Cahaya pun sepanjang jalan mengajak Bagus bercerita, sesampai di sekolah Cahaya pun turun dan mencium Bagus langsung masuk ke sekolah.
Saat itu Bagus menelpon sekretaris Kim untuk menolongnya.
"Baik, sekarang kamu selidiki Arya mantan suami Mira, aku mau tau Cahaya anak siapa" perintah Bagus.
"Siap Pak" ucap Kim.
Bagus pun pergi setelah mengantar Cahaya dan dia buru-buru ke rumah Mira. Saat sampai di rumah Mira hanya ada Blue dan ini kesempatan Bagus untuk menekan wanita muda ini.
"Maaf pak kakak sudah pergi ke butik" ucapnya.
"Aku ke sini bukan untuk bertemu Ira" jawabnya.
"Maksud bapak" tanya Blue.
"Sekarang kau ceritakan kepada ku kapan kau mengenal Mira dan siapa ayah kandung Cahaya" pintanya.
"Maaf pak saya tidak bisa memberi informasi pribadi kakak kepada siapa pun" jawab Blue.
"Aku akan membantu mu menemui ayah yang sudah membuang mu dulu" ucap Bagus.
Blue pun langsung terdiam kaget bagaiman dia bisa tau masa lalu Blue.
"Baik lah saya akan katakan sesuai yang saya tau, tapi bapak harus menepati janji bapak" ucap Blue.
"Baik" tegas Bagus.
Blue pun menceritakan kejadian dari awal dia bertemu dengan Mira pada saat Mira ingin bunuh diri, melahirkan Cahaya dan sukses sampai sekarang.
"Lalu ayah Cahaya" tanyanya.
"Saya tidak tau karena kakak juga tidak tau siapa ayah Cahaya" jawabnya.
Sekretaris Kim menelpon Bagus karena sudah mendapatkan informasinya.
"Pak Arya dan Mira sudah bercerai sebelum Mira hamil, dan anak itu tidak memiliki ayah, kalau begitu bisa jadi itu anak bapak sendiri" ucap Kim.
Bagus pun langsung berdiri dalam hatinya senang karena Cahaya anaknya tapi dia ingin memastikan semuanya.
"Blue terima kasih, sekretaris ku yang akan menelpon mu mencari tau tentang ayah kandung mu, nama nya sekretaris Kim" ucap Bagus langsung keluar menghidupkan mobilnya
Bagus pun langsung melaju mobilnya dengan sangat cepat untuk menemui Mira di butik.
Mira yang saat itu lagi ada tamu yaitu Lilian Sandrina ibu kandung Bagus sendiri langsung kaget melihat anaknya langsung masuk ke ruangan Mira tanpa sopan santun.
"Aku ingin bicara" Bagus langsung menarik tangan Mira.
"Bagus kamu mau bicara apa sama Ira sampai-sampai tidak ada sopannya masuk ke ruangan, mama lagi mau request baju baru sama Ira" celoteh mama.
"Maaf ma tapi aku mau bicara dengan Mira" ucap Bagus.
"Okey kita bicara di luar"ucap Mira bingung melihat ekspresi marah Bagus.
"Tidak, aku mau di sini di depan mama" pinta Bagus.
"Silahkan apa yang ingin kamu katakan" pinta Mira.
"jelaskan padaku Cahaya anak siapa" tanya Bagus.
Mira kaget mendengar pertanyaan seperti itu dan dengan gugup Mira berkata "Cahaya ya anakku."
"Ayah Cahaya yang ingin aku ketahui, cepat jawab jujur" teriak Bagus.
"Apa urusannya dengan mu kenapa kamu mau tau siapa ayah Cahaya" tanya Mira.
"Karena Cahaya anakku" jawab Bagus, dengan mudah Bagus mengatakan hal itu.
"Kau jangan berbicara sembarangan" ucap Mira kesal.
Lilian Sandrina kaget mendengar ucapan Bagus saat itu.
"Betul kah itu Bagus, tapi kapan kalian berkenalan" tanya Lilian.
"Malam itu kamu wanita yang tidur dengan ku dan kamu juga wanita yang kabur setelah kejadian itu, aku mau kita tes DNA" tegas Bagus.
Mira kaget harus berbicara seperti apa.
"Lebih baik kamu jujur saja, kalau kamu berbohong dan Cahaya adalah anakku aku akan merebutnya dari mu" tegas Bagus untuk menakuti mira agar dia mengaku.
"Ayo sekarang kita ke sekolah Cahaya sambil menunggu dia pulang lalu ke rumah sakit, aku tidak mau menunda" tarik Bagus.
"Baik lah aku jujur, sebenarnya aku tidak tahu siapa ayah kandung Cahaya. Aku tidak mengingat wajah laki-laki itu karena kepala ku sangat sakit akibat terlalu banyak minum, kalau benar itu kamu dan Cahaya itu anak kita aku mohon jangan ambil Cahaya karena Cahaya adalah satu-satunya yang aku punya di dunia ini" tangis Mira.
Mendengar itu Lilian kaget ternyata pertemuan mereka benar-benar membuatnya syok.
"Ayo sekarang kita ke sekolah Cahaya, aku pun ingin memastikan juga. Kalau cahaya cucu ku apa bukan" paksa Lilian dengan senang.
Mereka pun pergi ke sekolah Cahaya sambil menunggu Cahaya pulang dan di dalam mobil Mira pun sangat kebingungan apa yang akan terjadi kalau Cahaya benar anak Bagus.
Cahaya pun pulang melihat yang menjemputnya banyak dia semakin senang.
"Bunda, paman dan oma kalian datang menjemput Cahaya" tanyanya.
"Iya sayang" jawab Mira.
"Cahaya sayang ayo masuk ke mobil kita akan pergi" ucap Lilian.
"Pergi kemana oma" tanyanya.
"Ke suatu tempat, pokoknya Cahaya ikut aja ya" jawab Lilian.
Cahaya duduk di belakang bersama Lilian Sandrina sedangkan bagus duduk di depan bersama Mira. Bagus melihat Mira seperti ketakutan melihat tangannya gemetaran, Bagus pun memberhentikan mobilnya.
"Mira kamu pakai jaket ini"sambil melepas jasnya.
"Ngak usah aku ngak kedinginan" tolak Mira.
"Pakai untuk di mobil ini saja dulu saat sampai baru kamu boleh melepasnya" paksa Bagus.
Mira sadar ternyata Bagus tau bahwa dia gemetaran dan dia mencoba menghilangkan gemetaran itu dengan memberikan jas nya.
"Baik lah"jawab mira.
"Oma Cahaya seneng deh kita seperti keluarga bersama-sama seperti ini, pulang sekolah seperti di jemput keluarga utuh, ada bunda, ayah dan oma" tawanya.
"Cahaya benar, kalau kita adalah keluarga" jawab Lilian.
Cahaya pun tersenyum bahagia kejadian hari ini.
Sesampai di rumah sakit cahaya pun bingung kenapa kemari.
"Bunda apa ada yang sakit" tanyanya.
"Cahaya kita kesini cuma sebentar untuk memeriksa Cahaya dan paman" jawabnya.
"Periksa apa, bunda gimana apa bunda di periksa juga" polosnya.
"Cuma Cahaya dan paman, nanti Cahaya tau dan sekarang ayo kita masuk" pinta Bagus
Mereka pun masuk menemui dokter dan melakukan pemeriksaan DNA.
"Pak Bagus karena anda ingin cepat mendapatkan hasilnya kalian harus menunggu 1 jam" ucap dokter
"Baik dokter" ucap Bagus.
"Cahaya kita ke kantin yuk oma lapar ne tadi belum sempat makan, Cahaya pasti lapar juga kan" tanya Lilian.
"Iya oma" jawab Cahaya dan mereka pun pergi ke kantin meninggalkan Mira dan Bagus.
"Ayo ikut" tarik Bagus mengajak Mira pergi dari tempat itu menuju koridor sepi yang jarang di lewati.
"Sekarang kamu boleh menangis" ucap Bagus.
Mira pun menangis sekencang-kencangnya di hadapan Bagus untuk menghilangkan rasa takutnya. Bagus pun memeluk Mira sambil menghapus air matanya, di kesempatan itu bagus mengambil kesempatan dia pun mencium kening Mira dan mencium bibir Mira yang basah karna air mata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments