Malam bersama Aira

"Aku tidak bisa melakukannya"

"Aku mohon" mata Bella nampak berkaca-kaca.

"Sebenarnya apa maksud mu? Kenapa Kamu meminta hal yang tidak mungkin Aku lakukan. Kamu pikir Aku laki-laki macam apa Bella?" Dito nampak kesal.

Bella hanya menundukkan kepalanya.

Dito menarik nafas panjang, dia meraih wajah Bella dengan sangat lembut.

"Dengarkan Aku. Mungkin pernikahan Kita diawali dengan sebuah kesalahan. Tapi Aku tidak menganggap *** boleh dilakukan karena kesalahan juga. Aku tidak bisa melakukan hal seperti itu hanya karena kesalahan atau tanggung jawab..." Dito nampak prustasi.

"Intinya Aku tidak bisa melakukan itu dengan Aira, Aku tidak bisa melakukan itu dengan siapapun selain Kamu Bella"

Bella merasa terenyuh mendengar kata-kata Dito. Air mata kembali membasahi pipinya.

"Bukankah pertama kali Kita melakukan karena kesalahan? Kamu datang padaku dalam keadaan mabuk dan Kamu juga bilang kepada ku untuk menyembunyikannya dari Nona Aira" dengan kekuatan penuh Bella mencoba menjelaskan.

"Itu bukan kesalahan" Dito melepaskan tangannya dari wajah Bella.

"Bukan kesalahan?" Bella nampak bingung.

"Aku memang ingin melakukannya bersama mu. Aku sudah merencanakan semuanya jadi sekarang Kamu boleh marah kepada ku, Kamu boleh mengatakan apapun kepada ku"

Bella membelalakkan matanya tidak percaya.

"Kamu sudah membuka hatiku yang sudah lama Aku tutup. Aku merasa kalau Aku membutuhkan mu sebagai seorang suami yang membutuhkan seorang istri. Dengan Aira, Aku membutuhkannya sebagai rekan" Dito menarik nafas panjang.

"Kamu jahat. Kamu mencari kekurangan Aira dan memintanya dari ku. Bahkan Kamu juga memandang kelebihan Aira yang memang tidak bisa Aku lakukan" Bella nampak menangis.

"Iya, Kamu boleh marah pada ku. Kamu boleh melakukan apapun kepada ku Bella"

Bella hanya menangis tanpa melakukan apapun.

"Aku mohon, jangan menangis. Dia akan merasakan apa yang Kamu rasakan" Dito menyentuh perut Bella.

"Kalau begitu Kamu harus menghapus rasa bersalah ku"

"Menghapus rasa bersalah?" Dito nampak bingung.

"Buat Nona Aira mengandung anak mu"

Dito membelalakkan matanya. "Apa itu keinginan mu? Apa Kamu benar-benar ingin Aku melakukannya? Baik, Aku akan melakukannya jika itu benar-benar mau mu. Aku tekankan sekali lagi, jangan sampai Kamu menyesali keputusan mu"

Dito bergegas meninggalkan Bella di dalam kamar. Dito membanting pintu kamar.

Bella menangis dan menangis hingga akhirnya Bi Sumi menghampirinya.

"Non Bella, ada apa ini? Kenapa Tuan Muda nampak sangat marah?"

Bella memeluk tubuh Bi Sumi.

"Aku tidak ingin melakukannya, tapi dia harus melakukannya"

"Apa maksud mu Non? Bibi tidak mengerti"

"Aku... Aku ingin Tuan Dito bersikap adil kepada ku dan juga kepada Nona Aira"

"Maksud Non Bella? Bersikap adil?" Bi Sumi nampak bingung.

"Aku ingin Non Aira mengandung anak Tuan Dito"

Bi Sumi membelalakkan matanya. "Mengandung? Anak Tuan Dito?"

Bella menganggukkan kepalanya.

Bi Sumi hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

Pagi hari tiba, seperti biasa Bella ikut membantu Bi Sumi menyiapkan makanan di rumah utama.

Terdengar suara Aira dan Sang Ibu.

"Dimana Dito?"

"Mas Dito semalam ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Jadi dia tidak pulang" Aira nampak cantik memakai home dress.

Sejak kedatangan Sang Ibu, Aira memang tidak pernah pergi ke kantor. Dia selalu mengerjakan pekerjaannya secara online, Aira tidak ingin Diana tau kalau dirinya sibuk bekerja.

"Kalau Dito sibuk bekerja, kapan Kamu akan hamil? Kesuburan itu bukan hanya dari perempuan, tapi dari laki-laki juga. Laki-laki juga harus menjaga kesuburannya. Kalau Dito terlalu sibuk, sepertinya memang Dito yang tidak subur. Kalian harus segera berkonsultasi dengan dokter kandungan"

Bella yang mendengar hal tersebut hanya bisa bergumam dalam hati "Apa? Tuan Dito tidak subur? Aku mengandung anaknya, ini saksi kalau Tuan Dito memang baik-baik saja. Bahkan Aku sering kewalahan dalam mengimbangi setiap gerakannya. Tuan Dito bagai tidak pernah lelah"

Aira hanya tersenyum mendengar ucapan Sang Ibu. "Aku janji akan segera mengandung anak Dito. Bagaimana pun caranya"

Setelah menyelesaikan pekerjaan di rumah utama, Bella kembali ke rumah belakang dan membaringkan tubuhnya. Kini Bella memang lebih mudah lelah, namun tidak mengurangi semangatnya dalam mempersiapkan kebutuhan Dito.

Bella duduk di dalam kamar. Di Balik jendela kamar Bella menatap gerbang utama. Mobil Dito belum nampak sama sekali.

Bella meraih ponselnya, tidak ada pesan ataupun telpon darinya.

"Biasanya Tuan Dito mengirimi ku pesan bahkan menelpon setiap satu jam sekali"

Hari mulai gelap, Bella masih setia menunggu kedatangan Dito. Namun mobil Dito masih belum memasuki gerbang utama.

Bella merasakan kantuk mulai menghampirinya. Bella hendak membaringkan tubuhnya, namun suara mobil membuatnya kembali terbangun.

Bella melihat mobil Dito memasuki gerbang utama. Perasaan senang memenuhi tubuhnya.

Bella berdiri di depan cermin dan merapikan pakaiannya. Bella kembali duduk di dekat jendela.

Dito nampak keluar dari dalam mobil, namun tidak melihat Bella sama sekali.

Dito berjalan menuju rumah utama. Bella merasa sedih, dia kembali berbaring di atas tempat tidur.

Dito nampak menghampiri kamar Aira. Aira tengah duduk di atas tempat tidur.

"Dari mana Kamu Mas?" Aira menghampiri.

Dito tidak mengatakan apapun, dia pergi menuju kamar mandi.

Aira nampak kecewa "Malam ini, Aku tidak akan melepaskan mu"

Aira membuka pakaiannya dan menggantinya dengan pakaian lingerie yang sudah disiapkannya.

Tubuhnya yang putih dan bersih kini hanya dibalut lingerie berwarna merah terang.

Tidak lama kemudian Dito keluar dari kamar mandi. Wajahnya nampak memerah.

Dito mengucek matanya "Aku hanya minum sedikit bersama teman-temanku. Tapi kenapa kepala ku terasa berat dan bahkan tubuhku terasa panas"

Aira menghampiri Dito dan memeluknya "Aku akan mendinginkan mu. Kemarilah"

Mendapat pelukan dari Aira membuat Dito semakin bergairah. Dito meraih tubuh Aira menyerukkan wajahnya di antara dua benda yang sengaja Aira perlihatkan.

"Rasanya sejuk sekali" Dito terus menggosokkan wajahnya di antara dua benda berbentuk bulat sempurna milik Aira.

Aira merasa sangat senang, perlahan dia melenguh saat merasakan sensasi luar biasa di dalam tubuhnya.

"Aku menginginkan mu Bella" Dito meraih bokong Aira dan meremasnya.

Aira nampak tidak keberatan, "Aku akan berperan sebagai Bella jika itu mau mu Honey"

Aira membuka pakaian Dito secara perlahan. Dito hanya pasrah saat Aira membuka seluruh pakaiannya.

Dito meraih tubuh Aira dan mambawanya ke atas tempat tidur. Dito menindihnya dan membuka seluruh pakaian Aira.

Aira nampak sangat bahagia "Lakukan apapun yang ingin Kamu lakukan honey"

Di tempat lain Bella nampak sedang menangis. "Seharusnya Aku bahagia karena Tuan Dito mengabulkan keinginan ku. Tapi kenapa air mata ini terus mengalir di pipi ku?" Bella mencoba tersenyum dan menghapus air matanya, namun lagi-lagi air mata itu terus mengalir di pipinya.

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...🥺🥺🥺🥺...

...Sedih banget rasanya....

...Yang sabar yaa Neng Bella....

...Babang Dito sedang khilaf....

...Jangan lupa like, komen dan berikan dukungan buat karya ku yaa 🥰...

...BTW Kalian tim mana nih? DiRa apa DiLla?...

Terpopuler

Comments

Ida Lailamajenun

Ida Lailamajenun

makanya Bella jgn jd pahlawan kesiangan sok baik nyuruh suami bikin hamil istri pertama.pas udh dilakuin eh malah nangis nyesek.ya terima aja la khn dirimu yg nyuruh tuh..

2022-03-28

0

Stefani Pandita

Stefani Pandita

gimana bel gk enakan d duain gitu lagian dito gk mau tidur aira d suruh2.

2021-12-28

2

Siti Nurjanah

Siti Nurjanah

jngn so baik kamu bella..sakit hati kan

2021-12-23

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!