Pukul 12 siang Mam Delima di rumah sudah uring uringan menunggu suami dan kedua anaknya pulang, Papah Kenzo, Kenzi dan juga Aldi yang sudah dianggap sebagai anak nya sendiri. Karena sampai jam segini mereka belum juga pulang dari kantor.
"Za, coba hubungin Aldi sayang, udah sampai mana, pesawat Adel kurang lebih satu atau dua jam lagi bakalan mendarat"
"Siap Mam..." Kenza segera mengambil ponselnya dan mendial nomor kekasihnya
"Gimana Za?"
"Gak diangkat Mam"
Mam Delima semakin gelisah, karena sebentar lagi pesawat yang ditumpangi anak bungsunya akan mendarat, tetapi suami dan anak anak nya belum juga datang.
Ting
Satu pesan masuk ke ponsel Mam Delima
"Sayang, kamu dan Kenza berangkat ke bandara dulu, nanti abang nyusul, ini masih ada meeting, 15 menit lagi sudah selesai, abang ma anak anak nanti langsung ke Bandara"
Mam Delima tersenyum ketika membaca pesan dari Pap Kenzo. Rasa kuatir dan ketakutannya hilang ketika suaminya baru saja mengiriminya pesan.
"Za....kita berangkat dulu, nanti Pap nyusul, masih ada meeting katanya"
Kenza mengangguk, lalu menggandeng tangan Mam Delima untuk segera masuk ke mobil dan menuju ke Bandara. Tak apalah kita yang menunggu daripada Adel yang sudah jauh jauh dan capek tentunya yang harus nunggu lama.
Sepanjang perjalanan, Mam Delima tak henti hentinya tesenyum dengan melihat lihat pemandangan di sepanjang perjalanan dari rumah menuju ke Bandara.
Banyak tempat tempat yang Mam Delima pernah singgahi di sepanjang jalan itu. Terutama Sekolah Mam Delima, dan juga menjadi sekolah kedua anak kembarnya kini
Mam Delima mengingat betapa banyaknya kenangan selama masih masa putih abu abu. Kenangan bersama dengan keempat sahabatnya yang sekarang mereka sudah dengan kehidupan masing masing dan berada terpisah jarak dan waktu. Tapi walaupun begitu, komunikasi mereka tetaplah lancar.
Jeje.....satu satunya sahabat wanita Mam Delima yang kini tinggal menetap di Bandung bersama dengan suami dan anak anaknya.
Adit....setelah lulus kuliah, dia memutuskan untuk mengurus perusahaan Orang Tuanya di London dan sudah mempunyai istri dan juga anak.
Rey....sahabat sekaligus saudara sepupunya Mam Delima, kini dia berada di Amerika, juga sudah menetap di sana bersama dengan istri dan anaknya.
Yang tersisa kini hanyalah Satria, sahabat sekaligus adik ipar Mam Delima, saudara sepupu Papah Kenzo.
Kalau kata orang orang tidak ada persahabatan tanpa adanya cinta....No...itu tidak berlaku bagi kelima sahabat itu. Dari awal mereka bertemu, besar dan bermain bersama, tidak ada rasa cinta di dalam hati mereka, yang ada rasa sayang sebagai seorang saudara sendiri. Dan mereka sudah membuktikannya
Tiga puluh menit sudah, tak terasa mobil yang ditumpangi Mam Delima sudah sampai di Bandara. Sesuai keinginan Adel, Mam Delima hanya membawa satu supir saja.
"Mam...."Kenza menepuk tangan Mam Delima
"Mam...sudah sampe, ayok turun, kita tunggu Adel di dalam sana saja" ucap Kenza lagi yang melihat Mam Delima masih diam tak bergerak dari kursinya.
"Oh iya, ayok Za"
Kedua wanita cantik berbeda usia itu kini turun dari mobil dan langsung masuk ke Bandara, dan segera menuju tempat penjemputan.
Mam Delima gelisah, dari tadi mondar mandir tak tentu arah persis kayak setrikaan.
"Mam...duduk, Za pusing liatnya"
"Okeh..." Mam Delima langsung duduk di samping Kenza dengan terus melihat jam di tangannya.
Sudah setengah jam Mam Delima dan Kenza duduk untuk menunggu pesawat yang ditumpangi Adel mendarat, tetapi belum ada tanda tanda pesawat itu akan datang
Dari kejauhan kedua laki laki tampan, sedang berjalan mendekati Mam Delima dan juga Kenza. Paras tampan keduanya membuat semua pengunjung di Bandara itu melihatnya tanpa berkedip.
Apalagi Papah Kenzo, dengan usia semakin matang, semakin hot pula penampilannya, dan tak kalah juga dengan Kenzi, wajah tampan dan aura dingin anak sulung Papah Kenzo itu membuat semua wanita jatuh hati padanya.
Papah Kenzo dan Kenzi menghampiri Mam Delima dan Kenza
"Sayang, gimana udah??"
Bukannya menjawab, Mam Delima malahan cemberut ketika hanya melihat suami dan anak sulungny, lalu di mana Aldi??
"Papah, Aldi mana?? aku gak mau ya Adel balik lagi gara gara personilnya gak komplet"
"Oh....dari tadi kamu nyariin Aldi?? ada Mam, lagi parkirkan mobilnya, pake mobil sendiri dia, takutnya gak muat nanti"
"Jadi....?" Mam Delima bingung, kenapa jemput Adel pake tiga mobil
"Papah rencana nanti setelah dari sini, mau ajak Om dan Tante Gunadi makan siang dirumah, gak apa apa kan yank?"
Delima kaget, bisa bisanya suaminya mempunyai pikiran seperti itu, bukan masalah dengan Om dan Tante Gunadi, tetapi masalahnya dengan anaknya, Surya.
"Mam?? itung itung menyambut kedatangan Adel, gak apa apa kan kita menghormati orang yang lebih tua?"
Mam Delima masih terdiam, tidak tau harus berkata apa.
"Mam....." Papah Kenzo mendekati Mam Delima dan memegang tangannya
"Mam boleh benci ma Surya tapi gak boleh benci ma Orang Tua nya"
Mam Delima masih tidak bergeming, kemudian Papah Kenzo mengeluarkan jurus andalan nya
"Oke sayang....besok kita jalan jalan, abang beliin es krim, dan hanya berdua saja" rayu ne Papah Kenzo
Mendengar adanya kata kata es krim, mata Mam Delima langsung berbinar dan seketika bibirnya melengkungkan senyumnya
"Udah...udah tua masih mesra mesraan aja" Kenzi langsung menengahi Papah Kenzo dan juga Mam Delima
"Sayang duduk, kita nunggu Adel sambil duduk aja"
"Aku takut Bang,....perasaanku gak tenang"
"Kok lama banget pesawatnya nyampe"
"Tenang sayang, gak usah panik, berdoa saja mudah mudahan tidak terjadi apa apa"
Papah Kenzo merangkul Mam Delima untuk menenangkannya. Hingga terdengar suara dari Bandara jika pesawat dari Jerman telah mendarat.
Mam Delima, Papah Kenzo, Kenzi, Kenza dan juga Aldi langsung berdiri untuk menyambut Adel beserta keluarga Gunadi.
Di satu sisi, Adel dengan senyum sumringahnya merasa lega, karena sudah menginjakkan kakinya di tanah kelahirannya lagi
Kini Adel dan Papi Surya beserta Opa dan Oma nya sudah turun dari pesawat, dan sudah berjalan ke arah Mam Delima, dan tentunya tanpa sepengetahuan Mam Delima. Karena Adel sengaja berjalan paling belakang.
"Pi, kita terakhir aja, lihat ekspresi Mam Delima dulu" ucap Adel yang langsung mendapat jitakan dari Papi Surya
"Kamu ya Del, gak kasian liat Mami, tuh udah pasang muka cemas" Papi Surya menunjuk ke arah Mam Delima yang sudah cemas tetapi kelihatan tambah cantik
"Dibilangin jangan lihat lihat e malahan tunjuk tunjuk"
"Gak nahan sayang" ucap Papi Surya dan langsung mendapatkan cubitan dari Adella
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 823 Episodes
Comments
Sri Rahayu
menarik ceritanya thorr...ada lucunya juga bikin gemes aja 👍👍👍⚘️⚘️⚘️
2022-10-11
0
Dewi Zahra
seru banget
2021-12-13
1
Windy
semangat
2021-10-23
0