"Adel keluar bentar ya Pi?" pamit Adel kepada Papi Surya setelah mereka berbincang bincang, dan saling memeluk mencurahkan kasih sayang
"Ketemu Chandra??" tanya Papi Surya
Adel mengangguk "Bentar saja Pi, cuma pamitan"
Adel melangkah meninggalkan Papi Surya, tetapi baru sampai di depan pintu, suara Papi Surya sudah menghentikan langkah Adel
"Adel..." panggil Papi
Adel menghentikan langkahnya, kemudian menoleh ke arah Papi Surya
"Sebelum keluar, Papi boleh ngobrol sebentar?"
"Soal Chandra!" lanjut Papi Surya lagi
Adel kemudian mengangguk dan menghampiri Papinya. Adel kembali duduk di samping Papi Surya.
"Papi boleh tanya?"
Tanpa ragu Adel mengangguk lagi "Boleh Pi"
"Kamu sebenarnya ada hubungan apa ma Chandra??"
Mata Papi menatap Adel, berharap ada kejujuran di dalamnya, tapi sebenarnya Papi Surya sendiri sudah tau
"Aku ma Kak Chandra tidak ada hubungan apa apa Pi, aku cuma menganggap Kak Chandra teman ngobrol aku aja, Papi kan tau sendiri aku pertama kali aku di sini aku gak punya teman"
Adel lalu menceritakan pertemuan pertamanya dengan Chandra, selama tiga tahun ini. Dan Papi Surya mendengarkan sambil mengangguk
"Kamu tau kan sayang kalau Chandra itu seorang Casanova??"
"Tau Pi, tapi selama Aku temenan ma dia, dia gak macam macam in aku Pi"
"Gak tapi belum, jujur Papi gak suka dengan Chandra"
"Aku tau Pi, Kak Chandra juga sempat bilang ke aku"
"Kelihatannya Chandra suka sama kamu Del"
Adel mengangguk lagi "Siapa sih yang gak suka ma Aku Pi?? secara aku kan cantik, pinter lagi" pede Adel
"Ya iya, Papi percaya, anak Papi...secara Papi ganteng dan Mamah kamu cantik" sejenak Papi Surya membayangkan wajah Delima sambil tersenyum
"Hmmm mulai deh mulai, bayangin Mam aku"
"Lalu perasaanmu gimana Del?" cecar Papi Surya
"Huff.....gak tau lah Pi, aku nyaman aja ma dia, kalau diajak cerita nyambung, cuma satu yang aku gak suka"
"Suka Making Out??" jawab Papi Surya
Adel tidak menjawab, dia hanya tersenyum karena apa yang dikatakan oleh Papi nya adalah benar, bahkan Adel pernah terang terangan menyaksikan Chandra melakukan itu
"Lalu gimana dengan Vikky?? tiap malam dia nelponin Papi loh Del, dan akan melamarmu saat kamu pulang"
Deg
Hadeh....matek aku....kok bisa lupa sih ma si itu, kalau Kak Za sudah omongin ke dia gimana, mulut mulut lo Del
"Bentar bentar Pi, Vikky siapa maksud Papi?" Adel pura pura saja tidak tau
Papi Surya menyentil kening Adel "Hmmm pura pura nya gak gak tau, sok gak kenal, padahal udah nitipin pesan ke Kenza"
Adel melotot, dia tidak menyangka bagaimana Papi nya bisa tau soal itu
"Menurut Papi ya Del, Dokter Vikky itu anaknya baik, dia sudah ngincar kamu dari kecil, dan Papi harap apa yang diomongkan Vikky adalah benar"
"Tapi Adel gak mau nikah muda Pi, umur aja belum genap 17tahun"
"Kalau itu gampang sayang, bisa di bicarakan, yang penting kamu nya juga suka ma Vikky"
"Adel gak ribet kok Pi, kalau ada seseorang yang mencintai ku dengan tulus, dengan senang hati aku akan menerimanya, masalah aku cinta apa enggaknya urusan belakangan"
"Kata pepatah 'Lebih baik dicintai daripada mencintai'" ucap Adel dengan tersenyum, sedangkan Papi Surya hanya diam, dan seperti ditampar kenyataan, karena selama ini dia mencintai seseorang dan mengabaikan orang yang mencintainya
"Udah ah, aku keluar dulu Pi, jangan lupa kabari si Om om plontos buat ngintilin aku" ledek Adel
~
Adel keluar dari sebuah rumah mewah yang selama tiga tahun ini di tempatinya. Ada rasa senang dan juga sedih yang dia rasakan saat ini. Senang karena sebentar lagi dia akan bertemu dengan keluarga besar nya di Jakarta, dan sedih dia akan berpisan dengan Chandra yang entah Adel sendiri tidak tau menempatkan nama Chandra itu seperti apa.
Yang jelas ada segelintir rasa nyaman yang dirasa Adel ketika berada di dekat Chandra, tetapi segelintir hatinya lagi masih tertinggal di Jakarta.
"Huff" Adel menyetop taxi di depan rumahnya, kemudian dengan segera menyuruh Bapak supir taxi itu mengantarkan ke alamat yang dituju nya.
Tak menunggu lama, karena jarak yang ditempuh nya tidak cukup jauh dari rumah Adel, akhirnya sampailah gadis itu depan Apartemen mewah yang sering Adel kunjungi selama tiga tahun ini.
Adel langsung keluar dari taxi, tak lupa juga dia membayar ongkos taxi nya. Adel menatap gedung yang menjulang tinggi, gedung yang selama tiga tahun ini dia kunjungi jika ingin berkeluh kesah, tetapi lusa dia sudah tidak akan lagi melihatnya.
Adel sebenarnya enggan jika harus menemui Chandra di Apartemennya, apalagi dirinya dari tadi menghubungi laki laki itu tetapi tidak mendapatkan respon
Dengan langkah yakin, Adel kini sudah sampai didepan Apartemen Chandra. Segera Adel menekan pasword yang sudah sangat Adel hafal itu.
Ceklek
Adel mengedarkan pandangan matanya ke semua ruangan. Tetapi nampak sepi. Namun sudut mata Adel melihat sebuah sandal wanita yang teronggok di depan kamar, yang di yakini adalah kamar Chandra.
"Hmmm.....kebiasaan, pantesan gak ngrespon pesan dan telpon dari gue"
Adel mendudukkan bo kongnya di sofa, tetapi sebelumnya dia sudah mengambil minum dulu.
Sementara di dalam kamar, laki laki yang bernama Chandra itu masih asyik dengan kegiatannya, dan tidak menyadari adanya Adel di depan sana
"Sedikit lagi, percepat gerakanmu"
Tanpa bertanya wanita yang berada di dalam kamar itupun langsung segera mempercepat gerakan tangannya, dan tanpa membutuhkan waktu lama, lava pijar yang berwarna putih itu sudah menyembur keluar.
Laki laki yang bernama Chandra itu langsung bangun, dan melemparkan beberapa lembar uang merah kepada wanita yang masih berada di atas ranjang
"Pakai bajumu dan keluarlah segera" ucap Chandra lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Kebiasaan, seperti yang sudah sudah dilakukan oleh Chandra ketika selesai melakukan Making Out pasti seperti itu. Ya hanya Making Out saja.
Adel memicingkan matanya ketika melihat seorang wanita berpakaian seksi itu keluar dari kamar yang diyakini adalah kamarnya Chandra, karena jujur selama dia mengenal Chandra, Adel sama sekali belum pernah masuk ke dalam kamar itu, dan hanya sebatas duduk di ruang tengah saja.
Sudah tidak menjadi pemandangan langka lagi bagi Adel, jika melihat seorang wanita keluar dari apartemen Chandra.
Dan tak menunggu lama, kamar itu dibuka oleh seorang laki laki tampan yang masih menggunakan batrob dengan rambut yang masih basah tentunya
"Sangat tampan" puji Adel dalam hati, yang memang mengakui jika laki laki itu memanglah tampan
"Adel" teriak Chandra ketika baru menyadari adanya Adel di apartemennya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 823 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Noh sama kayak Keindra,,masih untung gak kek Kenzo yg suka celap celup banyak lubang,,
2023-05-20
0
Qaisaa Nazarudin
Atau Chandra sama kek Keindra “TERJERAT CINTA SANG PEWARIS” yg suka panggil jalang sekadar buang oli nya??kayaknya sama si Keindra jih si Chandra..
2023-05-20
0
Qaisaa Nazarudin
Candra ini mah kayak Kenzo waktu muda ya,,Sangat di sayangkan banget Delima nikah sama yg suka celap celup,, sekarang malah Adel lagi yg suka sama yg demen celap celup hadeeuh 🤦🏻♀️🤦🏻♀️
2023-05-20
0