Mereka pun berbicara dan Bagus pun tiba-tiba duduk mengikuti mereka, Mira yang saat itu kaget membisikkan ke telinga Bagus "maaf pak bisa tidak bapak meninggalkan kami."
Bagus pun menjawab "tidak bisa karena ini juga termasuk dari perusahaan kami yang ikut serta masalah kemarin jadi aku akan ikut mendengarkan."
"Sekarang bicara lah apa yang ingin kalian bicarakan" ucap Mira.
"Kami meminta maaf ke kamu atas perlakuan kami yang tidak sopan kemarin, kami harap kamu memaafkan kami" tunduk Arya dengan wajah memelas.
"Apa untungnya aku memaafkan kalian" tegas Mira.
Bagus saat itu langsung tersenyum mendengar kan perkataan Mira "ini yang gue suka" dalam hati Bagus.
"Kami betul-betul minta maaf kami tau salah, kami mohon maaf kan kami. Bila perlu saya akan bersujud di kaki mu" mohon Tiara.
Mira melihat semua itu benar-benar merasa jijik dua sejoli yang dari dulu menyakitinya sekarang malah memohon maaf seolah-olah maaf yang tidak akan pernah tulus.
"Pak Bagus saya mohon maaf karena sudah menghina perusahaan bapak, tolong pak maaf kan kami" Tiara pun menetes air mata tapi air mata palsu.
"Kalau kalian benar-benar mau minta maaf ya udah sujud di kaki saya sesuai dengan perkataan kalian tadi kan siap sujud, saya akan memaafkan kalian" tegasnya.
Dengan ragu Tiara pun bersujud di kaki Bagus. Bagus pun tertawa kecil "okey untuk itu urusan kita sudah selesai, saya sudah memaafkan kalian sekarang saya tinggal pergi" Bagus pun pergi dan Mira kaget melihat itu dengan mudahnya dia memaafkan kan orang dan menyuruh orang meminta maaf kepadanya.
"Bagaimana dengan mu Mira, apa kami akan bersujud juga asal kau mau memaafkan kami" ucapnya.
Tiba-tiba suara telpon dari saku Mira berbunyi dan Mira melihat nomor yang tidak dia kenal, tapi dia mengangkat telpon itu. Saat di dengar ternyata itu suara bagus dari kejauhan.
"Kamu tau kan kalau mereka melakukan itu tidak ikhlas, mereka ingin kerjasama mereka berjalan lancar dengan PT Halilintar karena itu mereka perlu maaf dari kamu" ucap Bagus dan langsung mematikan hp nya.
Mira yang saat mendengar itu langsung terdiam dan marah.
"Kalian tidak perlu meminta maaf, aku tau ke blusukan kalian, aku tidak akan memaafkan kalian dan aku akan memutuskan kerjasama bersama PT Halilintar apabila ada kalian di dalam nya" ucap Mira tegas dan Mira pun berdiri ingin pergi.
Tiara pun langsung tertawa "lo pikir gue juga mau bekerjasama dengan lo, lo dari dulu wanita bodoh yang mudah di bohongi. Sekarang saat lo kaya gue harus mengemis pada lo, cih menjijikkan" marah Tiara.
Mira pun menjawab sambil tersenyum "wanita yang kamu pikir bodoh ini bisa di bohongi berkali-kali, bahkan orang yang membodohi wanita ini lah yang lebih bodoh dari wanita itu karena dia hanya pandai berbicara tapi tidak pandai dalam bertindak!! wanita bodoh ini malah menjadi pandai karena sering belajar dari hal bodoh itu."
Tiara pun semakin murka mendengar ucapan Mira itu seolah benar-benar menusuk.
Mira pun akhirnya merasa lega dengan ucapannya tadi dan dia mencari Cahaya, Lilian dan Bagus.
"Bunda kesini" teriak Cahaya.
Dia melihat Cahaya sedang bermain kembang api. Saat ingin mendekati Cahaya tiba-tiba hak kaki Mira bergoyang dan membuat tubuh Mira tidak seimbang menjadi jatuh dan dengan sigap Bagus memeluk Mira yang hampir jatuh itu.
Cahaya pun tersenyum melihat tingkah ayidol dan bundanya.
"Terimakasih sudah menolong saya" ucap Mira.
"Kamu kalau jalan hati-hati kalau kepala kamu terbentur bisa ke rumah sakit malam-malam begini" celoteh Bagus.
Dalam hati Mira "dasar laki-laki dingin, hampir saja jantung ku mau lepas karena terlalu dekat tadi."
Bagus pun sama "kenapa jantung ku terasa berdebar-debar seperti ini." Wajah mereka memerah bersamaan di malam itu.
Selesai mereka berjalan-jalan pun Cahaya tertidur di pelukan Bagus, Bagus pun mengantar Cahaya masuk ke dalam kamar hotel bersama Mira. Selesai meletakkan itu Mira pun mengantar Bagus keluar karena Lilian sudah menunggu di dalam mobil "terimakasih" ucap Mira.
"Apa aku tidak dengar" ucap Bagus senyum.
"Terimakasih sudah membantu ku tadi" teriak Mira.
"Aku tidak membantu mu, aku hanya memberi informasi saja. Kalau kamu pikir itu membantu okey aku terima tapi aku ada permintaan" minta Bagus.
"Permintaan apa" tanya Mira.
"Aku mau kamu dan Cahaya malam besok makan bersama" jawab Bagus.
"Besok aku sudah pulang ke rumah karena Cahaya harus sekolah" ucap Mira.
"Ya udah aku jemput di rumah mu" Bagus langsung pergi.
"Tapi kan, gimana sih aku belum bilang setuju atau ngak udah pergi begitu aja" celoteh Mira.
Di dalam mobil pun Lilian tersenyum melihat anaknya seperti sedang bahagia.
"Bagus kamu harus ingat kalau kamu punya istri" ucap Lilian yang membuat bagus kaget.
"Mama kan tau bagaimana sifat perempuan itu, papa saja yang tidak pernah membuka mata" jawab Bagus.
"Mama tau kamu dari kecil, kalau wanita itu pandai berdusta ya mama ikuti aja permainannya" ledek Lilian.
"Kamu lihat wajah Cahaya mirip sekali dengan kamu, mama jadi pengen punya cucu. Apa kamu suka Ira" tanya Lilian yang membuat bagus kaget saat menyetir mobil mendadak berhenti.
"Ayo lah ma jangan membuat pertanyaan aneh-aneh" jawab Bagus kesal, Lilian pun tersenyum melihat tingkah anaknya yang salah tingkah begitu.
Keesokan paginya Cahaya masih sibuk menggambar, Mira dan blue masih mempersiapkan alat-alatnya yang akan di bawa pulang sebelum mengantar Cahaya ke sekolah.
"Blue kamu sudah siap" tanyanya.
"Iya kak sudah semua" jawab Blue.
"Cahaya sayang ayo kita pulang kamu juga mau sekolah" ajak Mira.
"Iya bunda gambarnya udah selesai kok, lihat bunda bagus kan" memberikannya pada Mira.
"Wow gambaran anak bunda emang paling bagus tapi kenapa gambar ini ada 3 sayang" tanya Mira.
"Ini ayidol, ini Cahaya dan ini bunda" ucapnya senang.
Selesai di rumah mira bersiap mengantar Cahaya ke sekolah, namun lagi-lagi di depan rumah sudah ada yang menunggunya yaitu Bagus.
"Kenapa kamu kemari, kenapa tidak pulang ke Jakarta" usir Mira.
"Aku ingin kamu menepati janji kemarin" ucap Bagus.
"Tapi kan itu malam nanti, kenapa pagi-pagi kamu sudah ada di depan rumah ku dan bagaimana kau tau alamat rumah ku juga" tanyanya.
"Bukan Bagus kalau tidak tau hal sekecil ini, aku juga tidak mau kamu ingkar janji jadi dari pagi saja aku datang sekalian bertemu Cahaya" tegasnya.
"Paman" teriak Cahaya kesenangan.
"Paman mau antara Cahaya sekolah" ucapnya.
"Iya paman akan antar Cahaya kemana pun Cahaya mau" ucap Bagus.
"Bunda hari ini Cahaya sama paman ya, dadah bunda" masuk ke mobil dan pergi meninggalkan Mira.
Mira tidak bisa berkata apa-apa karena Cahaya sudah masuk ke mobil Bagus. Bagus tersenyum melihat wajah Mira yang hanya bisa diam di tinggal anaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments