Aira tiba di rumah utama. Nyonya Diana menjaga Aira dengan sangat hati-hati.
"Pelan-pelan Darl, jangan berjalan terlalu cepat"
"Baik Mom. Apa semua Ibu hamil harus berjalan seperti ini?" Aira dipegangi oleh Nyonya Diana.
"Mungkin tidak semua, tapi apa salahnya menjaga"
Bi Sumi menghampiri Aira dan Nyonya Diana.
"Bi, tolong ambilkan air putih untuk Aira. Aira harus banyak mengkonsumsi air putih, itu akan baik untuknya juga untuk perkembangan bayinya. Aira tidak boleh sampai kekurangan cairan"
"Baik Nyonya" Bi Sumi kembali menuju dapur.
Malam hari tiba, Dito menghampiri Bella di rumah belakang.
Bella nampak senang, dia menghampiri Dito dan memeluknya.
"Terima kasih Kamu sudah benar-benar mengabulkan keinginan ku"
Dito membalas pelukan Bella "Keinginan mu? Yang ada Aku begitu merindukan mu. Aku benar-benar tidak bisa jauh dari mu"
Dito duduk di hadapan Bella dan mengecup perut Bella yang semakin membuncit "Maafkan Daddy Sayang, Daddy tidak mengabari mu karena Mommy mu membuat Daddy kesal" Dito menatap Bella.
"Aki juga minta maaf" Bella mengusap kepala Dito.
"Tapi Aku benar-benar merindukan Kalian" Dito mengecup perut Bella dan memeluk Bella.
Bella membalas pelukan Dito "Apa Kamu sudah tau kabar kalau..."
Dito menutup mulut Bella dengan kecupan-kecupannya, kecupan yang berubah menjadi *******.
"Aku sedang bicara..."
Dito melepaskan bibir Bella namun tubuhnya masih memeluk Bella "Baiklah, katakan..."
"Nona Aira... Nona Aira mengandung anak mu"
Dito membelalakkan matanya, dia melepaskan pelukannya. "Aira? Aira hamil?"
"Iya, Nona Aira hamil" Bella tersenyum namun matanya nampak berkaca-kaca.
Dito mengacak rambutnya "Bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin Aku bisa tidak sadarkan diri dan melakukan itu bersamanya?"
Bella tersenyum "Bukankah pertama kali Kita melakukannya disaat Kamu tidak sadar?"
"Tapi itu beda dan Aku... Aku hanya melakukan satu kali bersamanya" Dito nampak bingung.
"Tetap saja Kalian melakukannya. Aku pernah dengar kalau Kalian sedang berada pada masa subur, satu kali pun tidak ada yang tidak mungkin. Lagi pula, Aku mendengar kalau Nona Aira mengkonsumsi obat penyubur kehamilan"
Dito mengacak rambutnya "Bagaimana ini? Aku tidak mungkin mempertahan kan Aira, tapi sekarang Aku juga tidak mungkin meninggalkannya"
Bella menundukkan kepalanya.
Pagi hari Aira menghampiri Dito yang tengah duduk di ruang makan.
"Honey..." Aira memeluk Dito dari arah belakang.
Dito melihat Bella yang sedang menyiapkan makanan bersama Bi Sumi.
"Lepaskan" Dito melepaskan pelukan Aira.
"Kenapa? Aku ingin mengabarkan sesuatu kepada mu" Aira duduk di samping Dito dengan wajah yang sangat sumringah.
Dito hanya diam saja.
"Lihat Aku Honey, kenapa Kamu melihat ke arah sana saja. Biarkan saja Mereka memasak" Aira meraih wajah Dito.
Dito menatap Aira dengan wajah malas.
"Di dalam perut ku, ada hasil dari cinta Kita. Aku hamil Honey"
Dito menarik nafas panjang "Mungkin maksud mu hasil dari kesalahan. Aku sudah tau semuanya Aira, Kamu meminta seseorang memasukan sesuatu ke dalam minuman ku"
Aira tersenyum "Kamu pintar sekali Honey, lagi pula itu hanya sedikit perangsang. Sedikit di rangsang saja Kamu sudah seperti itu, Aku hampir kewalahan menghadapi mu" Aira mengusap bibir Dito.
Dito melepaskan tangan Aira "Hentikan, apa Kamu tidak malu didengar oleh Bi Sumi?"
Bella hanya menarik nafas panjang, Bi Sumi menggenggam tangan Bella. Bella menganggukkan kepalanya disertai senyuman.
"Maksud mu orang di sebelah Bi Sumi. Biarkan saja dia tau. Lagi pula itu kejadian yang sebenarnya, Kamu tidak memberikan kesempatan kepada ku untuk beristirahat. Tapi Aku senang, bahkan jika Kamu menginginkannya lagi, Aku siap" Aira mengecup pipi Dito dan pergi menuju kamar.
Dito menatap Bella dengan tatapan kesal kemudian menghampiri Bella "Sudah puas? Aku benar-benar mengabulkan keinginan mu dan Kamu benar-benar menghancurkan perasaan ku. Kamu pikir Aku bahagia melakukan hal seperti itu bersama orang yang bahkan tidak Aku cintai?"
Dito pergi meninggalkan ruang makan. Bella terdiam dan kembali menangis. "Apa Aku salah karena memintanya berbuat adil?"
Bi Sumi mengajak Bella untuk duduk. "Non Bella, adil itu tidak menyakiti salah satu pihak. Lagi pula di sini Tuan Muda dan Nona Bella sama-sama tersakiti"
Bella menganggukkan kepalanya "Aku tidak tau kalau ini akan begitu menyakitkan"
"Iya sudah sekarang biarkan Tuan Muda tenang dulu, Nona Bella juga jangan lupa jaga kesehatan. Makanlah dulu"
Bella menganggukkan kepalanya dan memakan beberapa makanan yang diberikan Bi Sumi "Terima kasih ya Bi sudah selalu ada buat Aku. Kalau Aku tidak bertemu Bi Sumi, entah apa yang akan terjadi kepada ku"
"Ini yang dinama kan takdir, Kita tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya" Bi Sumi tersenyum.
Hari berganti hari, hubungan Bella dan Dito masih belum membaik.
Sore hari Bella tengah duduk di taman belakang. Bella mengelus perutnya yang semakin membesar.
"Permisi..." Nyonya Diana menghampiri Bella.
Bella nampak terkejut "Nyonya... Maaf Saya..."
"Duduklah Nak, Kamu sedang hamil? Kenapa Kamu ada di sini?" Nyonya Diana meminta Bella untuk duduk kembali.
"Sa... Saya Bella Nyonya, Saya anak dari Bi Sumi. Saya dari desa dan karena hamil, Saya ikut Bi... Maksud Saya, Saya ikut Ibu saya kemari. Tapi ini tidak akan lama"
"Oh anak Bi Sumi. Saya jarang berbincang dengannya sehingga Saya tidak tau keberadaan mu. Tapi dimana suami mu?" Nyonya Diana duduk di samping Bella.
"Suami? Oh iya, suami. Suami Saya sedang berada di luar Kota, maka dari itu Saya di sini. Tapi Saya janji akan segera keluar dari rumah ini"
"Tidak tidak, bukan begitu. Dito pasti sudah mengijinkan mu tinggal di sini. Maaf Saya banyak bertanya, Saya Ibunya Aira. Aira juga sedang hamil, maka dari itu Saya di sini menemani nya. Ini kehamilannya yang pertama, Aira pasti merasa kesulitan"
Bella menganggukkan kepalanya, Nyonya Diana bersikap sangat baik kepada Bella dan itu membuatnya semakin merasa bersalah.
"Mom, di sini rupanya. Aku sudah siap..." Aira menghentikan langkahnya saat melihat Nyonya Diana bersam Bella.
"Aira, Kamu sudah pernah bertemu dengannya? Katanya dia anak Bi Sumi"
"O...Oh anak Bi Sumi. A...Aku tidak pernah bertemu dengannya" Aira nampak bingung.
"Kamu sudah periksa ke dokter kandungan?" Nyonya Diana menatap Bella.
Bella menggelengkan kepalanya "Saya akan pergi pekan depan"
"Kami akan pergi menemui dokter kandungan, pergilah bersama Kami"
"Mom, Kita tidak usah mengajaknya. Biarkan dia pergi sendiri. Lagian dia bilang akan pergi pekan depan"
"Darl, tidak boleh bersikap buruk saat mengandung. Itu akan menanamkan perilaku yang tidak baik bagi calon bayi. Dan Kamu Bella, tidak baik menolak kebaikan seseorang. Pergilah bersama Kami"
Aira nampak sangat kesal "Setelah merebut Dito, apa Kamu akan merenut Mommy dariku?" batin Aira bergumam.
Bella nampak kebingungan, dia hendak menolak Nyonya Diana namun Nyonya Diana merangkulnya dan mengajaknya pergi.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...Hmm Bella oh Bella...
...Semoga Babang Dito segera datang dan menyelamatkan Bella dari ajakan Nyonya Diana....
...Masih tim DiLla nggak nih?...
...Jangan lupa tinggalkan jejak like, komentar dan dukungan Kalian zheyenk kuuu 🥰🥰🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Nurlela Nurlela
ya benar dong dito hrs adil ama kedua istrinya.
2021-12-20
0
Kinanti Kinanti
lanjut kak
2021-12-19
0
Azka Zaina
itu ank dito ato ank sng mantan thor, masa lgsg hamil sih .
2021-12-19
0