EPISODE 2 Efek Serangan Burung Garbang

Desa terkutuk, penduduk desa setempat menyebut desa Cahaya sebagai desa terkutuk karena selalu di Landa masalah yang sulit di pecahkan hingga sampai sekarang pun belum ada yang bisa menyingkirkan sumber masalah di desa itu.

Ada beberapa kepercayaan yang sampai saat ini masih di percayai, siapapun yang berusaha ikut campur atau berusaha menolong desa tersebut akan bernasib sial.

Ada beberapa orang yang tidak mempercayai hal itu dan keras kepala ingin menolong desa Cahaya, tapi beberapa hari setelahnya dia mendapatkan kemalangan. istri dan anaknya tiada tanpa sebab yang jelas. sejak saat itulah warga setempat sangat mempercayai jika siapapun yang membantu desa Cahaya akan mengalami kemalangan.

Tapi hal itu di tentang oleh dua orang sahabat. mereka tentu tidak mempercayai semua yang di katakan warga sekitar desa cahaya dan dengan keras kepala tetap membantunya. ya siapa lagi kalau bukan Ming In dan sahabatnya yang juga berasal dari desa Cahaya.

Karena terus menerus mendapatkan serangan membuat burung Garbang marah. ia mengepakkan sayapnya dan menciptakan angin besar sehingga banyak sekali bangunan dan rumah, serta tanaman mereka hancur terkena angin yang di ciptakan burung itu.

"Siall....burung itu benar-benar sangat merepotkan." gerutu Ming In dengan kesalnya. ia pun memikirkan kembali apa yang akan di lakukan.

Kaoookkk... kaoookkk....

"Lihat itu tuan muda Ming."

Bener prajurit yang di perintahkan untuk menjemput Ming In sudah sampai di sana. tapi mereka bingung bagaimana memanggil Ming In karena jaraknya sangat jauh dengan Ming In saat ini.

Ming In melayangkan serangan terkuatnya yang membuat burung Garbang terdorong mundur sedikit.

"Manusia angkuh kau pikir kau sudah lebih hebat dariku hah. aku belum kalah dan aku akan kembali untuk membunuhmu. kau ingat itu. Kaoookkk....." kata burung Garbang dengan terbang meninggalkan desa Cahaya.

"Hah kau pikir kau sangat kuat. aku tau kau sedang kesakitan karena racun dari ku. sebaiknya aku membuka perisai saja walaupun aku yakin akan sangat mudah di hancurkan olehnya tapi aku akan berusaha dulu." gumam Ming In.

Ia pun segera menciptakan sebuah perisai untuk melindungi desa Cahaya. setelah semuanya selesai ia segera turun karena namanya sudah di panggil oleh orang-orang yang dia kenali yaitu para prajurit yang di perintahkan kakeknya untuk mencarinya.

"Kenapa kakek tidak pernah membiarkan ku untuk menolong desa ini. kenapa dia selalu menyuruh orang-orang nya untuk mencariku." gerutu Ming In dengan kesalnya.

"Tuan muda Panatua memanggil anda untuk segera kembali." kata salah seorang prajurit.

"Aku masih ada urusan disini kalian kembalilah dulu." ujar Ming In.

"Tapi tuan muda harus tetap kembali karena ini adalah perintah langsung dari Panatua Zhou." kata prajurit.

"Aku bilang aku masih ada urusan. apa kalian tidak melihat bagaimana kondisi desa ini. dari pada memaksaku lebih baik kalian ikut membantu mereka itu malah jauh lebih baik bukan." kata Ming In

"Tidak bisa tuan muda. tuan muda harus segera kembali. jika tuan muda tidak ingin kembali makan kami akan akan membawa paksa tuan muda." timpalnya. dan Merekapun segera menyeret paksa Ming In untuk di bawa kembali ke kediaman Bangsawan Ming.

Setalah Ming In pergi semua penghuni desa Cahaya mulai berlari keluar. tangisan para wanita mulai terdengar ketika melihat banyaknya kerusakan yang di ciptakan burung Garbang apalagi semua tanamannya yang baru saja tumbuh juga di hancurkan.

Siapapun yang mengalami seperti yang di alami warga desa Cahaya pasti juga akan sama. mereka dengan sangat sulit mendapatkan biji-bijian untuk di jadikan bibit. harapan mereka sudah sangat besar jika tanaman yang mereka tanaman akan merubah kondisi desa Cahaya yang tidak pernah lepas dari kasus kelaparan. tapi sekarang harapan semuanya orang sia-sia karena apa yang mereka harapkan sudah tidak bisa di harapkan lagi.

Tidak mudah bagi mereka untuk mendapatkan makanan. mereka harus memohon dan meminta belas kasihan dari gubernur desa itu. tak jarang mereka mendapatkan cacian. apa yang di berikan pada desa itupun sangat sedikit.

"Bagaimana ini suamiku... persediaan makanan kita sudah habis. harapan kita satu-satunya hanyalah ladang ini. tapi sekarang sudah hancur. apa yang harus kita lakukan suamiku hikss. bagaimana nasib anak-anak kita..." rintihan seorang wanita pada suaminya.

"Tenanglah bukan hanya kita saja Su'er. kita pasti akan mendapatkan jalan untuk semua ini. semuanya lebih baik kita menemui tuan Shen. kita beritahu apa yang telah terjadi pada desa kita." kata Cui Phan dengan menenangkan istrinya

"Tapi apakah itu akan berhasil. kau lihat bukan saat kita meminta bahan makanan dia menolak dengan keras dan malah mencaci maki kita. aku tidak yakin itu akan berhasil." ujar salah seorang pria yang membuat semua orang tertunduk lemas.

"Kita tidak akan tahu bagaimana hasilnya jika kita saja belum mencobanya. lebih baik kita kesana saja dulu. percaya padaku aku yakin tuan Shen masih punya kebaikan hati pada kita." kata Cui Phan

karena tidak ada jalan lain akhirnya mereka semua pun pergi ke untuk menemui tuan Shen. mereka ingin meminta bantuan lagi pada Shen Rui selaku gubernur desa mereka karena kasus kelaparan tidak hanya satu atau dua kali menimpa desa Cahaya dan tak ada seorangpun yang berinisiatif untuk menyumbangkan sedikit makanannya pada mereka kecuali Ming In, itu pun dia lakukan secara diam-diam tanpa di ketahui keluarganya.

Beberapa saat kemudian sampailah mereka di depan sebuah bangunan tinggi dan megah di depannya pun juga ada dua orang penjaga pintu masuk yang langsung menahan semua orang ketika ingin menerobos masuk begitu saja.

"Kami ingin bertemu dengan tuan Shen." kata Cui Phan pada penjaga pintu.

"Saat ini tua sedang sibuk dan tidak bisa di ganggu. lebih baik kalian pulang saja dan jangan membuat kekacauan disini." usir seorang pria yang bertugas menjaga pintu masuk kediaman Shen Rui.

"Tidak. kami tidak akan pulang sebelum bertemu dengan tuan Shen." seru salah seorang warga.

"Ya benar kami tidak akan pulang sebelum bertemu dengannya. selama ini tuan Shen selalu diam saja sementara kami mengalami begitu banyak sekali hal didesa kami." timpal yang lainnya.

"Sudah aku bilang Tuan Shen tidak bisa di ganggu. apa kalian tidak mendengarkan ku hah." seru penjaga pintu dengan geram nya.

"Jika kau tidak membiarkan kami masuk dan bertemu tuan Shen, maka kami akan menghancurkan tempat ini." kata seorang pria dengan mengambil satu buah batu besar dan di lemparkan ke gerbang besar di depannya.

"Ya benar. biarkan kami bertemu dengan tuan Shen." seru yang lainnya yang juga mengikuti aksi pria tadi.

Suasana pun menjadi sangat runyam ketika semua warga desa Cahaya menyerang. Beberapa prajurit yang ada di dalam juga keluar. mereka mengangkat senjata agar semua orang itu berhenti tapi tidak sama sekali justru aksi warga desa Cahaya semakin menjadi-jadi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!