"Lo gila put, suami lo itu orang kaya sedangkan Steven hanya anak buah bokap lo aja. Lo mau sih pacaran bertahun-tahun dengan dia" ledek perempuan itu.
"Kalian kan tau dari dulu cinta gue hanya untuk Steven bukan laki-laki kaku itu, kalau bukan karena papa gue ngak mau nikah dengan dia. Gila banget gue nikah dengan laki-laki dingin, kaku dan kejam kayak gitu.!! Gue seneng banget saat dia bilang cerai, kenapa ngak dari dulu-dulu" tawa Putri bahagia.
Harisza yang mendengar itu langsung emosi, tapi dia mendengar nasihat istrinya tadi jadi dia terburu-buru ingin pergi tapi saat dia membalikkan badan ingin pergi tiba-tiba dia bertabrakan dengan Steven.
"Pak kalau jalan hati-hati donk" marah Steven. Tapi Harisza tidak peduli dan langsung pergi keluar menemui istrinya di dalam mobil.
"Kenapa kamu pa" tanya Lilian.
"Aku menyetujui perceraian mereka secepatnya" kesal Harisza.
"Kamu tidak akan melarangnya lagi" tanya Lilian lagi.
"Kenapa kamu tidak menceritakan ini kepadaku, aku malu pada anakku sendiri sekarang" ucapnya sedih.
"Pa kamu tidak perlu bersedih, setelah urusan ini selesai Bagus akan memperkenalkan kamu kepada cucu kita yang sangat menggemaskan" senang Lilian sambil menggenggam tangan suaminya.
"Siapa, apa maksud kamu cucu?" tanya Harisza penasaran.
"Kamu akan tau sendiri, sekarang ayo kita pulang dan memulai dengan yang baru" ajak Lilian sambil memerintahkan supirnya untuk pergi dari tempat itu.
Tiga bulan pun telah berlalu urusan perceraian yang di lakukan Bagus selesai dengan sangat cepat dan mudah, Cahaya pun juga libur dari sekolahnya.
"Sekarang aku akan menjemput Cahaya, sekertaris Kim apa yang aku inginkan tadi. Apa kah sudah ada" tanya Bagus.
"Sudah ada pak" jawab Kim.
Mereka pun dari rumah ingin berangkat ke bandara tapi di halang oleh Harisza di depan.
"Apa yang akan kamu lakukan" tanya Harisza.
"Aku akan memperkenalkan papa dengan seseorang, aku harap papa tidak menghalangi ku seperti papa tidak menghalangi perpisahan ku" jawab Bagus.
"Aku hanya penasaran apa yang ingin kalian lakukan hari ini" tanya Harisza dengan penasaran.
"Sayang kita tunggu aja di rumah, yang jelas ini sesuatu yang kita nanti nantikan selama ini" ucap Lilian menenangkannya.
Mereka pun pergi ke bandara dan di bandara.
"Bunda Cahaya kangen banget dengan ayah, tiba di Jakarta membuat Cahaya ingin segera memeluk ayah, oma dan opa" celotehnya.
"Cahaya sabar sebentar lagi kan ketemu dengan ayah, kalau Cahaya aja kangen apa lagi bundanya Cahaya lebih kangen berat" ledek Blue.
"Blue kamu bicara apaan sih" Mira pun tersenyum.
"Lihat tante wajah bunda merah" ledek Cahaya.
"Udah ah kalian bikin bunda gemes" cubit Mira ke pipi Cahaya.
Seseorang pun tiba di hadapan mereka dan Cahaya langsung berlari mendekati laki-laki itu yaitu Bagus.
"Ayah" teriak Cahaya, "Cahaya kangen banget" peluk Cahaya ke bagus.
"Oh ya, ayah juga kangen sama Cahaya, maafin ayah ya urusan ayah baru bisa selesai sekarang" sambil mencium pipi Cahaya.
"Ngak apa-apa ayah, bunda juga kangen kok sama seperti Cahaya" celoteh Cahaya membuat Mira jadi salah tingkah.
"Cahaya kamu ngak boleh bicara yang aneh-aneh" ucap Mira.
"Benarkah bunda kangen ayah, kalau gitu ayah harus peluk bunda juga donk" ledek Bagus.
"Apaan sih, udah deh ngak usah aneh-aneh sekarang ayo kita berangkat" ucap Mira kesal.
"Oh iya ini aku perkenalkan sekretaris Kim kepada kalian bertiga" sekretaris Kim mengangguk "dan sekretaris Kim ini putri kecil ku Cahaya, hem ini calon istriku Mira dan ini Blue" ucapnya sambil menunjuk mereka.
"Oh iya Blue aku sudah menepati janjiku pada mu, kamu bisa bersama sekretaris Kim untuk mencari ayah mu Karena datanya sudah ada di sekretaris Kim" oceh Bagus.
"Makasih kak, sekretaris Kim mohon kerja samanya" ucap Blue sambil mengulurkan tangannya dan di balas oleh sekretaris Kim.
mereka pun saling tersenyum saat bersalaman namun tiba-tiba.
"Hem, hem, batuk Bagus. Ayo sekretaris Kim kita pergi" ajak Bagus. Sekretaris Kim dan Blue kaget "baik pak" ucap Kim.
Di kantor PT Halilintar Arya dan Tiara kesal dan marah.
"Bagaimana ini, sudah 3 bulan kerja sama kita di tunda dan hari ini di putuskan kerja sama kita di putuskan. Bangkrut" teriak Arya di dalam mobil.
"ulUang tabungan ku habis, harta ku, barang mahal ku semua sudah di jual tinggal rumah dan mobil ini lagi ahhhhhh" kesal Tiara.
"Kita akan jual semua dan mencari kontrakan sambil berpikir apa yang akan kita lakukan ke depan" ucap Arya.
"Ini semua karena Mira, aku akan membalas ini semua" marah Tiara.
"Bukan salah Mira tapi salah kamu karena kamu menjadi wanita yang tidak bisa menjaga sikap"jawab Arya.
"Apa !!! di depan ku kamu malah membela wanita itu, apa kamu masih mencintainya" marah Tiara.
"Aku hanya bicara kenyataan jadi kamu tidak usah berpikir aneh-aneh, sesuai dengan tingkah mu yang selalu aneh" kesal Arya sambil menghidupkan mobil dan pergi.
"Aku jelaskan pada mu, jangan pernah membela wanita itu di depan ku atau kamu akan menyesal" ancam Tiara.
"Aku sudah tidak peduli, karena ini semua salah kamu, bahkan berpisah pun dengan kamu aku juga sudah tidak apa-apa" jawab Arya dengan nada kesal dan membentak Tiara.
"Apa" kaget Tiara dengan ucapan Arya sehingga membuat Tiara semakin marah dan menyuruh Arya menghentikan mobilnya.
"Okey, mulai hari ini kita hidup sendiri-sendiri" ancam Tiara sambil keluar dari mobil.
Arya pun sudah tidak peduli dan dia menginjak gas mobilnya meninggalkan Tiara di pinggir jalan.
"Awas kamu Arya, aku akan buat kamu menyesal" teriaknya di pinggir jalan.
sesampai di rumah Bagus mereka pun turun dari mobil.
"Wah ini benar-benar rumah ayah. Mewah, seperti rumah kita yang ada di Jakarta pusat ya bun" oceh Cahaya.
"Apa, maksud Cahaya rumah di Jakarta pusat" tanya Bagus.
"Cahaya kayaknya badan bunda pegal-pegal semua deh, gimana langsung masuk aja biar bisa istirahat Cahaya mau kan" potong Mira di sela percakapan mereka. Mira tidak ingin banyak orang yang tau tentang rumah mewahnya itu.
"Ya udah ayo kita masuk" ajak Bagus masih penasaran dengan ucapan Cahaya tadi.
Saat ingin masuk ada yang membuka pintu rumah dan itu Lilian dan Harisza, Lilian langsung keluar memeluk Cahaya karena dia benar-benar rindu dengan Cahaya.
"Oma apa kabar" tanya Cahaya gemas. Mendengar perkataan Cahaya memanggil Lilian oma Harisza kaget dan bertanya "oma, apa ini maksudnya" tanya Harisza.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments