Dito menghampiri Bella di dalam kamarnya. Dito membawakan beberapa makanan saat Bi Sumi melaporkan bahwa Bella belum makan sejak pagi.
"Bella..."
Bella membuka pintu kamarnya. "Ada apa? Kenapa Tuan kemari? Bukankah di luar..."
Dito memasuki kamar Bella dan menutup kamarnya.
"Bi Sumi bilang Kamu belum makan sejak pagi. Makanlah"
Bella nampak terdiam, namun perutnya terasa sangat lapar.
Dito yang menyadari itu segera mengambil makanan dan menyuapi Bella "Buka mulut mu"
"Aku bisa..."
"Aku mohon..."
Bella membuka mulutnya dan memakan makanan yang diberikan Dito.
"Aku minta maaf karena membuat mu sangat tidak nyaman"
Bella menggelengkan kepalanya "Tidak, Aku lah yang membuat Kalian tidak nyaman. Seharusnya Aku tidak ada di tempat ini"
Bella menundukkan kepalanya "Aku mohon, lepaskan Aku. Biarkan Kamu bahagia bersama Nona Aira. Aku tidak ingin..."
Dito meraih wajah Bella "Tidak, Aku tidak akan pernah membiarkan mu pergi begitu saja"
Bella melepaskan tangan Dito. "Aku mendengar semuanya"
Dito membelalakkan matanya "Semuanya"
Bella menganggukkan kepalanya.
"Maafkan Aku, rumah yang Aku siapkan untuk mu belum selesai. Aku bisa saja meminta mu untuk tinggal di apartemen milikku. Tapi Aku tidak bisa membiarkan mu sendirian"
Bella terdiam.
"Bagaimana kalau rumah belakang? Ada Bi Sumi yang tinggal di sana, Kamu akan aman bersamanya"
Bella menganggukkan kepalanya "Aku akan melakukan apapun yang Kamu anggap benar"
"Maafkan Aku, jangan merasa Aku mengasingkan mu. Aku akan selalu menemui mu di sana"
"Tidak apa-apa, Aku akan senang berada di sana"
Dito menganggukkan kepalanya "Bersiaplah, kedua orang tua Aira tengah berada di depan. Kamu bisa pergi lewat belakang"
Bella memasukkan beberapa pakaian dan barang-barang pribadi miliknya. Beruntung Bella tidak mempunyai banyak barang, itu membuatnya lebih mudah dalam berkemas.
Dito menuntun Bella menuju rumah belakang yang ditemani Bi Sumi.
"Bi, Saya titip Bella. Saya akan sering kemari untuk melihat keadaanya"
"Tentu saja Tuan, Bibi akan menjaganya"
"Bella, jaga diri mu baik-baik dan ini. Peganglah ini untuk berjaga-jaga" Dito memberikan sebuah ponsel kepada Bella. Sejak Bella pergi dari rumahnya, Bella tidak pernah memegang ponsel sama sekali.
"Ada kontak ku di dalam ponsel, Kamu bisa menghubungi ku kapan saja"
Bella menganggukkan kepalanya.
"Jaga dirimu baik-baik, Aku janji akan sering menemui mu di sini" Dito mengecup kening Bella.
"Terima kasih"
Dito kembali menuju rumah utama, beruntung kedua orang tua Bella tidak menyadari kepergian Dito.
Hari berganti hari, Dito sering bermalam di rumah belakang.
"Bagaimana kabar anak Kita?" Dito mengusap perut Bella.
"Akhir-akhir ini Aku sering mual. Sepertinya hormon Ibu hamil" Bella tengah berbaring di pangkuan Dito.
"Jangan terlalu banyak aktivitas. Kamu dengar apa pesan dokter Zia? Saat ini Kamu mengalami masa rawan, Kamu harus banyak istirahat dan makan makanan yang berserat juga memenuhi asupan gizi mu"
Bella tersenyum mendengar Dito yang sedang mengomel. Dito yang menyadari itu nampak bingung. "Kenapa tersenyum? Kamu berniat melanggarnya?"
"Tidak tidak, bukan seperti itu. Aku hanya tidak menyangka Kita akan seperti ini" Bella tersenyum.
"Jujur saja, sudah lama sekali Aku tidak merasakan perasaan seperti ini. Nyaman dan tidak terbebani. Saat bersama Aira yang ada di pikiran ku adalah pekerjaan dan pekerjaan"
Bella duduk dan menatap Aira "Jangan membandingkan Kami, Nona Aira mempunyai perannya sendiri. Aku dengar Daddy Aira berperan penting dalam memajukan perusahaan. Kalau Kamu bertemu dengan ku tanpa bertemu Nona Aira, mungkin saat ini Kita sedang menjadi petani di perkebunan" Bella nampak tertawa.
Dito yang melihat Bella tertawa seperti ini nampak kagum. Sebelumnya Bella tidak pernah seperti ini. Bahkan dia selalu terlihat cemas saat berada di rumah utama. Berbeda dengan saat ini.
"Memangnya kenapa kalau Aku petani perkebunan?"
"Ibu-ibu yang ikut bertani akan semakin bersemangat melihat petani tampan seperti mu. Melihat Haris saja Mereka antusias, apalagi melihat mu" Bella masih tertawa.
"Jadi menurut mu Aku tampan?"
Bella langsung terdiam, pipinya nampak memerah. Bella mengalihkan pandangannya. Namun Dito meraih wajah Bella.
"Coba katakan, apa Aku tampan?"
Bella menutup wajahnya dengan kedua tangannya. "Kenapa bertanya seperti itu kepada ku?"
"Karena Aku ingin mendengarnya lagi"
"Tidak, tidak mau" Bella menggelengkan kepalanya dengan wajah yang masih ditutupi kedua tangannya.
Dito menciumi tangan yang menutupi wajah Bella. Bella semakin menutup wajahnya. Dito menciumi bagian tubuh Bella. Bella tertawa karena merasa geli "Lepaskan Aku, Kamu membuat ku geli"
Dito semakin suka mendengar suara tawa Bella. "Aku tidak akan melepaskan sebelum Kamu mengatakannya"
"Tapi janji, lepaskan Aku..."
"Aku tidak mau berjanji" Dito terus saja menggelitiki Bella.
"Aaaawwww..." Bella memegang bagian perutnya.
Sontak Dito menghentikan aksinya, dia nampak sangat panik "Kamu tidak apa-apa? Maafkan Aku, Aku hanya..."
Bella tertawa "Aku hanya bercanda..."
Dito membelalakkan matanya "Oh jadi bercanda iya?" Dito meraih tubuh Bella dan membawanya ke atas tempat tidur.
"Ampuuun lepaskan Aku..."
"Tidak akan..." Dito kembali bermain-main bersama Bella.
Itu adalah kali pertama Mereka bisa saling melepaskan canda dan tawa.
Mereka tidak menyadari kalau rumah belakang tidak kedap suara. Bi Sumi yang mendengar Mereka nampak tersenyum.
"Terima kasih Nona Bella sudah hadir di hari-harinya Tuan Muda. Sudah lama sekali Bibi tidak mendengar tawa canda Tuan Muda"
Keesokan hari Bella membantu Bi Sumi memasak di rumah utama, setiap hari Bella memang suka membantu Bi Sumi dalam menyiapkan segala sesuatu di rumah utama, tapi tentu saja tanpa sepengetahuan Aira dan kedua orang tuanya.
"Aira, bagaimana? Apa Kamu sudah hamil?"
"Belum Mom, Aku baru selesai dengan datang bulan ku" Aira dan sang Ibu nampak sedang duduk di ruang televisi. Bella yang berada di ruangan dapur dapat mendengar semuanya.
"Mommy ingin segera menimang cucu. Lakukan dengan Dito saat masa subur seperti ini, jangan biarkan Dito pulang larut terus Aira. Usia Mommy dan Daddy sudah tidak muda lagi, keinginan Kami tinggal satu lagi, ingin menimang cucu"
Aira menghela nafas panjang "Baiklah Mom, Aku akan mencoba membicarakannya bersama Mas Dito"
Bella nampak terdiam, perasaan bersalah kembali menghantuinya.
Malam hari seperti biasa Dito menghampiri Bella di rumah belakang. Kali ini Dito sedang berbaring memeluk tubuh Bella setelah aktivitas malamnya.
"Kenapa? Apa Kamu kesakitan? Apa Aku terlalu keras melakukannya?" Dito menyentuh bagian perut Bella.
"Tidak" Bella terdiam.
"Ada yang ingin Kamu bicarakan? Katakanlah"
"Akuu... Aku ingin meminta sesuatu kepada mu"
"Katakanlah" Dito mengecup kening Bella.
"Aku... Aku ingin Kamu bersikap adil kepada ku dan juga kepada Nona Aira. Penuhi kebutuhan biologis Nona Aira, berikan dia keturunan sama seperti Kamu memberikannya kepada ku"
Dito menjauhkan tubuhnya dari Bella "Apa maksud mu? Kenapa Kamu tiba-tiba..."
"Penuhi keinginan ku ini, Aku mohon..."
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...Biasanya istri kedua itu pelakor yang menyakiti istri pertama, tapi.......
...Entahlah siapa yang benar di dalam kisah ini, kalo yg salah jelas Aku 😭😭...
...Ayoo kerahkan semangat Kalian, kasih Aku motivasi untuk cerita berikutnya 😄😄...
...Tinggalkan jejak love, like dan komentar Kaliaaan 🥰🥰🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Yulie
bikin Aira susah punya anak karena sibuk n capek krna kerja terus thor😁😁🙏🙏🙏
2021-12-24
1
Hera Imoet
up terus yupzzz
2021-12-15
0
Stephanie Sitinursiati
next thorrr❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤ 👏👏👏
2021-12-14
0