"Termasuk.....?? makan dulu nanti aku ceritain"
Alenka mengangguk dan mengikuti apa kata Surya, karena makanan sudah ada di meja dan juga perutnya yang lapar.
Sembari makan, Alenka tidak henti hentinya memandang wajah Adel yang cantik, dan juga sekilas melihat wajah Surya, kemudian wanita cantik itu membanding bandingkan
Bener bener mirip, perpaduan antara Delima dan Surya ada di Adel, atau jangan jangan Surya dan Delima sudah menikah?? dan Delima berpisah dari Kenzo?? batin Alenka
Pertanyaan demi pertanyaan mengalir di benak Alenka, dia sama sekali tidak menyangka jika tebakannya benar kalau Surya dan Delima kini sudah bersama.
Alenka juga memperhatikan makanan yang dimakan Adel, persis sama sekali dengan makanan favorit Delima, ya Alenka masih mengingatnya
Alenka juga melihat ke arah Surya, dengan penuh kasih sayang, Surya membantu Adel untuk mengambilkan makanannya, begitu juga dengan Adel yang mengisi nasi serta lauk pauk Surya. Karena memang mereka meminta nasi dan lauknya dipisah, mengingat Adel yang kalap jika makan makanan favoritnya.
Adel yang dari tadi merasa terus diperhatikan oleh Alenka seketika langsung melihat ke Alenka "Kenapa Mah Al?"
Alenka sejenak kaget karena kedapatan melihat dan menatap wajah Adel "Makanan itu, makanan favorit kamu Del??"
"Iya mah, bukan aku saja, ini juga makanan favorit Mam aku" jawab Adel dengan menyendokkan cumi asam pedas ke mulutnya
"Mam??" tanya Alenka yang belum mengerti
"Adel anak aku dan Delima" ucap Surya yang seketika langsung mengucapkan kata kata penting itu
Alenka menjatuhkan sendoknya, manakala mendengar ucapan Surya.
"Jangan kaget dulu, bahkan kamu nanti akan lebih kaget lagi" ucap Surya lagi
Alenka menggeleng dan menatap mata Surya "Jadi kamu dan Delima sudah menikah??
Surya menggeleng dan itu membuat Alenka semakin tidak mengerti tentang ada apa sebenarnya terjadi antara Surya dan Delima hingga menghasilkan Adella yang begitu mirip dengan keduanya.
"Aku semakin tidak mengerti Ya, dan rasa rasa nya aku sudah ketinggalan berita"
Surya tersenyum lalu melihat ke arah Adel untuk meminta persetujuan, dan Adel langsung mengangguk karena mengerti apa yang dimaksud oleh Papinya
"Ceritakan saja Pi, aku gak apa apa, lagian Mamah Alen bukan orang lain kan?"
Surya menghela nafasnya, jujur untuk menceritakan ini semua perlu adanya kekuatan, apalagi dengan adanya Adel di sampingnya.
"Aku dan Delima tidak menikah"
"Tetapi kalau boleh jujur, aku juga ingin menikahinya setelah apa yang sudah aku perbuat dengannya beberapa belas tahun yang lalu"
"Jadi kamu???"
"Jangan potong ucapanku dulu, aku akan menceritakan secara detail"
Kemudian Surya menceritakan dari awal di mana dia menculik Delima, hingga terjadi malam yang begitu menyedihkan bagi Delima tetapi tidak bagi Surya.
Sementara Adel hanya diam, terdapat genangan air di matanya yang setiap saat bisa tumpah, dengan mata yang berkaca kaca Adel mencoba mengalihkan pandangan ke makanan penutup yang sengaja di pesannya. Jujur, setiap kali mengingat itu semua lebih tepatnya mengingat ketika ada seseorang meneceritakannya, Adel jadi sedih dan membayangkan betapa terpuruknya Mamahnya waktu itu. Walaupun usianya masih sangat muda, tetapi pikirannya sudah dewasa.
Tuntutan kehidupan Adel, dewasa sebelum waktunya
Plakk
"Kamu brengs*k Surya" Alenka menampar pipi Surya, setelah mendengar cerita dari Surya tadi
Sedangkan Adel, begitu kaget manakala melihat Alenka dengan seketika menampar pipi Papinya
"Kenapa cuma satu aja Mamah Al?? nanti yang satu iri loh"
Mendengar ucapan Adel, Alenka langsung menampar kembali pipi sebelah Surya
Plakkk
"Wuihhh....good job" ucap Adel dengan melirik Papi Surya, dan Alenka yang menatap wajah Adel dengan heran
"Adella....kamu gak kasian ma Papi??" tangan sebelah memegang pipinya dan tangan satunya lagi mencubit hidung mancung Adel
"Au...sakit Papi"
"Ternyata kamu benar benar melakukan sesuai dengan apa yang kamu inginkan Ya, betapa kejamnya kamu"
"Aku tidak kejam, bahkan aku sudah menawarkan untuk menikahinya, tetapi dia tidak mau"
"Dasar bodoh....ya jelas jelas di tidak mau lah Ya, kamu yang keterlaluan"
"Berani beraninya nyakitin temanku" lanjut Alenka lagi
"Tetapi nyatanya, aku berhasil mewujudkan keinginanku, bahkan aku juga mendapatkan gadis yang sangat cantik dan juga pintar"
"Adella putriku"
"Gila...gila..kamu memang gak waras Surya"
"Terus kenapa kalian ada di sini, di Jerman??" tanya Alenka lagi
"Aku sudah tiga tahun disini, dan besok kembali ke Jakarta, perusahaan Papah mengalami masalah, tapi semuanya sudah kembali normal"
"Lalu Delima??"
"Delima dan keluarga nya masih menetap di Jakarta, hanya aku, Adel, Mamah dan Papah yang di sini"
"Jadi kamu memisahkan anak dan ibunya?? begitu??"
"Bukan.....bukan seperti itu Al" dan
Plakkk
Satu tamparan mendarat di pipi Surya lagi, dan baik Surya maupun Adel kaget dan juga melongo
"Sakit Al, kenapa kamu nampar aku lagi??"
"Tamparan itu tidak lebih sakit dari penderitaan Delima Ya"
"Aku bisa merasakan gimana jadi Delima, gimana dia harus menahan kangennya untuk bertemu dengan anaknya, seperti juga aku" ucap Alenka dengan menghapus airmatanya
Adel langsung menghampiri Alenka dan memeluknya "Jangan nangis Mamah Al"
Alenka kemudian membalas pelukan Adel "Gak apa apa sayang"
Surya kemudian menatap wajah Alenka, dan menepuk tangan Alenka sekilas "Maaf aku gak tau"
Alenka mengangguk lalu gantian dia menceritakan kisah hidupnya setelah berpisah dengan Surya
"Bahkan aku baru saja kehilangan calon anakku Ya, dan itu sakit banget, sementara Anak pertamaku tinggal ditempat Mamah dan Papahku, dia diminata untuk menemaninya, ya walaupun jaraknya tidak jauh dari sini, dan seminggu sekali kami selalu menemuinya, bahkan jika aku kangen, bisa dua hari sekali kesana"
"Lalu apa kabar dengan Delima Ya??"
"Tiga tahun bukan waktu yang singkat" lanjut Alenka
"Sekali lagi aku minta maaf, ya aku tau, makanya aku dan Papah dengan sekuat tenaga bahkan kami juga sampai berhari hari tidak pulang ke rumah, hanya demi menyelesaikan masalah perusahaan, agar cepat selesai"
"Aku tau ini sangat berat, dan aku akui kalau aku egois, tapi jujur aku gak bisa jauh dari Adel"
"Cukup aku tidak mendapatkan Delima, tetapi jangan pisahkan aku dengan Adel"
"Sudahlah Ya, semua sudah terjadi, yang penting kamu menyayangi Adel, dan tidak menganggu Delima" ucap Alenka dengan menghapus airmata yang masih tersisa
"Kalau yang pertama aku setuju, dengan sepenuh jiwa dan raga, aku akan menyayangi dan melindungi Adel, tetapi untuk yang ke dua....kayaknya......" Surya sengaja menggantungkan perkataannya dan melirik ke arah Adel
"Papi....awas kalau berani deketin Mam Delima ku lagi" ancam Adel
Alenka tersenyum lebar melihat interaksi yang aneh antara anak dan bapak itu "Aneh kamu Del"
"Nah itu kamu tau Al, tidak hanya kamu, Adel saja tidak suka jika aku deketin Maminya, padahal aku Papi kandungnya dan Delima Mami kandungnya, kan sudah sewajarnya kalau kita bersatu"
Adel mendengar itu seketika melotot, lalu mencubit perut Papinya "Jangan macem macem, kalau gak mau Papi Adel santet"
"Dan dia bukan Mami, melainkan Mamah aku, Mam Delimaku, kalau Papi pengen punya Mami, cari wanita lain, asalkan jangan Mam Delima"
"Tapi dia harus lebih cantik dari aku dan juga dari Mam Delima tentunya"
Surya dan Alenka menepuk jidadnya masing masing, ketika mendengar ucapan Adel yang tak masuk akal
"Dasar anak Surya sableng, mana ada wanita yang lebih cantik melebihi Delima di mata Surya, aneh...." gumam Alenka
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 823 Episodes
Comments
hartatik hartatik
bagus bgt cerita nya
2022-05-04
0
Akue Rusti
edan beneran ceritamu Thor....seru beneran..idemu itu lho Thor ..top markotop tenan...semangat Thor...💪💪💪💪
2021-12-25
1
Dewi Zahra
seru banget
2021-12-13
0