Seoanjang perjalanan Nyonya Diana nampak ramah kepada Bella.
"Berapa usia kandungan mu? Sepertinya sudah cukup besar"
"Memasuki usia lima bulan Nyonya"
"Pantas saja sudah besar. Apa sudah tau jenis kelaminnya?" Nyonya Diana mengusap perut Bella.
"Mom... Kenapa Mommy lebih memperhatikan dia dari pada Aku. Berhenti-berhenti Pak" Aira meminta sopir menghentikan mobilnya.
"Kenapa berhenti?" Nyonya Diana nampak bingung.
"Pindah ke depan Bella. Aku tidak mau duduk bersama mu"
Bella segera turun dari mobil dan pindah ke kursi bagian depan.
"Aira, kenapa seperti itu?"
"Sudahlah Mom abaikan saja dia. Lagi pula kenapa Kamu harus ikut Bella?" Aira nampak kesal.
"Kenapa? Bukankah akan lebih baik jika mempunyai teman saat hamil. Kalian bisa berbagi pengalaman"
"Berbagi pengalaman?" Aira mendelik kesal. Batin Aira bergumam "Berbagi cinta iya"
"Maaf Nona, lebih baik Saya kembali ke rumah. Biarkan Saya turun di sini Pak"
"Tidak, rumah sakit sudah hampir sampai. Sudahlah Aira jangan bersikap seperti itu. Mommy tidak pernah mengajarkan mu seperti itu"
Aira diam dengan perasaan sangat kesal. Bella hanya menundukkan kepalanya.
Sesampainya di rumah sakit Nyonya Diana mendaftarkan Bella dan Aira.
Aira pergi untuk diperiksa, diantar oleh Nyonya Diana dan Bella. Bella nampak sangat gelisah.
"Silahkan Nyonya Aira" Dokter Zia memeriksa kandungan Aira melalui alat usg.
"Perkembangannya bagus. Saat ini usia kandungan Anda memasuki usia 10 minggu. Apa Anda masih mengalami morning sickness?"
"Saya mengalaminya dok, tapi sudah tidak separah saat pertama Saya kemari"
"Itu hal yang sangat normal. Semuanya tampak baik-baik saja"
Aira tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Saya akan meresepkan vitamin yang harus Anda konsumsi"
"Baik dok, terima kasih" Bella kembali ke tempat duduk.
"Dok, tolong sekalian periksa Bella" Nyonya Diana meminta dokter Zia memeriksa Bella.
"Baik, silahkan..." Dokter Zia menatap Bella "Nyonya Bella? Anda akan di periksa sekarang? Bukankah jadwal Anda pekan depan? Silahkan kemari Nyonya"
Bella hanya menganggukkan kepalanya dan berbaring di atas tempat tidur.
Dokter Zia menempelkan alat pada bagian perut Bella. "Sangat baik. Perkembangan janinnya sangat baik, Anda pasti mengkonsumsi makanan yang baik untuk Ibu hamil. Mari Kita dengarkan detak jantungnya yaa"
Terdengar detak jantung melalui alat, mata Bella nampak berkaca-kaca. Nyonya Diana yang berada di dekat Bella nampak tersenyum.
"Kita akan lihat jenis kelaminnya yaa Nyonya" Dokter Zia nampak menggerak-gerakkan alat di perut Bella.
"Selamat Nyonya, jenis kelaminnya laki-laki, Tuan Dito pasti akan sangat senang"
"Tunggu... Tunggu dulu Dok, Dito?"
Bella sudah sangat ketakutan.
"Benar, suami dari Nyonya Bella. Biasanya Tuan Dito menemani Nyonya Bella untuk periksa"
Nyonya Diana nampak sangat kesal, dia menatap Bella dan Aira secara bergantian.
Setelah selesai dari rumah sakit, Mereka kembali ke dalam mobil.
"Aira, katakan pada Mommy apa yang sebenarnya terjadi?"
Aira tidak mengatakan apapun, dia hanya menundukkan kepalanya.
"Bella??"
"Maafkan Saya Nyonya, ini salah Saya. Ini terjadi karena kesalah pahaman"
"Salah paham? Salah paham sampai hamil? Dan Kamu tinggal bersana Kami? Bagaimana mungkin"
"Maafkan Saya Nyonya" Bella yang duduk di kursi depan tidak berani melihat ke arah belakang.
"Apa Kalian menikah?"
"Tidak Mommy, Mereka tidak menikah dan perempuan ini mau saja diajak oleh Dito. Aku sudah meminta Dito untuk mengusirnya namun dia bersikeras dan tinggal di rumah belakang" Aira mencoba membela dirinya.
"Itu tidak benar Nona, Kami menikah secara sah. Bahkan almarhum Ayah Saya yang menjadi wali nikah Saya. Saya bukan perempuan seperti itu" Bella nampak tidak terima.
"Hentikan Kalian berdua, Aku benar-benar tidak habis pikir. Bagaimana Kalian..." Nyonya Diana memegang bagian dadanya yang terasa sesak.
"Mommy... Mommy... Kenapa?"
"Nyonya... Nyonya Diana"
"Putar balik, Kita harus pergi ke rumah sakit sekarang"
"Kita tidak bisa putar balik di sini Nona, Kita bisa memutar balik setelah 500m lagi" Pak Sopir mencoba menjelaskan.
"Putar sekarang, atau Aku akan memecat mu"
"Putar sekarang Pak, ini darurat" Bella menyetujui permintaan Aira.
"Tapi Nona..."
"Sekarang..." Air berteriak.
Dengan terpaksa Pak sopir memutar balik mobil, namun dia tidak menyadari ada mobil pengangkut benda berat yang sedang melaju kencang.
Kecelakaan pun tidak bisa dihindari. Nyonya Diana dan Aira terpental ke marka jalan. Mobil tergelincir menuju jurang yang cukup curam.
Tidak lama kemudian datang polisi dan ambulance dari rumah sakit.
Mereka mengevakuasi Nyonya Diana dan Aira.
Pihak polisi menghubungi Dito. Dito sangat terkejut saat mendengar mobil miliknya mengalami kecelakaan.
Dito bergegas menuju rumah sakit. Disana Nyonya Diana dan Aira sedang berada di ruang ICU.
Dito nampak sangat panik. "Mommy, Aira. Semoga Kalian baik-baik saja"
Oro menghampiri Dito "Bagaimana keadaan Nyonya Diana dan Nona Aira Tuan? Apa Saya perlu menghubungi Tuan Juan?"
"Ya hubungi dia" Dito nampak mondar-mandir di depan ruang ICU.
Dokter Zia keluar dari ruang ICU dan menghampiri Dito. "Tuan Dito?"
"Dokter, bagaimana keadaan Aira? Bagaimana keadaan bayinya?"
"Nyonya Aira mengalami pendarahan hebat. Kita harus segera mengeluarkan bayi dalam kandungannya"
Dito nampak lemas "Lalu Aira? Apa dia akan baik-baik saja?"
"Kita akan melakukan yang terbaik Tuan"
Dito duduk di atas kursi tempat menunggu, pikirannya sudah tidak karuan.
"Maaf Tuan, apa Nyonya Bella baik-baik saja?"
"Bella?" Dito nampak kebingungan.
"Benar Tuan, tadi Mereka bertiga kemari untuk memeriksakan kandungan Nyonya Aira dan Nyonya Bella"
Dito bangun dari tempat duduknya "Jadi Bella ikut dengan Mereka? Dimana dia sekarang?"
Oro menghampiri Dito "Tenang Tuan, Saya akan menanyakan ke lokasi kejadian"
"Tidak, biarkan Aku yang pergi"
Dito bergegas menuju mobil, namun Oro menghentikannya.
"Saya akan menemani Anda Tuan"
Mereka pergi menuju tempat kejadian, di sana masih banyak polisi yang mengamankan lokasi kejadian.
"Maaf Tuan, lokasi untuk sementara di tutup. Anda bisa melewati jalan yang lain"
"Saya pemilik mobil yang mengalami kecelakaan, Saya harus melihat ke sana. Istri Saya masih berada di dalam mobil"
"Baik Tuan, silahkan ikuti Kami"
Polisi mengawal Dito dan Oro menuju lokasi kejadian.
Dito nampak bingung "Dimana mobil itu? Dimana Bella?"
"Maaf Tuan, salah satu mobil memasuki jurang. Kami tidak bisa mengevakuasinya sekarang, hari sudah mulai gelap dan jurang cukup curam"
"Jurang? Bella? Bella... Dimana Kamu? Bella" Dito nampak sangat panik.
Oro memegangi tubuh Dito yang hendak berlari menuju lokasi mobil terjatuh.
"Lepaskan Aku, Aku harus menemukan Bella"
"Tenang Tuan, tim sedang menuju ke sana. Diberitakan dua orang masih berada di dalam mobil"
"Tolong selamatkan Bella sekarang juga"
Oro menarik tubuh Dito dan membawanya ke dalam mobil.
Dito nampak menangis dengan sangat histeris.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...Tolong kasih informasi dong, Bella kemana yaa??? 😭😭...
...Tinggalkan jejak like, komentar dan dukungan Kaliaan yaa zheyenk kuuu 😘😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Ida Lailamajenun
othor bisa aja mengatasi kegalauan readers nya yg udh mulai memanas Krn keputusan Bella suruh Dito hamilin Aira😂😂gercep ye Thor 😀😀 jgn Ampe readers kabur jd lgsg di bikin alur bgn,kereeen👍👍👍
2022-03-28
0
Stefani Pandita
smga bela gk kenapa2 dgn babynya
2021-12-28
1
Yulie
mudah mudahan Bella selamat🤲
2021-12-24
1