Pagi hari seperti biasa Bella menyiapkan beberapa hidangan. Setelah selesai Bella nampak duduk di ruang makan. Dito belum pulang sejak semalam dan Aira masih berada di dalam kamarnya.
"Apa sebaiknya Aku pergi dari sini ya Bi? Bantu Aku pergi Bi" Bella nampak melamun.
"Bukannya Bibi tidak mau membantu Non Bella. Tapi Tuan Dito pasti akan mencari Non Bella bagaimana pun juga. Ditambah Bibi tidak akan bisa berbohong selamanya.
Tiba-tiba bel berbunyi, Bi Sumi segera bergegas menuju pintu depan. "Sepertinya ada tamu"
Bi Sumi membuka pintu dan tampak Tuan Juan Alexander dan Nyonya Diana Alexander, orang tua dari Aira di balik pintu. Bi Sumi nampak sedikit panik.
"Si...Silahkan masuk Tuan, Nyonya"
"Dimana Aira?"
"Nona Aira ada di kamarnya. Biar Saya panggilkan"
"Pukul berapa ini? Dan dia masih di kamar?" Tuan Juan duduk di atas sofa.
"Ini hari libur Dad, biarkan Mereka santai sejenak"
Bella menghampiri Bi Sumi "Siapa Mereka Bi? Apa tamu untuk Nona Aira?"
"Mereka... Mereka orang tua Nona Aira"
Bella membelalakkan matanya "Aku akan diam di kamar Bi, tolong segera hubungi Tuan Dito untuk segera kembali"
Bi Sumi menganggukkan kepalanya.
Aira segera menemui kedua orang tuanya. "Mommy, Daddy..."
"Haii Sayang, apa kabar?" Nyonya Diana memeluk Aira.
"Baik, kenapa Kalian tidak mengabari ku sebelum kemari?"
"Ayolah Sayang, masa Kami harus meminta ijin untuk menemui putri semata wayang Kami?" Tuan Juan duduk di samping Aira.
"Dimana Dito?"
"Emm Mas Dito... Dia sebentar lagi sampai. Perusahaan Kami baru saja mengeluarkan produk baru. Jadi Mas Dito mengadakan pesta dengan klien Kami"
"Begitu rupanya. Katakan kepada suami mu, jangan terlalu sibuk dengan pekerjaan. Kalian harus memikirkan masa depan Kalian, kapan Kamu akan hamil jika suami mu meninggalkan mu seperti ini terus" Diana Ibu dari Aira nampak mengomel.
Aira terdiam. Terdengar suara mobil memasuki gerbang bagian depan. "Sepertinya Mas Dito baru saja tiba"
Aira berjalan menuju pintu depan dan menghampiri Dito.
"Di dalam ada Mommy dan Daddy"
"Aku tau, Bi Sumi menghubungi ku"
"Syukurlah Bi Sumi segera menghubungi mu. Aku bahkan kebingungan saat Mommy menanyakan keberadaan mu"
"Bella yang meminta Bi Sumi segera menghubungi ku" Dito memasuki ruang tamu.
Aira nampak kecewa "Kenapa harus Bella lagi?"
Dito menghampiri kedua orang tua Aira.
"Apa kabar Mommy, Daddy?"
"Kabar baik menantu ku" Juan memeluk Dito "Bagaimana perkembangan perusahaan?"
"Dad, jangan bahas pekerjaan di dalam rumah. Dito baru saja tiba, dia pasti kelelahan"
Dito hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Aira, suami mu pasti sangat lapar. Kamu sudah menyiapkan makanan untuknya?" Diana bertanya kepada Aira.
"Su...Sudah Mom, Aku sudah menyiapkannya bersama Bi Sumi tadi"
"Bukannya Bi Sumi bilang Kamu sedang di kamar" Juan menimpali perkataan Aira.
"Aku sedang membersihkan tubuh ku Dad, memasak membuat ku harus mandi kembali" Aira tertawa.
"Ya sudah ajak suami mu makan"
Aira nampak bingung, dia meminta Bi Sumi untuk tidak memasak karena dirinya sedang tidak ingin makan.
"I...Iya Kita makan sekarang, lagi pula Aku memasak cukup banyak hari ini"
"Jangan terlalu lelah Aira, Kamu akan sulit hamil jika kelelahan. Diamlah istirahat selagi suami mu kerja. Kamu sudah tidak berangkat ke kantor kan?"
Aira menatap Dito "Tidak, Aku hanya sesekali pergi ke sana. Aku jenuh jika harus tinggal di rumah seharian"
"Dengarkan Mommy, dulu Mommy juga pekerja yang rajin. Tapi sejak Mommy menikah dengan Daddy mu, Mommy meninggalkan semua pekerjaan Mommy supaya Mommy bisa langsung hamil. Mommy ingin membahagiakan granma mu. Tidak ada kebahagiaan yang melebihi bahagianya mempunyai cucu. Mommy dan Daddy juga ingin sekali menimang cucu. Iya kan Dad?" Diana tertawa.
"Benar, apa lagi yang Kalian tunggu. Berikan Kami dua atau tiga cucu"
Aira nampak tersenyum "Baiklah, Kami akan segera memberikan Kalian cucu yang lucu-lucu. Iya kan Hon?" Aira menggandeng lengan Dito.
Dito hanya menganggukkan kepalanya.
"Makanan sudah siap Non" Bi Sumi memberitahukan Aira untuk segera makan.
Aira menarik nafas lega "Untung Bi Sumi bergerak cepat" batin Aira bergumam.
Mereka berjalan menuju ruang makan. Makanan terhidang dengan sangat rapi.
"Wanginya sangat enak. Benar ini Kamu yang membuat?" Diana nampak ragu.
"Tentu saja, setiap hari Aku menyiapkan makanan bersama Bi Sumi" dengan mudahnya Aira berbohong di hadapan semua orang.
Diana mencicipi salah satu makanan yang dihidangkan. "Emm rasanya enak sekali"
Diana tersenyum "Makanlah, Aku sudah menyiapkannya untuk Kalian"
Mereka makan bersama, Bi Sumi melihat Mereka dari kejauhan.
Mereka makan dengan lahap, bahkan makanan yang sebenarnya dihidangkan oleh Bella itu nampak hampir habis.
Setelah selesai makan Bi Sumi membereskan meja makan. "Seharusnya Aku menyisihkan sedikit makanan untuk Nona Bella. Kasihan sekali dia jika harus makan makanan sisa seperti ini"
Di ruang televisi Dito dan keluarga Aira nampak sedang mengobrol.
"Perusahaan Kami sudah mengeluarkan 142 jenis makanan. Itu terdiri dari makanan pembuka dan makanan penutup" Dito menjelaskan.
"Luar biasa. Daddy tidak salah memilih mu sebagai menantu ku"
"Dad, Dito dipilih sebagai suami Aira. Bukan sebagai pengelola perusahaan. Perusahaan itu bonus karena dia menjadi suami yang baik" Diana tersenyum.
"Tapi jika waktu itu Dito bukan klien terbaik, mungkin Aku tidak akan memilihnya sebagai menantu ku"
"Daddy..." Aira nampak kesal. "Aku menikah dengan Mas Dito karena Aku mencintainya. Tolong jangan sangkut pautkan pernikahan Kami dengan masalah pekerjaan"
Dito sudah tampak kesal.
"Sudah jangan dipermasalahkan. Mommy sudah bilang, jangan membicarakan masalah pekerjaan di dalam rumah. Mommy hanya ingin membahas tentang cucu, bagaimana? Apa Kamu sudah memiliki tanda-tanda kehamilan?"
Aira nampak bingung "Belum Mommy, Aira bahkan sedang datang bulan"
"Tidak apa-apa Sayang. Setelah datang bulan, Kamu akan memasuki masa subur. Berusahalah untuk berhasil. Mommy sangat menginginkan cucu dari mu. Kamu tau kan Sayang kalau Kamu putri Kami satu-satunya" Diana menggenggam tangan Aira.
"Tentu Mommy, Kami akan berusaha" Aira tersenyum.
"Kalau begitu, Mommy akan tinggal di sini sampai Kamu benar-benar hamil"
"Apa?" Dito nampak terkejut "Maksud ku, Mommy tidak perlu melalukan itu. Kasihan Daddy jika Mommy harus di sini bersama Kami"
"Iya benar, Kami janji akan sering mengunjungi Kalian" Aira mencoba meyakinkan kedua orang tua nya.
"No Darl, Kamu harus istirahat. Biarkan Mommy yang menemani Kalian di sini. Daddy tidak keberatan kan?"
"Tentu saja tidak. Lagi pula anak itu adalah salah satu alasan hubungan langgeng. Jadi jangan tunda kehamilan" Juan dan Diana nampak tertawa.
"Tapi..." Dito masih keberatan.
"Mommy akan tidur di kamar sebelah Kalian. Mommy janji tidak akan mengganggu Kalian"
Dito dan Aira saling pandang. Mereka nampak kebingungan. Kamar di samping kamar Mereka kini ditempati oleh Bella.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...Aduuuh kalo emak-emak minta anak rasanya itu kaya anak kecil minta permen yaa...
...Jangan lupa tinggalkan jejak Kaliaan, supaya Aku nya semangat juga buat Up 🥰🥰...
...Like, komentar dan dukuuuuung 🥰🥰🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Yulie
jeng jeng jeng
2021-12-24
0
Stefani Pandita
Aira kenapa hrs bohong ia.
2021-12-14
0
Rohmi Rohmizaki
gimana Yach Bella,,,, kasiaaan
2021-12-10
0