Semuanya terdiam mendengarkan pertanyaan Harisza. "Sayang lebih baik kita masuk dulu" ajak Lilian.
Semuanya masuk dan Bagus yang memulai percakapan awal ini.
"Pa, ini perkenalkan ini Blue, ini Mira ibunya Cahaya dan ini Cahaya anak kandung Bagus" ucap Bagus.
"Apa anak kandung, apa maksud kamu Bagus. Jangan bercanda" tanya Harisza.
"Bagus ngak bercanda pa, Cahaya anak kandung bagus dan Mira" jelasnya.
Cahaya pun langsung mendekati Harisza dan memegang tangannya, sontak Harisza kaget.
"Opa, kenapa opa banyak sekali bertanya pada ayah, apa kah wajah Cahaya tidak bisa menjelaskannya. Oma bilang Cahaya mirip sama ayah."
Mendengar ucapan Cahaya Harisza langsung memandangnya dan dalam hati Harisza "benar wajahnya mirip sekali dengan Bagus" langsung memeluk Cahaya.
"Cahaya maafin opa, opa sudah tua dan harus pakai kacamata biar jelas lihatin wajah Cahaya yang gemesin ini" ucap Lilian.
"Sekarang papa tidak akan bertanya lagi, sekarang kalian masuk ke kamar masing-masing terus kita makan, kecuali cahaya. Opa mau mendengarkan banyak cerita dari gadis kecil yang lucu ini" ucap Harisza dengan mencubit pipi Cahaya.
Bagus dan Kim mengantar kamar mereka masing-masing yang terpisah.
"Kenapa kami harus terpisah" tanya Mira sambil masuk kamar di hantarkan oleh Bagus.
"Di sini sudah banyak kamar jadi tidak perlu sama-sama, kamu bisa sama Cahaya dan Blue bisa sendiri karena kalian pasti punya profesi masing-masing" jawab Bagus dan dia pun langsung memegang tangan Mira.
"Apa-apaan kamu" Mira langsung melepaskan tangan Bagus.
"Kamu kenapa, di sini hanya ada kita berdua dan aku juga sudah menyiapkan sesuatu untuk kita" ucap Bagus.
"Sesuatu apaan, sekarang kamu keluar aku mau bongkar barang dan ganti baju" usir Mira marah, saat Mira mendorong Bagus untuk keluar tiba-tiba kakinya terbentur oleh kopernya sendiri dan jatuh. Melihat Mira yang ingin jatuh Bagus membalikkan badannya dan ingin menangkapnya tetapi Mereka malah terjatuh di atas ranjang di mana posisi Bagus ada di atas Mira.
Mendengar nafas Mira yang ketakutan dan mata mereka saling memandang membuat Bagus akhirnya mencium bibir Mira. Mira mendorong tubuh Bagus untuk melepasnya tetapi tidak bisa.
Namun tiba-tiba tok tok tok
"Pak di panggil bapak dan ibu di luar untuk makan" ketukan pintu dari sekretaris Kim. Bagus pun langsung melepas ciuman itu dan mengangkat Mira berdiri.
"Iya nanti saya ke sana" jawab Bagus sambil merapikan bajunya.
"Sekarang ayo kita keluar, kita bisa lanjutkan permainan kita nanti" bisik Bagus di telinga Mira.
"Kamu bicara apa, sudah 2 kali kamu tidak sopan ke padaku dan aku tidak akan memaafkan kan kamu kalau kamu berani macam-macam" jawab Mira langsung keluar kamar.
Bagus tersenyum mendengar perkataan Mira.
Di meja makan Cahaya, Lilian, Harisza dan Blue sudah di sana.
"Bunda kenapa rambut bunda berantakan" tanya Cahaya pada Mira.
"Iya sayang tadi bunda beresin barang-barang kita di kamar jadinya berantakan deh" jawab Mira gugup.
"Apa ayah tidak membantu bunda" tanya Cahaya pada Bagus.
"Bantu kok sayang, emang bunda kamu kurang hati-hati tadi" senyum Bagus sambil melihat Mira.
"Udah ayo kita makan, sudah ini kalian akan beristirahat dan Cahaya mau yang mana biar opa ambilin" ucap Harisza sambil mengambil piring Cahaya.
"Ah opa buat oma syirik deh masak cucu nya terus di perhatikan dari tadi, oma di cuekin. Cahaya juga masak di peluk sama opa terus ngak sama oma" cemberut Lilian.
"Oma, Cahaya sayang sama oma kok tapi hari ini Cahaya mau sama opa. Opa ganteng sih" jawab Cahaya sambil tertawa. Di meja makan pun mereka tertawa bahagia
Kim yang tadinya berdiri memandang Blue, melihat itu Blue merasa benar-benar malu, Mira yang menyaksikan itu.
"Hem, tante kenapa sekretaris Kim berdiri dan tidak ikut makan sama kita, ayo sekretaris Kim duduk di sini" ajak Mira.
"Ngak apa-apa bu, tugas saya menjaga keluarga ini dengan dekat" jawab Kim.
"Ngak apa-apa kan om, tante sekretaris Kim makan sama-sama. Katanya keluarga jadi tidak ada masalah" ucap Mira dan membuat Harisza tersenyum.
"Oke Kim kamu ikut makan dan duduk di sini untuk malam ini permintaan dari calon menantu ku" ucap Harisza.
"Tapi pak" bela Kim.
"Jangan di tolak Kim, ayo duduk" pinta Harisza sehingga Kim pun menurut dan duduk di kursi sebelah Blue.
Mira yang mendengar ucapan Harisza calon menantu merasa malu. Selesai makan mereka bercerita di teras luar dan benar-benar keluarga yang bahagia.
"Papa senang hidup seperti ini Bagus, walaupun baru hitungan jam Mira dan Cahaya ada di sini rumah ini berasa tentram. Papa akan secepatnya meresmikan pernikahan kalian berdua" ucap Harisza yang membuat mereka semua kaget.
"Asikkk, kalau bunda dan ayah menikah kita akan tinggal sama-sama terus dan Cahaya akan punya adek bayi" teriak Cahaya sambil memainkan mainannya.
"Cahaya kamu ngak boleh bicara begitu" potong Mira.
"Mira kamu ngak usah merasa tidak enak seperti itu, sepertinya Bagus tidak menentang pernikahan ini, buktinya dia diam saja" tunjuk Harisza.
"Pa, yang papa bilang benar aku memang harus segera menikah dengan Mira agar Cahaya senang" ucap Bagus sambil tersenyum melihat Mira.
"Maaf tapi aku tidak bisa, permisi aku mau ke kamar duluan" pergi meninggalkan mereka. Mendengar ucapan Mira barusan mereka kaget dan Bagus pun segera menyusul Mira.
"Gimana pa" tanya Lilian.
"Om, tante ngak usah khawatir, kak Bagus pasti bisa membujuk kak Mira. Kak Mira hanya perlu waktu untuk memikirkannya, secara selama ini kak Mira selalu bekerja keras untuk dirinya dan Cahaya" ucap Blue.
Mendengar itu Lilian dan Harisza tenang.
"Cucu opa ayo bantu ayah bujukin bunda" pinta Harisza.
"Siap opa, tapi kalau bunda mau opa beliin Cahaya kuas dan kertas untuk menggambar yang gede ya" ucap Cahaya sambil tersenyum.
"Oke" jawab Harisza dan Cahaya pun pergi meninggalkan mereka
"Mira, apa yang ada di pikiran mu, aku serius ingin menikah dengan mu" bujuk Bagus.
"Bukannya kamu mempunyai istri tapi kenapa kamu mau menikahi aku, aku tidak mau menjadi istri ke dua mu" ucap Mira.
Mendengar ucapan itu Bagus tertawa sekeras kerasnya dan Mira pun bingung.
"Kenapa, ada yang lucu. yang aku ucapkan benar kan" tanya Mira.
"Apa kamu cemburu" tanya Bagus.
"Siapa yang cemburu, aku tidak mau jadi istri ke dua" kesal Mira.
"Kalau istri pertama berarti mau" ledek Bagus.
"Apa-apaan sih kamu buat aku kesal aja, pergi sana aku bukan anak kecil lagi yang harus kamu bujuk" kesalnya.
"Oke kamu tunggu sebentar di sini" Bagus pun pergi meninggalkan Mira dan mengambil berkas-berkas lalu ke kamar Mira lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments