Papi Surya dan Adella kini sudah berada di mobil, sudah lima menit yang lalu meninggalkan SMA Nusantara. Sebelum ke showroom mobil, Papi Surya mengajak Adel untuk makan siang dulu.
"Del..." panggil Papi Surya dengan melirik Adel sekilas tetapi tetap fokus dengan jalanan
"Iya Pi"
"Kamu dan Bintang??" tanya Papi Surya menggantung.
Bukan tanpa alasan Papi Surya menanyakan ini, karena melihat tadi bagaimana Bintang memandang dan memperlakukan Adel dengan lembut dan penuh kasih sayang, dan sebagai seorang laki laki yang juga pernah mudah dan pernah jatuh cinta, Papi tau jika Bintang menaruh hati dengan putri nya.
"Aku? Kak Bintang??"
Bukannya menjawab, Adel malahan berbalik tanya. Adel juga melihat ke arah Papinya, seperti biasa Papi Surya nampak biasa biasa saja
"Kalian pacaran??" tanya Papi Surya tetapi pandangan matanya tidak melihat ke arah Adel.
"Hahhahaaaa, Papi aneh!"
"Loh wajar donk sayang, kamu gak liat gimana ekspresinya Bintang tadi? gimana tatapan Bintang saat melihatmu?? Papi bisa lihat jika Bintang menyukaimu"
"Gitu ya Pi"
"Misal ni ya Pi misal, Aku dan Kak Bintang beneran pacaran, apa Papi setuju?? secara Papi dan Papah Dimas kan??"
"Papi gak masalah, asal Bintang itu bener bener sayang ma kamu, walau Dimas itu tak suka dengan Papi, tapi Papi tidak akan mempermasalahkannya"
"Jadi?? bener kamu dan Bintang??"
"Gak Pi, aku dan Kak Bintang gak ada hubungan apa apa, aku hanya menganggap Kak Bintang sebagai Kakak ku saja"
Papi Surya mengacak lembut rambut Adel "Syukurlah kalau begitu"
"Loh kok syukur Pi!!"
Papi surya tersenyum "Gak apa apa sayang"
Syukur kalau kamu gak suka ma Bintang Del, gimana dengan Vikky kalau kamu sampai jatuh cinta dengan Bintang, Papi harus bilang apa.
Papi Surya kembali melajukan mobilnya dengan menambah kecepatan, karena memang sedari tadi sengaja memperlambat laju kendaraannya.
Mobil Papi Surya sudah berada di parkiran sebuah restoran mewah, restoran seafood kesukaan Adella.
"Ayo Pi, Aku udah laper banget" ucap Adel sembari membuka sabuk pengamaan dan langsung membuka pintu mobil dan bergegas keluar.
Papi Surya dan Adel berjalan beriringan, dengan Adel merangkul pundak Papi Surya. Bagi yang tidak tau, Papi Surya dan Adel dikira sepasang kekasih, atau lebih tepatnya seperti sugar dady dan sugar baby nya.
"Pi....lihat deh ke samping, pasti mereka pikir aku sugar baby nya Papi"
Papi Surya langsung menoleh ke arah samping seperti apa yang diucapkan Adel
"Abisnya kamu cantiknya kebangeten sayang"
"Papi jadi mikir, dulu waktu hamil kamu, Mami makan apa ya, hingga kamu jadi seperti ini, cantik banget dan pintar"
"Makan kembang Pi" jawab Adel dengan terkekeh
Kini Anak dan Bapak itu sudah sampai di meja yang Papi Surya pesan, bukan privat room, tapi tempat biasa seperti orang orang lain pada umumnya.
"Aku seperti biasa Pi" ucap Adel seakan akan tau jika Papi nya akan menanyakan mau makan apa
"Cumi asam pedas kan? Persis kesukaan Mami mu"
"Papi ih,berapa kali aku bilang, dia bukan Mami tapi Mam aku"
"Iya iya sayang, jangan cemberut gitu"
Keduanya menikmati makanan yang sudah disajikan di meja makan. Terutama Adel, yang memang sangat menyukai seafood, apalagi restoran yang menyediakannya ini bisa mengolah makanan makanan laut itu menjadi sebuah menu yang lezat.
Papi Surya memperhatikan Adel, hari ini putrinya tampak berbeda dari biasanya
"Del, ada apa?"
Adel menatap wajah Papi Surya "Ada apa gimana nya Pi?"
"Jangan bohongin Papi Del, pasti ada sesuatu yang kamu sembunyikan"
"Pi...."
"Papi tau banget, cerita ke Papi, bukankah kita sudah berjanji tidak akan main rahasia rahasiaan lagi sayang"
Adel mengangguk "Baiklah kalau Papi maksa"
"Huft" Adel menarik nafasnya kuat kuat kemudian menghembuskannya
"Pi, jujur setelah Aku balik dari Jerman, rasanya aku tidak enak lagi untuk tinggal di rumah Papah Ken" Adel terdiam sesaat
"Apa mereka menyakitimu nak?"
"Tidak Pi, tidak, bahkan mereka baik banget padaku, maka justru itulah yang membuat aku semakin gak enak"
"Secara, aku bukan berasal dari keluarga Mahendra, bahkan di tubuhkku tidak ada darah Mahendra"
"Lalu apa yang membuat putri Papi yang cantik ini murung?" tanya Papi Surya dengan menggenggam tangan Adel
"Aku takut Pi, akan membuat iri diantara kami"
"Kami???" tanya Papi Surya
"Iya, aku, Bang Kenzi dan Kak Kenza, aku takut perlakuan Papah Ken ke aku akan membuat mereka iri dan sakit hati Pi"
"Memang sih, selama ini mereka baik baik saja, bahkan bisa menerima kalau Papah Ken lebih sayang ke aku, tapi itu dulu waktu kita masih kecil kecil, sedangkan sekarang sudah dewasa, takutnya akan membuat masalah"
Papi Surya menarik nafasnya, ada rasa sakit yang dirasakannya ketika mendengar putrinya bercerita.
"Lalu kamu pengennya gimana sayang? kalau kamu bener bener pergi dari rumah itu, gimana dengan Mamahmu?"
"Kalau Papi boleh jujur, Papi pengennya kamu tinggal bareng Papi terus nak, tetapi Papi masih mengingat Mamahmu, Papi gak mau membuat Mamahmu sedih lagi"
"Aku juga sependapat dengan Papi, ya sudahlah mungkin dengan 3 atau 4 hari tinggal bersama Papi, sedikit demi sedikit mereka akan terbiasa tidak dengan kehadiranku"
"Good sayang, Papi tau anak Papi tidak akan gegabah dalam bertindak"
"Atau gimana kalau aku nikah mudah aja Pi, kan pastinya aku akan di bawa suamiku gitu"
"Tapi enak gak sih nikah muda itu Pi?" tanya Adel, dan langsung mendapat pelototan tajam dari Papi Surya
"Ups...sorry sorry Pi, aku lupa kalau Papi belum pernah nikah tapi udah kawin" goda Adel dan langsung mendapat cubitan dari Papinya di hidung mancungnya
"Sindir Papi teros Del....sindir teros" lalu mereka tertawa bersama sama
"Eh tapi Del, udah punya calon nya?? main nikah nikah aja?"
"Heee...belum Pi, gak ada yang serius ma aku"
"Emang kalau ada yang serius kamu mau??" tanya Papi Surya, karena sebenarnya sudah ada yang serius menanyakan Adella
"Mau...tapi ada syaratnya"
"Apa syaratnya?"
"Ganteng, masih mudah, baik hati, gak pelit, setia dan kaya dong tentunya" jawab Adel
"Bukannya aku matre ya Pi, tapi ya hidup itu realistis lah, semua butuh duit bukan hanya makan cinta aja, biarpun aku sendiri sudah kaya raya, tapi kan paling seneng jika dapat uang jajan dari suami"
"Hmm udah pinter ya anak Papi, udah dewasa"
"Terpaksa menjadi dewasa Pi, karena keadaan"
"Tapi apa ada kriteria seperti itu Pi?"
Papi Surya tersenyum "Ada"
"Siapa?" Adel mencondongkan wajahnya mendekat ke arah Papi
"Vikky, Dokter Vikky"
"Hah??" sontak Adel langsung melototkan matanya, tidak menyangka jika nama itu yang terlintas di benaknya Papi Surya, persis seperti apa yang dipikirkannya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 823 Episodes
Comments
Erna Riyanto
yeee.....setuju...Adel sm dokter vikky
2024-10-31
0
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
serius nanya, Adella itu anak siapa sih sebenarnya?
2024-01-18
2
Qaisaa Nazarudin
Nah itu semua ada pada diri Vikky, mana nih Vikky kok blom nongol2 juga nih thor??!🤫🤫😄
2023-05-20
0