Kesalahan

Bella segera menarik tubuhnya, namun Dito merangkulnya dari belakang.

"Tu...Tuan... Tolong sadarlah, Saya Bella Tuan. Saya akan mengantar Anda ke kamar Anda"

Namun bukannya sadar, Dito malah terus memeluk Bella.

Perlahan tangannya mulai menyusuri tubuh Bella. Bella yang menyadari itu segera menepis tangan Dito. "Tolooong... Mbak Aira..."

Namun karena tengah malam dan kamar Mereka kedap suara, Aira sama sekali tidak mendengar teriakan Bella.

Seluruh asisten rumah tangga tinggal di rumah belakang. Sampai suara Bella habis pun, tidak ada yang mendengarnya.

"Tuan, Saya mohon. Lepaskan Saya"

Namun bukannya melepaskan, Dito melempar tubuh Bella ke atas kasur. Dito memposisikan tubuhnya di atas tubuh Bella. Tangan Dito kini berada di dalam baju Bella. Kedua tangannya tengah menggenggam dua gundukan besar milik Bella.

Air mata Bella mulai mengalir di pipinya. "Tuan..."

Perlahan Dito memainkan tangannya, Bella yang pertama kali mendapatkan perlakuan tersebut merasa kaget saat tubuhnya bereaksi lain.

Jantungnya berdegub dengan sangat kencang. Tangannya meremas sprei dan Bella memejamkan matanya.

Dito menyusupkan wajahnya ke dalam gundukan besar tersebut. Bella yang menggigit bibirnya untuk menahan suara yang hampir saja lolos dari bibirnya.

"Tuan Dito adalah suami ku, Kami adalah sepasang suami istri, walaupun Aku hanya istri keduanya. Jika ini adalah pengabdian ku kepada suami ku. Aku rela" Batin Bella bergumam.

Melihat Bella yang tidak melakukan perlawanan apapun, Dito melepas seluruh pakaian yang ada di tubuhnya. Bella mengalihkan pandangannya.

Dito kembali meneruskan aksinya. Setiap perlakuan Dito terasa asing bagi Bella. Namun Bella menikmati setiap sentuhannya.

Seperti saat ini, Dito tengah menghisap bagian sensitif milik Bella. Tangan Bella perlahan menyentuh bagian kepala Dito seolah berkata untuk tidak melepaskannya.

Dito menjamah seluruh bagian dari tubuh Bella, tidak ada yang terlewat satu titik pun.

Setelah hampir dini hari, Dito baru melepaskan Bella. Bella merasa sangat kelelahan sehingga terlelap begitu saja.

Begitupun Dito, dia tertidur sambil memeluk Bella.

Pagi hari, Bella terbangun karena sinar matahari yang tepat menyinari wajahnya.

Bella hendak pergi ke kamar mandi, namun sebuah tangan kekar melingkar di tubuhnya. Setelah menyadari pemilik tangan tersebut, Bella pun menutup mulutnya tak percaya.

Ditatapnya wajah Dito, garis wajahnya yang tegas membuat dirinya tampak menakutkan. Tidak akan ada yang berani menatapnya bahkan untuk beberapa detik. Tetapi jika dilihat-lihat, Dito memiliki wajah yang sangat tampan. Wajahnya yang tampan dan tidak bosan untuk dilihat. Bella menggelengkan kepalanya untuk membuyarkan lamunannya.

"Jadi, semalam bukanlah mimpi?" Bella membuka selimutnya, dan benar saja tidak ada sehelai benangpun yang ada di tubuh Mereka.

"A...Apa yang Aku lakukan? Bagaimana kalau Nona Aira tau?"

Bella pun bergegas menuju kamar mandi. Seluruh tubuhnya terasa sakit, namun dia tetap bergegas untuk membersihkan tubuhnya.

Tak lama kemudian, dia keluar dari kamar dan pergi menuju dapur. Dilihatnya Aira yang tengah duduk di meja makan sambil memegangi ponselnya.

"Kenapa ponselnya tidak aktif?" Aira terus saja menggerutu.

Bella berjalan mengambil air minum. Tenggorokannya terasa sangat kering.

Bella meraih gelas berisi air dan meminumnya.

"Dimana Kamu Mas? Semalam Kamu tidak pulang? Bahkan mobil mu terparkir di depan kantor"

"Uhuk uhuk..." Bella yang mendengar itu langsung tersedak.

"Ish pengganggu" Aira menatap Bella dengan tatapan tak suka. "Bi, tolong bekalkan sarapan ku. Aku tidak berselera makan saat melihatnya. Simpan bekal ku ke dalam mobil"

"Baik Non"

"Kalau Tuan pulang, katakan padanya kalau Aku yang menghadiri meeting pagi ini" Aira meraih tas di atas meja dan pergi menuju mobil.

Bella duduk dan memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Masa depannya benar-benar sudah berantakan.

Hampir tengah hari, Dito masih tertidur. Dengan keberaniannya, Bella menghampiri Dito dan membangunkannya.

"Emm Tuan..."

Dito membuka matanya perlahan "Ada apa? Kenapa Kamu berani kemari?" Tubuh Dito terasa sangat berat.

"Maaf Tuan. Tapi..."

Dito melihat sekitar, betapa terkejutnya dia saat menyadari dirinya kini berada di kamar Bella.

"Kenapa Aku bisa berada disini? Bella, apa yang Kamu lakukan padaku?"

Bella menggelengkan kepalanya. Dito melihat dirinya di balik selimut, tidak ada sehelai benangpun disana.

"Apa...Apa Kita melakukannya?" Dito menatap Bella.

Bella menundukkan kepalanya, dia tidak berani menatap Dito.

"Aaarrrggghhh..." Dito menjambak rambutnya. "Kenapa Aku melakukan ini?"

Jantung Bella berdegub sangat kencang, namun berbeda dengan semalam. Saat ini dia merasa sangat kecewa. "Jadi Kamu benar-benar tidak menyadari kejadian semalam?" Batin Bella bergumam.

Dito kembali menatap Bella "Jangan katakan apapun pada Aira. Anggap saja Kita tidak melakukan apapun semalam" Dito meninggalkan Bella dan pergi ke kamar mandi.

Air mata Bella mengalir deras dari kedua matanya yang indah. "Apa yang harus Aku lakukan? Kenapa semua terjadi seperti ini?" Bella menyesali dengan apa yang terjadi padanya.

...----------------...

...----------------...

...----------------...

......Haii zheyeeenk... Jangan lupa like, komentar dan berikan dukungan buat setiap karya ku yaa.........

...Dukungan Kalian mood boster banget buat Aku 🥰🥰...

Terpopuler

Comments

Iffa Naila

Iffa Naila

lagian udah yah ini kan halal 😂

2023-06-14

0

umiazmi

umiazmi

ahhh kasihan bella😢😢😢

2021-12-19

0

alvalest

alvalest

nanti bela hamil aira hamil juga kali ya ben tmbh mumet hahha...kl psngn ny sm nrimae se gpp tp kl gni kan bs ruwet...

2021-10-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!