"Memang sepi, sejak Adel ke Jerman rumah ini terasa sepi" Kenza membalas pertanyaan yang sempat terjeda itu
Kenza melirik ke arah Vikky "Kenapa juga Kakak waktu itu gak nemuin Adel, gak nganterin ke Bandara?"
"Kakak nganterin Za waktu itu, tapi terlambat"
Vikky akhirnya bercerita tentang kejadian tiga tahun yang lalu, begitu juga dengan Kenza yang masih terbayang bayang perpisahan dengan adiknya di Bandara waktu itu. Baik Vikky maupun Kenza sama sama masih mengingatnya.
Flashback Tiga Tahun Yang Lalu
Laki laki berwajah tampan keluar dari Bandara siang ini. Ekor matanya melirik ke segala penjuru arah, untuk mencari seseorang yang sudah lama di nantinya.
Sudah enam tahun lamanya, laki laki tampan ini meninggalkan negaranya untuk menimba ilmu di negeri orang, dan sekarang saatnya dia untuk kembali, kembali bersama kedua orang tuanya, dan kembali untuk melihat gadis pujaan yang telah lama dirindukannya, dan juga mempraktekkan semua ilmu yang telah didapatkannya.
"Bro....." sapa seorang laki laki yang tak kalah tampannya
"Hai...Bro"
Mereka berdua berpelukan ala laki laki karena sudah lama tidak berjumpa dan hanya berkabar lewat udara saja.
"Langsung pulang atau ke rumah si han han elu itu??" ucap laki laki itu dengan sedikit menyindir
"Kita kerumah My Honey dulu, kangen gue" jawabnya dengan membayangkan senyuman gadis kecilnya yang sudah lama ditinggalkan nya
"Lets go"
"Elu udah ngabarin ortu lo?"
Laki laki itu menggeleng "Belum, sengaja gue gak kasih kabar, beliau taunya gue pulang besok"
"Rencana sih gue mau pulang besok, mau keliling London dulu, tapi cinta dan kangen gue ngalahin segala nya coy"
"Hmmm.....dasar elu, belum apa apa udah bucin"
"Gue juga gak tau, dia beda bro...beda banget, rasanya deg deg ser gitu saat gue lihat dia, dan mata ini nyess banget ketika menatap matanya"
"Emang nama nya siapa sih bro?? dari dulu gue tau nya elu manggil dia han han han, hantu?? apa hany bany sweety??"
"Ciehh....gak gaul, kelamaan jomblo sih elu bro, namanya cantik secantik wajahnya, tetapi gue lebih seneng aja kalau panggil dia Han, alias Honey" ucapnya dengan senyum mengembang diwajahnya
"Panggilan kesayangan gue" lanjut nya
"Jadi penasaran gue ma si han han elu itu, betewe umurnya berapa bro??"
"Beda dua belas tahun ma gue" jawab laki laki ganteng itu
"Whatt??? gila gila gila!! elu suka ma bocil ternyata!!"
Tak ada jawaban dari laki laki itu, dia hanya tersenyum manis membayangkan betapa gadisnya itu sangat menggemaskan, dan sekarang pastinya sudah gede dan pasti tambah menggemaskan tentunya.
"Bentar bentar...gila...dia baru lulus Sekolah Dasar, elu serius mau ngawinin tuh bocil??"
"Sejuta rius gue, tapi rencana gue mau nglamar dia dulu, barulah saat dia umur 16 atau 17 tahun gue kawinin"
"Gila...bener bener gila...gak nyangka gue, elu yang kaya, pewaris tunggal, pinter dan gantengnya gak kelutungan milih bocil buat jadi bini elu, sumpah gue jadi penasaran ama tuh bocil"
"Seperti yang gue bilang tadi, dia sangat sepesial, dia cantik pasti sekarang tambah cantik"
Dan tak menunggu lama, mobil mewah itu sudah berada di kediaman Kenzo Mahendra. Dua laki laki satu server itu langsung turun dan menghampiri Pak Joko, satpam rumah Keluarga Kenzo
"Siang Pak" sapanya dengan sopan sambil melihat lihat sekilas halaman rumah mewah itu
"Siang, Mas Mas ganteng"
"Em...Mas ganteng kayaknya Bapak pernah lihat deh, tapi kapan ya ?" Pak Joko mencoba mengingat laki laki ganteng yang ada didepannya itu.
"Kok sepi Pak, tumben?" tanya laki laki itu
"Semua penghuni rumah itu pergi ke Bandara Mas"
"Bandara??" tanya nya siapa tau salah dengar
"Iya Mas, nganterin Non Adel ke Bandara, Non Adel mau ke Jerman"
"Adel?? ke Jerman?"
Pak Joko mengangguk "Non Adel ikut Tuan Surya ke Jerman"
Deg
Seakan tertimpa sebuah benda berat, senyum yang dia perlihatkan tadi kini hilang bagai di telan bumi. Laki laki itu masih mematung, mencoba mencerna semua perkataan yang Pak Joko ucapkan
"Sebaiknya Mas ganteng segera susul ke Bandara, soalnya dari yang Bapak dengar, Non Adel yang cantik itu akan di Jerman selama tiga tahun"
Jedderrrrr
Seketika laki laki itu lemes, dia ingin memberikan kejutan malahan dirinya yang terkejut
"Tiga tahun?? itu berarti gue harus nahan ketemu selama sembilan tahun dari kemarin?"
"Sabar bro...ayok ki susul, mudah mudahan belum terlambat"
~
Delima tidak melepaskan rangkulannya dari Adel. Sejak didalam mobil, baik Delima maupun Adel sama sama saling memeluk, menggenggam, bahkan tak segan segan air matanya menetes.
Dan kini mereka sudah berada di Bandara, tepatnya di salah satu restoran, sambil menunggu pesawat jurusan Jerman berangkat.
"Adel, batalin ya sayang? Mam gak bisa bayangin hari hari Mam tanpa Adel" ucap Delima dengan kembali memeluk putri bungsunya
"Mam jangan nangis donk, Adel janji akan hubungin Mam setiap hari" Adel kecil itu mencoba tersenyum walaupun sesungguhnya dia juga berat untuk berpisah dengan Mam nya.
Adel melirik ke arah Pap Kenzo "Pap, jagain Mam aku, kalau bisa dan boleh nih, sepulang dari Jerman aku udah punya mainan baru di rumah yang lucu dan manis kayak aku"
Kenzo tersenyum, dia tau apa yang dimaksudkan oleh putri bungsunya itu "Pasti boleh sayang, kamu gak minta pun, tiap hari Pap udah bikinin kok" jawab Kenzo dengan tertawa dan mengacak rambut Adel saking gemasnya dengan anaknya yang satu ini
"Bang ih....mesum" Delima mencubit perut Kenzo kemudian tertawa
"Nah gitu donk Mam....aku kan seneng lihatnya"
Suara pemberitahuan bahwa pesawat tujuan ke Jerman akan segera berangkat
Surya yang dari tadi hanya melihat drama ibu dan anak itu akhirnya menepuk pundak Adel
"Sudah saatnya sayang"
"Papi tunggu di depan" lanjutnya lagi
Surya beserta kedua orang tua nya lebih dulu berpamitan kepada Kenzo dan Delima dan juga Kenza, Kenzi, sementara dia membiarkan Adel untuk berpamitan di dalam.
Jujur, situasi seperti ini tidak Surya inginkan. Surya kembali memakai kaca hitam nya supaya tidak terlihat jika dia juga menangis
"Maafkan aku Delima, maafkan aku yang akan membawa putri kita jauh dari kamu" batin Surya
Delima kembali menangis memeluk Adel, begitu juga dengan Kenzo, rasanya hari ini adalah hari yang terberat yang dilalui nya.
"Adel pergi dulu Mam, Mam jangan nangis, aku di sana pasti baik baik saja"
Kemudian Adel beralih ke arah Paps Kenzo "Adel pamit Pap, jaga Mam aku dengan baik, jangan buat Mam aku sedih"
Kenzo mengangguk, kemudian mengecup kening Adel dengan lama "Pasti sayang, pasti Adel putri Pap Kenzo"
Adel tersenyum, lalu memeluk ke kedua saudaranya "Bang Ke dan Kak Za, Adel pergi dulu, nitip Mam dan Pap, dan sering sering hubungin Adel"
Ketiga bersaudara itu saling berpelukan dengan erat "Pasti Adel kesayangan Abang, dan Kak Za, jangan khawatir dan jaga diri kamu"
Adel mengangguk, kemudian tatapan matanya beralih lagi ke Kak Kenza, padahal dia sudah berpamitan dan berpelukan tadi. Adel mendekat lalu membisikkan sesuatu "Kak...kalau ketemu ma si itu, bilang ya suruh tungguin Adel, disaat kita bertemu, Adel akan pertimbangkan permintaannya" bisik Adel di telingan Kenza, dan tentunya hanya Kenza yang mendengar dan tau maksudnya
Kenza mengangguk lalu mencubit hidung mancung Adel "Nakal kamu ya Del, masih kecil juga...dan pasti akan kakak sampaikan"
Adel pergi meninggalkan kedua orang tuanya dan kedua kakaknya yang saling berpelukan, kaca mata hitamnya tidak lupa dia pakai untuk menutupi matanya yang sudah basah sejak tadi. Surya dari tadi menggandeng putri cantiknya itu, tak lupa dengan Mamah dan Papahnya juga yang sedari tadi ikut bersedih menyaksikan perpisahan Adel dengan keluarganya
"Mam....Adel pergi untuk kembali, tunggu kedatangan Adel tiga tahun lagi" teriak Adel dengan tersenyum dan langsung diangguki oleh Delima dan yang lainnya.
Delima dan Kenzo melihat Adel sampai Adel benar benar tak terlihat. Kenzo dengan erat memeluk tubuh Delima.
"Kami akan tunggu kamu di sini Del, dan waktu cepatlah berlalu"
Sementara dua orang laki laki yang baru turun dari mobil langsung berlari mencari sosok gadis yang akan terbang ke Jerman, atau sudah terbang tepatnya.
"Mbak, pesawat jurusan Jerman apa sudah berangkat?" tanya laki laki itu dengan muka yang lesu
"Sudah mas, sudah 5 menit yang lalu" jawab nya dengan sopan
Deg
Laki laki itu langsung terduduk lemas, dia tidak memperdulikan banyaknya pasang mata yang memandangnya
"Aku terlambat....aku terlambat...."
"Aku akan menunggumu tiga tahun lagi Han, dan aku harap tiga tahun itu hatimu hanya untukku, dan semoga aku tidak akan terlambat lagi setelah kamu kembali"
"Pergilah!! dan kembali lagi untukku"
Flashback Off
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 823 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
# Vicky lg OTW tuh
2023-05-20
0
Qaisaa Nazarudin
Adel..Vicky lg Saya dalam perjalanan! tuh..😌
2023-05-20
0
Qaisaa Nazarudin
Oh ini ceritanya,Kan Vicky baru juga sampai dr luar negeri,tau gitu tadi gak usah pulang dulu,tgu aja di bandara,pasti ketemu ama Adel..mmg bukan jodoh utk mereka bertemu saat ini..
2023-05-20
0