Helios memiringkan kepalanya dan urat tegang yang keluar melalui sisi wajahnya. Matanya melotot lebar seolah menyorotkan amarahnya begitu dalam pada Touya.
“Hah?! Kau menantangku, sampah?!”
“Aku tak peduli apa yang kau katakan tentangku. Tetapi, jika ada masalah langsung bicara di depan mukaku. Jangan menjadi pengecut yang berani melawan seorang gadis!”
Semua orang yang berada di dalam ruangan itu sontak terkejut. Kenapa?
Tentu saja, mereka semua yang melihat Touya mengetahui bahwa dia adalah iblis kelas rendah. Dan juga, yang dia hadapi adalah Helios. Namun, dia tak gentar untuk berbicara dan bahkan berdiri menghalangi kemauannya.
Terlebih lagi untuk Reina yang hatinya tersentuh. Dia yang melihat Touya berdiri gagah tidaklah bisa berpaling darinya.
“Touya….”
Sedangkan Zephkiel sendiri, merasa terkejut tiada henti. Awalnya, dia masih ragu terhadap Touya yang tidak memiliki kemampuan sihir. Tetapi, sosoknya yang berani berdiri dan melawan seseorang tanpa pandang status. Itu adalah sifat yang sangat mirip dengan ayahnya.
“Tidak mungkin aku salah. Sifat kau dan ayahmu itu sama persis, Touya”
Di sisi lain, Helios mulai melihat lirikan ke kiri dan kanannya. Para iblis lainnya mulai berdesas-desus seolah menganggap Helios itu salah dan patut di beri hukuman. Namun, sebagai seorang iblis kelas atas, harga diri Helios tidak bisa membiarkan apapun menghalanginya.
Amarahnya yang memuncak saat itu terlihat dari betapa mengerikan raut wajahnya pada Touya.
“Dasar sampah, berani-beraninya kau memerintahku. Akan kuberitahu dimana tempatmu seharusnya!”
Grak…!!
“Touya!”
Reina berteriak memperingati Touya seketika Helios mulai bergerak. Tubuhnya di dorong kuat dan langsung melesat cepat ke arah Touya. Siapapun yang melihat pergerakan Helios, pasti tahu bahwa Touya tak akan selamat dari serangan tersebut.
Namun, itu hanya berada dalam pikiran mereka.
Touya yang melihat melalui kedua matanya dapat melihat pergerakan Helios dengan jelas. Seolah-olah, apa yang di lihat melalui kedua matanya itu seperti waktu melambat dan memberikannya ruang untuk bereaksi.
Kepalan tangan Helios yang sedang di tarik mundur itu terlihat olehnya. Touya sontak menyingkir ke samping dan menghindarinya. Dan di akhir gerakan, Touya berbalik menghantam wajah Helios.
Buaak…!!
“Ughh!”
Pukulan telak itu membuat Helios kehilangan keseimbangan dan tergoyahkan ke samping.
Suara dari pukulan itu terdengar cukup keras dan tak ada yang memalingkan pandangan mereka. Satu ruangan itu sontak terkejut ketika melihat Touya bisa mendaratkan sebuah serangan telak di wajah Helios hanya dengan sebuah pukulan biasa.
Mata melebar dan mulut yang terbuka. Tubuh semua orang tertegun diam seolah tak habis pikir akan kejadian yang terlintas di kedua mata mereka.
Sedangkan Helios sendiri juga ikut terkejut. Dia yang mengusap darah dari bibirnya itu berubah menjadi semakin buruk rupa.
“Sialan!”
“Jangan meremehkan iblis kelas rendah!”
Reina yang melihat Touya berdiri gagah dengan tangan kosong untuk melawan Helios pun langsung terpana.
Namun, saat itu tentu saja bukanlah akhirnya. Helios yang memuncak penuh amarah segera mengeluarkan energi sihirnya berupa ledakan aura yang keluar dari seluruh tubuhnya.
Duaar…!!
“Haah… benar ya, itu salahku karena meremehkan seorang iblis kelas rendah!”
Mata Helios berubah menjadi hitam kemerahan menjadi seperti iblis yang mengerikan. Jika di ibaratkan, itu adalah sosok iblis yang biasa di bayangkan oleh di dunia manusia.
Mata hitam dengan iris merah. Pupil bergaris vertikal tajam seperti seorang predator yang melotot tajam kepada mangsanya.
Dan dalam sekejap mata, Helios menghilang dari pandangan Touya.
Wush…!!
“(Dia… menghi-!)”
Buak…!!
“Uaagh!!”
Hantaman keras di perutnya itu menghentikan fokus dan kata-kata Touya. Dia bahkan memuntahkan isi perutnya karena itu adalah serangan Helios yang mendarat telak.
Touya langsung terjatuh dengan kedua lutut yang menopang tubuhnya. Isi perutnya yang keluar semua sembari memegang perutnya yang kesakitan.
Bruk…!!
“Touya!” teriak Reina
“Kau lihat? Kau hanyalah iblis kelas rendah. Jika aku serius, kau tidak akan sanggup untuk melawanku. Bahkan nonamu saja sampai gemetar dan ingin segera menolongmu!” ucap Helios
“Helios, hentikan!” teriak Reina
Dia berbalik membelakangi Touya yang sedang terpuruk dengan keadaannya.
“Reina, kau terlalu di butakan oleh niat baik. Seorang iblis harus meninggikan dirinya dan memiliki pelayan yang sesuai dengan standarnya. Kau hanya membuat buruk nama keluarga Alloces jika seperti ini” ucap Helios
“Semua hal yang kulakukan tidak ada urusannya denganmu!” bantah Reina
“Benarkah? Kau yang menjadi putri raja iblis, membawa seorang iblis kelas rendah dengan harapan dia akan menjadi kuat. Apa itu tidak sedikit naif hanya karena kau memiliki gelar putri raja iblis?”
Reina langsung tertegun diam. Gertakan giginya yang memperlihatkan betapa dia berusaha keras untuk menahan diri.
“Sadarlah Reina. Kau membawa iblis kelas rendah ke tempat ini, hanya akan membuat derajat kita sama hancurnya dengan mereka. Kalian semua juga, seharusnya mengerti. Kita para iblis kelas atas berada di dunia yang berbeda dengan mereka yang kelas rendah. Jadi-!” ucap Helios
Ucapan Helios terhenti ketika ada sebuah suara yang mengerikan berbicara dari belakang.
“Hei…!”
Hanya dari satu kata panggilan itu, langsung membuat tubuh Helios merinding dan tegang seutuhnya. Dia membayangkan sebuah perasaan teror yang bahkan bisa membuat kakinya gemetar.
“(A-apa ini?! A-aku… ketakutan?!)”
Dari belakang itu, terlihat adanya Touya yang bangkit berdiri lagi. Kedua kaki yang membantunya bangkit berdiri lagi, membuat sebuah tekanan dahsyat dari Touya. Seolah raungan seekor makhluk buas yang tidak kenal ampun.
Helios yang menyadarinya secara panik membuat sebuah tombak dari energi sihirnya. Dia berbalik dan ingin menusuk Touya cepat-cepat.
Zruutt…!!
Touya melakukan hal yang sama, tetapi dia mengayunkan tangan kosongya untuk menghantam balik.
Duaar…!!!
Ledakan dahsyat terjadi dan membuat sebuah hembusan angin yang memenuhi ruangan pesta tersebut.
Wush….!!
“Aahh!!”
“Nona!”
Tak hanya Reina, namun semua orang di sana berusaha menahan diri dari dampak ledakan angin itu.
“Touya!”
Reina berteriak keras akan kecemasannya terhadap Touya. Dan saat dia membuka lebar matanya, ternyata pemandangan yang Reina harapankan berbeda dengan yang dia bayangkan. Begitu juga dengan semua orang di sana.
Di antara serangan Touya dan Helios, ada Zephkiel yang akhirnya turun tangan dan menghentikan mereka berdua. Berbeda dengan sebelumnya, Zephkiel kini mengeluarkan aura tekanan yang begitu kuat dan hanya bisa di rasakan oleh Touya dan Helios saja.
“Jika kalian berminat untuk membuat kekacauan lebih jauh lagi, maka aku akan meladeni kalian secara langsung!”
Helios menelan ludahnya karena merasa ketakutan tak tertahan saat Zephkiel mengancamnya. Bagaimana pun juga, Zephkiel adalah seorang raja iblis. Kekuatannya itu tidak perlu di pertanyakan lagi dalam sebuah pertarungan.
Oleh karena itu, Helios sendiri akhirnya mundur. Sama berlakunya untuk Touya yang menurunkan tinjunya. Namun, Helios pergi dengan raut wajah tak senang bersama dengan ayahnya. Meninggalkan pesta dalam suasana yang buruk.
“Cih, tak berguna!”
Di sisi lain, Touya yang sejak awal berusaha berdiri tegar, langsung merasakan rasa sakit di tubuhnya kembali menyebar. Perutnya yang terkena pukulan telak itu benar-benar fatal sehingga dia kembali terjatuh dalam kedua lututnya.
Bruk…!!
“Ugh!!”
“Touya!”
Entah itu Reina ataupun yang lain, mereka semua langsung berlari menghampiri Touya. Haru sendiri pun sampai beraut wajah panik melihat Touya yang kesakitan.
“Kak Touya!”
“Aku… baik-baik saja….”
“Touya! Apa yang kau lakukan?! Jika ayah tak menahan kalian berdua, kau pasti akan terluka parah!”
“Maaf, nona. Tetapi, ini keputusanku. Aku tidak ingin… Kau di hina karena kelemahanku”
“Dasar bodoh, kau terlalu ceroboh!”
Reina melompat dan memeluk Touya begitu erat. Dan Touya sendiri merasakan tubuh Reina yang gemetar dan tarikan nafasnya yang tak teratur.
“Reina, bawa Touya untuk segera di obati. Pesta ini akan ayah urus”
“Baik, terima kasih ayah”
“Tuan Zephkiel, terima kasih banyak. Dan, juga ma-!”
“Tak perlu meminta maaf. Aku tidak merasa ada kerugian sama sekali”
Ucapan Zephkiel membuat Touya terkejut. Wajahnya tersenyum tipis seolah benar-benar menunjukan dirinya tidaklah mempermasalahkan hal tersebut.
Touya langsung di bawa pergi oleh Reina. Bersama dengan Haru dan juga Alicia yang mengikutinya dari belakang.
Sedangkan pesta yang masih di tengah jalan pun di huni oleh suasana yang berat dan juga penuh bekas kekacauan. Dan di tengah hal tersebut, Vanessa datang menghampiri suaminya.
“Sayang, kau merasakannya?”
“Ya”
Zephkiel mengangguk seolah mengerti apa yang di katakan oleh istrinya. Memorinya melintas kembali saat melihat Touya sempat berubah dalam sekejap dan menunjukan hawa teror yang begitu dahsyat.
Bayangan itu tidak bisa hilang dalam kepalanya.
“Dalam sesaat, Touya sempat terasa berubah seperti orang lain” ucap Zephkiel
“Kukira hanya aku sendiri yang merasakannya, tetapi ternyata kau juga ya” ucap Vanessa
“Ya. Touya menganggap dirinya berbeda dengan ayahnya. Tetapi, kurasa dia ada benarnya juga”
“Berbeda dengan Theo? Kenapa bisa begitu?”
“Kurasa, Touya jauh lebih menakutkan dibandingkan Theo”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments