Pagi ini, Adell beserta Papi Surya dan juga Opa Oma nya akan menuju ke Bandara untuk melakukan penerbangan ke Indonesia.
Papi Surya sudah menawarkan pesawat pribadi, tetapi Adel menolaknya, dia pengen menggunakan pesawat biasa saja, seperti orang orang pada umumnya.
"Sudah gak ada yang tertinggal sayang?" tanya Papi Surya
"Gak ada Pi, berees" ucap Adel
"Kamu sudah menghubungi Mami kamu sayang?"
"Hmm....." Adel menggeleng, rasa rasa nya dia ingin bener bener menyantet Papinya, jika Papi nya selalu memanggil Mam Delima dengan Mami
"Ya udah, kalau gitu, Papi yang hubungin ya"
Papi Surya mengambil ponselnya dengan melirik ke arah Adel yang dari tadi cemberut.
"Jangan Pi....biar Adel aja, pengennya sih buat kejutan"
"Ini jam berapa Pi??"
Papi Surya melihat jam di tangannya "Jam 4 sayang"
"Ouh...berarti di sana baru jam 11 san malam berarti" gumam Adel
"Sebaiknya telponnya sambil jalan saja Del, takut ketinggalan" Opa Gunadi menepuk bahu Adel, kemudian Adel mengangguk.
Semua keluarga Gunadi kini meninggalkan rumah yang sudah di huninya selama tiga tahun terakhir ini. Adel menatap ke seluruh ruangan, tidak banyak kenangan disini, toh juga disini bukan tempatnya, bukan rumahnya.
Mereka semua masuk ke sebuah mobil yang akan membawanya menuju Bandara Internasional di Jerman. Tidak membutuhkan waktu lama, hanya 15 menit perjalanan jika keadaan jalan tidak macet alias lancar.
"Nyambung?" tanya Papi Surya yang melihat dari tadi putrinya memencet tombol hijau terus
"Nyambung, tapi gak diangkat"
"Mungkin lagi sibuk" jawab Adel dengan cekikikin
"Sibuk bikin adiknya aku" lanjutnya lagi, yang membuat Papi Surya geram seketika dan mencubit hidung Adel
"Hus...anak kecil tau apa!!"
"Hmmm....bilang saja kalau Papi cemburu"
"Kalau Papi cemburu kenapa?? wajar donk, dia kan Mami kamu itu berarti kan istrinya Papi" ucap Papi Surya dengan senyum jailnya
Adel melototkan matanya, seakan akan ingin memakan Papinya "Halu...halu....halu teros Pi....teros.....teros....."
Papi Surya cekikikan melihat wajah Adel yang begitu menggemaskan saat dia marah. Papi Surya merangkul pundak Adel dengan penuh kasih sayang "Udah....gak usah ngambek, Papi cuma milik Adel seorang, Mami mu pun tidak akan memiliki Papi, karena dia gak mau, tapi Papi yang mau"
"Hmmmm" Adel kembali ke mode marahnya, selalu dan selalu Papi Surya menyebut Mamahnya dengan Mami dan Adel tak suka itu.
"Opa......" panggil Adel
"Opa, Mang Jojo masih bekerja di rumahnya Opa pa gak?"
"Masih Del, kenapa?"
Mang Jojo adalah satpam di rumah keluarga Gunadi. Dan beliau berasal dari kampung, tepatnya di sebuah desa yang masih syarat dengan budaya jawa dan juga mistisnya.
Mang Jojo???? batin Papi Surya
"Mau minta tolong Mang Jojo, gimana caranya nyantet Papi biar gak deketin Mam Delima ku"
Opa yang mendengar itu langsung tersenyum "Iya nanti Opa beritahu Jojo sayang, supaya dia ajak kamu ke desa itu"
Sementara Surya melotot dan menatap wajah Adel "Hmm.... Papi juga mau ikut ke desa nya Mang Jojo kalau gitu"
"Papi mau ngapain?? sukanya ngikut ngikut??"
"Kamu ke desanya Mang Jojo mau ngapain??"
"Nyantet Papi"
"Hmm....bagus, kamu mau nyantet Papi, Papi juga mau nyantet Mami kamu, supaya jatuh cinta secinta cinta nya ma Papi"
"Gak akan aku biarkan, Papi berbuat seperti itu" ucap Adel dengan bersedekap dada lalu memunggungi Papi Surya
"Adella, Surya...."
"Kalian ini ya, kalau udah sama sama berantem terus"
"Oma bosen ngelihatnya"
"Papi Oma"
"Adel Mah"
"Stop!!!!"
"Surya....apa kamu mau Adel tinggal selamanya dengan Mamahnya dan kamu tidak diijinkan menemui Adel lagi?"
"Gak Mah, Surya gak mau, Adel punya Surya"
"Sini sayang peluk Papi"
Adel pun mendekat dan memeluk Papinya "Adel jangan tinggalin Papi ya, Adel juga bisa membagi harinya buat Papi juga, tiga hari di rumah Mami tiga hari di rumah Papi"
Ha??? matek aku....hidup aku ibarat salah naik angkot, oper sana oper sini, pindah sana pindah sini
"Del??? mau kan sayang?"
"Gampang itu Pi, bisa diatur nanti, tapi setelah tiba di Jakarta aku ingin tinggal dirumah Papah Ken dulu ya"
"Huff...terpaksa Papi ijinin, tapi Papi ikut ya??"
"Ogah....mulai deh mulai"
Papi Surya langsung tertawa, senang rasanya mengerjai Adella, putri tunggalnya.
"Del, makasih udah mau nerima Papi, udah berjuang hidup untuk Papi"
"Terpaksa Pi, habisnya Papi jahat ma Mam aku"
"Tapi Papi senang bisa membuat kamu, kamu tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik dan pintar"
"Surya??? jangan bicara yang aneh aneh"
"Kamu selalu begitu dan ujung ujung nya membayangkan kejadian yang lalu" ucap Opa Gunadi
Mereka semua terdiam, dengan Papi Surya merangkul pundah Adel dan memeluknya, serta mengecup kening Adel sebagai rasa sayang seorang Bapak kepada anaknya
"Surya, besok kamu hubungi pengacara Papah, suruh siapkan dokumen pengalihan seluruh harta Gunadi untuk Adel"
"Siap Pi, Surya juga sama...Adel satu satunya keturunan Gunadi, besok Surya akan urus semuanya"
"Opa, Papi??? tapi Adel kan??"
"Udah kamu diam saja sayang, semuanya memang untuk kamu, karena kamu satu satunya keturunan Gunadi" ucap Papi Surya
"Wah Adel jadi gadis yang kaya raya donk Pi" ucap Adel dengan tertawa keras.
"Makanya kamu hati hati dalam memilih teman, apalagi memilih pasangan hidup, banyak di dunia ini yang hanya memanfaatkan hartanya saja, apalagi jika mereka tau kamu pewaris tunggal keluarga Gunadi, mereka bisa bisa berebut ingin memilikimu" ucap Papi Surya menasehati
Ternyata bukan hanya di dalam sinetron ikan terbang saja, bahkan aku sendiri sudah mengalaminya, batin Adel yang mengingat bagaimana ibunya Chandra tidak menyukainya karena perbedaan status sosial, karena Adel memang berniat menyembunyikannya
Lima belas menit pun berlalu, kini keluarga Gunadi sudah sampai di Bandara. Sementara Adel dari tadi masih memegangi ponselnya
"Gimana? udah diangkat?"
"Belum Pi"
"Ya udah duduk sana dulu, masih ada waktu setengah jam lagi, kamu bisa hubungin Mami kamu, jika nanti tetap tidak diangkat, kirimi pesan saja sayang"
Adel mengangguk dan melihat jam di tangannya "Biasanya Mam belum tidur jam segini? Aku coba lagi aja?"
Lalu Adel menggeser kontak yang ada di ponselnya, lalu mendial nomer "Mam Kece".
~
Jakarta, Indonesia
Sedari tadi Mamah Delima dan Papah Kenzo sedang asyik adegan panasnya, mereka bukan melakukan di ranjang biasanya, melainkan di ruang kerja Papah Kenzo yang letaknya bersebelahan dengan kamar nya. Sedangkan ponsel Mam Delima diletakkan di dalam kamar dengan getar saja dan tanpa nada dering.
"Abang masih mau, pindah ke kamar saja yuk"
Tanpa menunggu jawaban dari Mam Delima, Pap Kenzo langsung menggendong wanita kesayangannya itu dan segera membaringkannya di ranjang panasnya
"Abang mulai sayang, udah gak nahan"
Dan baru saja si Ono masuk, terdengar bunyi getar dari ponsel Mam Delima. Mam Delima menatap suaminya sebagai isyarat untuk mengambilkan ponselnya
"Tetap begini, abang ambilin"
Tangan Pap Kenzo meriah ponsel Mam Delima yang memang tidak jauh dari ranjang itu.
"Siapa yank?"
"Adel cantik" Papah Kenzo membaca nama yang tertera di layar ponsel istrinya
"Sayang, biar aku angkat dulu"
"Boleh, tapi yang bawah lanjut, dan Mam gak boleh bersuara"
"Hmm...dasar mesum"
Mam Delima langsung memencet tombol hijau dan terdengar suara cempreng disana
"Mam.....Mam kemana saja?? sudah berjam jam Adel nelpon?"
"Maaf Mam gak denger sayang, ada apa?? tumben pagi pagi sekali kamu sudah bangun?"
Mam Delima tau jika disana sudah pagi.
"Mam ntar jemput Adel, Adel ini sudah di bandara dan setengah jam lagi take off"
"Aduhh.....bener sayang?"
"Bener Mam, ntar Adel fotoin tiketnya, tapi kok aduh, Mam kenapa?? lagi ngapain??"
Delima sudah tidak kuat lagi untul mengeluarkan suara suara indahnya.
"Sudah dulu ya sayang, Mam kebelet pipis, kamu hati hati, nanti Mam jemput.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 823 Episodes
Comments
Sri Rahayu
ada2 aja mam Delima....lg wikwik blng mau pipis 🤣🤭
2022-10-10
0
Iiq Rahmawaty
nahkn bner apa adel klo mam delima lg bikin adik..hahaha
2022-04-19
0
neng aya
🤗
2022-04-03
2