Hubungan Membaik

Bella mengetuk pintu kamar mandi dari dalam.

"Tuan... Tuan..."

"Ada apa?" Dito berdiri dari tempat duduknya.

"Maaf Tuan, tapi Saya tidak bisa memakai ini"

Dito tidak menjawab ucapan Bella.

"Tuan, apa Anda di sana?"

"Pakailah"

"Tapii..."

"Jangan keluar kalau Kamu tidak memakainya"

Bella yang mendengar kata-kata Dito nampak kebingungan.

"Pakaian apa ini? Kenapa Aku harus memakai ini?" Bella melihat sebuah lingerie berwarna hitam di dalam paper bag tersebut.

"Apa Tuan Dito bermaksud memeberikan ini kepada Nona Aira. Tapi..." Bella teringan kembali kata-kata Bi Sumi yang mengatakan kalau Bella adalah istri sahnya, dan Ayahnya telah menyerahkan semua tanggung jawabnya kepada Dito.

Bella memakai pakaian tersebut, "Apa begini cara pakainya? Tapi kenapa seperti ini?"

Bella meraih sesuatu di dalam paper bag "Oh ada jubahnya? Tapi kenapa tipis sekali dan hanya tali ini?" Bella menggunakan pakaian tersebut dan menatapnya di depan cermin.

Pipi Bella seketika memerah "Apa Tuan Dito benar-benar ingin melihat ku memakai pakaian seperti ini?"

Lingerie yang Bella kenakan terlihat sangat kontras di kulit Bella yang putih dan mulus.

"Ya ampun, seluruh tubuhku terlihat. Tidak ada yang tertutup dengan benar" Bella masih sibuk membenarkan pakaiannya.

Pintu nampak di ketuk "Se...Sebentar Tuan"

"Keluarlah, Aku ingin buang air"

Wajah Bella nampak memerah, jantungnya berdegub dengan sangat kencang.

Dengan perlahan Bella membuka pintu, Dito yang melihat Bella seperti itu membelalakkan matanya.

"Sa...Saya..."

Dito meraih pinggang ramping milik Bella "Kenapa? Apa Kamu malu tampil seperti ini di hadapan suami mu?"

Mata Bella menatap mata Dito, jantungnya berdegub dengan sangat kencang.

Kata suami mu yang keluar dari mulut Dito membuat Bella mengeluarkan air matanya.

"Kenapa? Apa Kamu tidak nyaman? Kamu bisa menggantinya kalau memang tidak nyaman" Dito nampak panik saat air mata mengalir di pipi Bella.

"Se...Sejak tadi Saya memang tidak nyaman" Bella masih menangis.

"Kalau begitu, Kamu boleh menggantinya" Dito melepaskan tubuh Bella namun Bella menahannya.

"Anda bisa membuat Saya nyaman dengan pakaian ini?"

Bibir Dito tiba-tiba tersenyum, dia kembali memeluk Bella. "Tentu saja, Aku akan memberikan kenyamanan untuk mu"

Tubuh Dito mendekati Bella, Bella masih belum terbiasa. Dia memundurkan langkahnya hingga sebuah meja rias tepat berada di belakangnya.

Dito tersenyum dan ******* bibir Bella. Bella memejamkan matanya dan mulai mengikuti gerakan Dito.

Dito mengangkat tubuh Bella dan mendudukannya di atas meja tanpa melepaskan bibir mereka satu sama lain.

Bella mengalungkan lengannya pada pundak Dito, Perlahan Dito membuka tali pakaian Bella hingga kini hanya sebuah lingerie yang menutupi tubuh Bella.

Dito meraih tangan Bella dan mengecup kedua tangannya. Dito terus mengecup lengan Bella hingga kini mendarat di bagian lehernya.

Bella nampak menikmati setiap sentuhan Dito.

Dito mengangkat tubuh Bella dan menjatuhkannya di atas tempat tidur.

Dito menatap seluruh tubuh Bella, Bella semakin nampak malu, pipinya semakin memerah.

Dito kembali ******* bibir Bella dan tangannya mulai menjelajah tubuh Bella.

Bella membiarkan Dito melakukan apapun sesuka hatinya.

Bahkan hingga kini tidak ada sehelai benangpun yang menghalangi tubuh Mereka berdua.

Dito menatap Bella dengan sangat intens seolah meminta ijin kepadanya.

Bella menganggukkan kepalanya dan Dito pun membuat Bella terbangun sepanjang malam.

Waktu menunjukkan dini hari. Dito baru selesai menuntaskan tugasnya.

"Terima kasih" Dito mengecup pucuk kepala Bella yang kini tengah berada di dalam pelukannya.

Bella menganggukkan kepalanya.

Dito tersenyum "Kalau Kamu mengantuk, tidur sajalah"

"Baik Tuan"

Dito menatap Bella "Jangan panggil Aku Tuan. Aku bukan Tuan mu"

"Ta...Tapi..."

"Tadi Kamu bahkan menyebut nama ku beberapa kali, kenapa sekarang..."

Bella menutup mulut Dito "Baiklah baiklah"

Dito tersenyum "Baiklah apa?"

"Saya tidak akan memanggil Anda Tuan"

"Lalu?"

Bella nampak bingung.

"Kenapa bingung? Kamu bisa memanggil ku Sayang, Honey, Hubby atau suami ku?"

Bella membelalakkan matanya "Tidak tidak, tidak seperti itu"

"Lalu?" Dito menahan tawanya saat melihat Bella tengah memikirkan sesuatu.

"Saya belum memikirkannya"

"Kalau begitu, ganti bahasa mu. Jangan berbicara terlalu formal"

"I...Iya"

"Kalau begitu tidurlah dulu. Besok pagi Kamu harus sudah menemukan sebutan untuk ku" Dito memejamkan matanya.

"Tu...Tunggu dulu. Bagaimana dengan Non Aira?"

"Aira? Kenapa?"

"Saya... Maksud Saya, Aku pasti akan sangat menyakitinya"

"Dia terlalu banyak mengingkari janjinya kepada ku. Biarkan saja dia, lagi pula Kamu juga istri sah ku. Tapi Aku juga tidak bisa menceraikannya begitu saja"

Seketika Bella merasa sesak di dadanya. Bella tidak tahu kenapa kata-kata terakhir Dito begitu terasa menyakitkan.

Bahkan saat ini Bella merasa sangat bingung. Apa dia harus bahagia karena Dito yang sudah mulai membuka hati untuknya atau merasa sedih karena menyakiti hati Aira.

Bella benar-benar tidak bisa memejamkan matanya, perasaannya semakin tidak karuan.

Sebelumnya Dito melakukan ini karena dalam keadaan mabuk. Tapi sekarang, Mereka benar-benar dalam keadaan sadar.

Bella benar-benar merasa bersalah kepada Aira.

Pagi hari Bella nampak tengah menyiapkan sarapan bersama Bi Sumi.

Dito baru saja keluar dari kamar dan menghampiri Bella. Dito memeluk tubuh Bella dari arah belakang.

"Aku mencari mu" Dito mendaratkan bibirnya pada tengkuk Bella.

"Saya... Aku sedang menyiapkan sarapan bersama Bi Sumi"

"Biarkan saja, Bi Sumi pasti senang melihat ku seperti ini. Iya kan Bi?"

Bi Sumi tersenyum dan menganggukkan kepalanya "Benar Tuan"

Sampai selesai menyiapkan makanan, Dito terus saja menempel pada Bella.

Aira datang saat makanan sudah siap. "Tumben masak yang seperti ini Bi? Biasanya hanya sandwich"

Bi Sumi hanya menganggukkan kepalanya "Iya Nona"

Mereka makan bersama. Seperti biasa, Bella menyiapkan makanan untuk Dito.

"Terima kasih, Kamu memang jago memasak"

Aira tiba-tiba tersedak "Uhuk... Jadi ini masakan Kamu? Pantas saja tidak pas di lidah ku. Selera Kita berbeda, jadi jangan pernah membuatkan makanan untuk ku" Aira menyudahi makannya.

"Aku lihat dari tadi Kamu menikmatinya"

"Itu karena Aku kira ini masakan Bi Sumi, Aku menghargainya" Aira pergi meninggalkan ruang makan.

"Sudah biarkan saja. Aku akan segera memberi mu tempat yang nyaman"

"Maksudnya?" Bella nampak kebingungan.

"Aku sedang membangun sebuah rumah. Walalupun tidak semewah rumah ini, tapi Aku yakin Kamu akan nyaman berada di sana" Dito menggenggam tangan Bella.

"Terima kasih" Bella tersenyum.

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...Hayooo mana nih tim uhuk-uhuk nya Bella Dito?...

...Jangan lupa tinggalkan jejak Kalian yaa Zheyeeenk......

...Like dan komennya Aku tunggu yaa...

...Aku lagi ikut lomba nih, doain menang 🥰...

...Jangan lupa mampir ke karya ku yang lain yaa Zheyeeenk... Aku tunggu 😘...

Terpopuler

Comments

Yulie

Yulie

jangan bilang kalau Dito gk pernah nyentuh Aira 🤔🤔

2021-12-24

1

umiazmi

umiazmi

😂😂😂linjeri yahh mas dito

2021-12-19

0

nurlaeli saiful

nurlaeli saiful

sya tim bella n dito kak thor, lanjut

2021-11-24

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!