sebuah kamar tidur seseorang. Touya berusaha untuk bangun dan memposisikan tubuhnya untuk duduk di atas kasur tersebut.
“Uuhh… ini dimana?”
Perasaan pusing dan sakit kepalanya itu masih belum hilang sepenuhnya. Dia memegang kepalanya yang masih tak stabil seolah berat sebelah.
Sekali lagi, Touya membuka matanya dan berusaha melihat interior kamar tersebut. Berbeda dengan kamar miliknya, kamar tersebut memiliki pernak-pernik yang sangat mewah.
Bahkan dari luasnya satu kamar itu sudah bisa terlihat. Lemari yang sangat besar, kasur yang luas dan juga empuk. Terlebih lagi memeliki atap dan tirai seperti kasur orang dari keluarga konglomerat.
“Ini bukan kamarku. Kenapa aku bisa ada di sini?”
“Ugh!”
Rasa sakit di kepalanya itu kembali kambuh. Dan dalam sekejap, Touya langsung mengingat kejadian dirinya sebelum pingsan.
Seluruh kenyataan yang di katakan oleh Reina memukul dirinya sekali lagi dan membuat kepala ingin meledak.
“Be-benar… aku pingsan. Karena sejarah dan… identitas iblis”
Touya berusaha menarik nafas dan membuangnya perlahan. Saat dia sudah menjadi lebih tenang, dia mulai mebilah-bilah pikirannya tentang segala hal yang telah di katakan Reina sebelumnya.
Di mulai dari identitasnya terlebih dahulu.
Touya adalah putra dari seorang iblis revolusioner di neraka. Karena suatu kejadian, Touya menghilang dan berada di dalam dunia manusia. Dia di adopsi oleh kedua orang tuanya yang sekarang merawatnya, Miyaji Kyouka dan Kenji.
Namun, Touya masih sedikit sulit untuk menerima kenyataan tersebut. Karena tidak ada bukti valid yang mengatakan bahwa Theodore adalah ayah kandungnya.
Dia menopang dahinya tepat di atas telapak tangannya. Seolah rasa pusing dari kepalanya itu benar-benar membuat kepalanya terasa berat.
“Uhh… apa ini? Pertama, aku hampir mati karean di tusuk oleh gadis cantik. Kedua, aku mengetahui identitasku sebenarnya abu-abu”
Touya mengeluh terhadap nasibnya yang sangat berubah-ubah dalam sekejap mata.
Dan saat dia membuka matanya, arah pandangan mata yang menunduk ke bawah melebar seolah sedang heran. Touya melihat tubuhnya dan baru sadar kalau dia tidak memakai pakaian atas atau kausnya.
“Hah? Kemana pakaianku?”
Srak…!!
Touya menghembus nafas lega setelah melihat bahwa dia masih memakai celana panjang sebelumnya.
Tetapi….
“Uhh….”
Suara erangan manis dari seorang wanita tertangkap oleh telinga Touya. Matanya terbuka lebar seolah akan meledak kapan saja.
“Barusan… suara perempuan?”
Touya berusaha memberanikan diri. Dia seperti pernah melihat skenario ini sebelumnya. Dan saat dia menoleh ke samping, di sana terlihat pemandangan yang sangat indah dan juga penuh keajaiban.
Kulit seputih susu dan di padu indah dengan rambut peraknya. Tubuh indah dengan lekukan serta ukuran dada yang sangat memikat ***** laki-laki. Reina tertidur pulas tanpa busana tepat di samping Touya sepanjang waktu itu.
Dan saat Touya menyadarinya, wajahnya langsung memerah malu melihatnya.
“UWAAA!!”
Teriakannya itu bahkan mengguncang satu rumah besar yang di tempati mereka. Dan tentu saja, Reina langsung menyadarinya. Teriakan keras itu membuat kedua mata yang terpejam berkedip perlahan.
Reina berusaha untuk bangun sembari mengusap kedua matanya.
“Uuhh… ada apa berisik sekali?”
Touya melihat dengan mata telanjang bagaimana lekukan tubuh Reina secara detil. Bahkan saat dia mengusap matanya, gunung besar yang di pikulnya itu ikut bergoyang karena ukurannya yang cukup menggoda.
Alih-alih dari hal tersebut, Reina yang sudah membuka kedua matanya pun menatap ke arah Touya. Wajah lesu seperti orang yang bangun tidurnya itu langsung berubah terkejut saat melihatnya.
“Touya! Kau sudah sadar?!”
Reina melompat dan memeluk Touya penuh kasih sayang. Walaupun itu adalah bentuk kekhawatiran yang dia lampiaskan, tetapi Touya yang di peluknya di desak oleh dua gunung raksasa yang dia bawa.
“Astaga, Touya! Kau membuatku khawatir sekali!”
“Umgghh! Umggh!”
Meskipun itu adalah impian dari seluruh laki-laki di muka bumi. Untuk di desak oleh dua gunung raksasa perempuan, tetapi kondisi Touya saat itu membuatnya paksa keluar. Dia mendorong dan mundur dari hadapan Reina.
“Fuah! He-hei, kenapa kau te-telanjang?! Cepat pakai sesuatu!”
“Kya!”
Touya berbalik dan menutupi diri Reina dengan selimut yang dia lempar.
“Astaga. Kau ini sudah menjadi kebiasaan kah tak memakai baju? Apa semua iblis di neraka memiliki kebiasaan seperti ini semua?!”
Keluh Touya sembari menatap arah lain, yang penting tidak menatap ke arah Reina. Karena dia tahu, bahwa ***** laki-lakinya itu bekerja secara insting dan sulit untuk di kontrol. Terlebih lagi menghadapi seorang gadis yang memiliki tubuh dan wajah indah sepertinya.
Tetapi, Reina yang masih menutupi tubuhnya sebatasa selimut pun tak bergerak untuk mengambil bajunya. Melainkan….
“Tidak. Aku melakukan hal ini demi menyembuhkanmu”
Ucapan Reina sontak membuat Touya membuka lebar kedua matanya. Dia heran sekaligus bingung. Bahkan niatnya yang tidak ingin menoleh menjadi refleks untuk menoleh secara langsung.
“Eh?”
“Kami para iblis memang abadi dan sulit untuk di katakan menua. Tetapi, dalam pertarungan pun kami pasti akan terluka. Aku menyalurkan energi yang ku punya melalui sentuhan kulit. Dengan tanpa busana, aku bisa menyalurkan lebih banyak energi dan menyembuhkanmu jauh lebih cepat”
Mendengar kata-katanya saat itu membuat Touya terkejut. Bahwa tindakan yang di lakukan Reina bukanlah sebatas kebiasaan atau sifatnya sendiri. Tetapi, karena kepeduliannya terhadap kondisi kesehatan Touya.
“Jadi… saat aku tertusuk oleh Yuri. Kau membuka pakaianmu dan menyembuhkanku dengan tubuhmu sendiri?”
“Benar sekali”
Touya tak menyangka bahwa Reina melakukan hal tersebut demi dirinya. Bagi seorang perempua, terutama dengan adat di Jepang. Seorang gadis harus menjaga kesucian dan kulit tubuhnya dari laki-laki sebelum menikah.
Dan Touya yang mempelajari adat ataupun kultur tersebut, menjadi tahu bahwa yang Reina lakukan adalah sesuatu yang sangat berani dan penuh pengorbanan untuk dirinya sendiri.
“Maaf….”
Touya menunduk dengan penuh perasaan bersalah.
“Eh, kenapa?”
“Karena aku, kau jadi harus melakukan hal seperti ini. Padahal, aku bukan siapa-siapa….”
Namun, Reina hanya tersenyum tipis saat mendengar ucapan manis itu. Reina membuka kedua lengannya dan mendekap Touya dalam pelukan.
Pelukan lembut yang berbeda dari sebelumnya. Touya bisa merasakan sebuah perasaan hangat mengalir ke dalam tubuhnya dan membuat seluruh isi kepalanya tenang.
Reina yang memberikan tubuhnya bagi Touya bersandar, membuatnya sangat merasa nyaman. Tubuhnya yang halus dan lembut seperti sebuah awan. Serta bau tubuh Reina juga tercium harum seperti lautan bunga yang baru mekar.
“Tidak usah merasa bersalah, Touya. JIka itu untukmu, maka aku rela melakukannya”
Ucap Reina sembari mengelus lembut kepala Touya seperti anak kecil.
“Tetapi, kau harus berjanji satu hal padaku”
Touya langsung mundur dan menatap Reina penuh keyakinan.
“Katakan saja! Jika aku bisa membalas budi ini, maka aku pasti akan melakukannya!”
“Terima kasih. JanTouyaya sama seperti sebelumnya kok”
“Sama seperti… sebelumnya?
Touya memiringkan kepalanya dengan heran. Karena dia tak bisa mengingat apa yang dia pernah janjikan dengan Reina. Hanya dengan melihat raut wajahnya saja, Reina bisa menebak kalau Touya sedang kesulitan mengingat hal tersebut.
Oleh karena itu, Reina tak menunggunya untuk mengingat. Dia tertawa kecil sembari tersenyum lembut ke arahnya.
“Berada di sisiku selamanya, menjadi butlerku. Aku akan melatih dirimu agar menjadi sosok yang sama seperti tuan Theodore”
Janji yang Reina ucapakan memang terdengar berat. Karena tinggal bersama dan berlatih menjadi seorang iblis yang bahkan bisa mengubah takdir neraka?
Orang-orang pasti akan berpikir untuk mundur dan sudah takut terlebih dulu. Tetapi, Hal itu tidak berlaku bagi Touya. Dia yang sudah merasakan kematian untuk pertama kali, menjadi tahu bahwa dirinya sangatlah beruntung.
Jika dia tidak menjalani hidupnya penuh makna, maka semua hal itu akan terulang kembali dengan dirinya yang di buru oleh orang-orang seperti Yuri.
Telapak tangannya yang di kepal dan senyuman lebar di wajahnya itu menunjukan tekad kuat dari Touya yang telah di tetapkannya.
“Aku berjanji padamu, Reina”
Touya menggeleng kepalanya seolah salah berbicara.
“Ah, bukan. Aku berjanji padamu, nona!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments