"Sayang lihat lah papah bawa mainan baru untukmu," ujar sang ayah sambil membawa bingkisan yang dipegang pada tangan nya.
"Wow! Mainan apa itu, Pah?" lalu anak tersebut dengan semangat nya menghampiri sang ayah.
Kemudian bingkisan tersebut diberikan kepada sang anak laki-laki yang berusia 7 tahun, "Coba saja kau buka sayang."
Saking penasaran dan semangat nya ia langsung membuka bingkisan tersebut yang masih dilapisi kertas kado.
'sreetttttt'
"Wow! Ternyata baja hitam. Papah, aku sangat menyukai nya. Terimakasih papah ku sayang," Dengan mata yang berbinar anak laki-laki tersebut segera memeluk ayah nya.
"Sama-sama, sayang."
Sang ayah tersebut membalas pelukan anak nya yang tampak bahagia.
'ceklekkkkk....'
Bunyi suara pintu dan muncul lah seorang wanita yang hendak masuk kedalam.
"Isabel, dari mana saja kau? Bukankah hari ini kau libur berkerja?" Pekik pria tersebut dengan pertanyaan nya.
"E--em-- iya memang hari ini aku libur. Tapi Aku keluar sebentar ingin mencari udara segar saja." Isabel menjawab dengan terbata-bata.
Merasa ada yang tidak beres pria tersebut berjalan kearah gorden lalu mengintip dibalik jendela.
Terlihat ada mobil yang telah berbalik arah menuju jalan pulang, dari sorot mata nya ia seperti mengenali pemilik mobil tersebut.
"Kau pergi bersama siapa?" Tanya nya dengan raut wajah kesal kini ia berdiri dihadapan Isabel.
"Bersama teman-teman ku." Jawab nya singkat.
"Kau bohong. Tadi aku melihat nya di jendela dan aku pun mengenali pemilik mobil tersebut. Kau pikir aku bodoh!" Ungkap nya dengan nada tinggi.
"Sudah lah Henry aku lelah. Aku tak ingin berdebat dengan mu." Isabel memilih menyerah.
"Hei... Kau pasti ketemuan kan dengan pria itu, jawab saja." Henry mulai naik pitam.
Isabel berusaha menahan emosi, "sudah aku katakan dari awal aku pergi bersama teman-teman ku."
"Kau pergi bersama teman-teman mu lalu pulang bersama pria itu, kan? Apa itu namanya kalau kau bukan ketemuan." Ungkap Henry dengan kemarahan nya.
Isabel menghela nafas sejenak untuk berusaha tetap tenang, "Aku tidak sengaja bertemu dengan nya, lagi pula ia hanya ingin mengantar ku pulang dan aku pun sudah berusaha menolak nya namun dia memaksa."
"Munafik! Aku tidak percaya lagi kata-kata mu."
"Kau bilang apa barusan. Hei... Aku sudah menjelaskan semua nya, kalau kau tidak percaya ya sudah. Terserah pada mu saja." Isabel tak kuasa menahan emosi akhir nya ia menjawab dengan nada tinggi.
Disela-sela perdebatan mereka rupanya sedari tadi telah disimak oleh sepasang mata dengan sorot matanya terasa sendu.
"Hah... Kau pikir kau saja yang bisa bermain-main. Akan aku buktikan bahwa aku juga bisa seperti mu," hardik Henry padanya.
"Kau jangan asal nuduh, ya. Aku tidak bermain-main dengan nya." Bentak Isabel yang terdengar seluruh ruangan.
"Lalu kenapa kau membentak ku, hah!" Ujar Henry Sambil menantang.
"Aku membentak mu karena kau sudah memancing emosi ku, Henry." Sorot mata mereka tampak berapi-api dan saling tatap.
"Papah dan mamah kenapa kalian selalu bertengkar?" Kellan bertanya dengan raut wajah sedih disela-sela perdebatan mereka.
Isabel mengalihkan pandangannya ke arah Kellan, "e--em-- sayang. Papah dan mamah sedang tidak bertengkar." Jawab nya dengan lembut sambil mengelus kedua pipi Kellan.
"Lalu kenapa bicara kalian seperti orang marah-marah?"
Isabel ingin menjawab nya dengan tiba-tiba perkataan nya disambar oleh Henry, "Kellan, papah minta Kau jangan seperti mamah mu yang suka berbohong."
Henry menyindir sambil melirik singkat ke arah Isabel.
"Apa maksudmu bicara seperti itu. Kau ingin mendoktrin anak ku untuk membenci ku, lakukan saja jika kau bisa. Dan kau jangan sok merasa paling sempurna seperti malaikat, coba kau berkaca pada dirimu!" Isabel mulai berontak.
Henry tertawa jahat,
"Ha-ha lucu sekali kau menyuruhku untuk berkaca, aku itu suami mu jadi berhak memberitahu kesalahan mu."
"Kesalahan yang mana, hah! Mana bukti nya. Mana ada suami yang menuduh istrinya sembarangan." Isabel tetap tidak mau kalah.
Kellan sudah tidak tahan melihat perdebatan mereka, secara sengaja ia membanting mainan yang baru saja dibeli oleh Henry.
'Braakkkkkk !!!'
"Kellan..." Ucap mereka secara bersamaan dan menoleh ke arahnya.
Kemudian Kellan pergi sambil berlari dari hadapan mereka, segera ia menaiki tangga menuju kamar nya lalu disusul oleh Isabel dibelakang nya.
'Tok...'
'Tok...'
'Tok...'
Rupanya kejadian itu hanya lah sebuah mimpi, seorang pria yang dilihat cukup tampan dengan ciri khas matanya yang berwarna biru terbangun dari tidurnya setelah mendengar ketukan pintu kamar dari luar.
"Kellan..."
"Kellan..."
"Apa kau sudah bangun?" Tanya wanita separuh baya dibalik pintu.
Kellan beranjak membukakan pintu, "Ya, Aunty. aku baru saja bangun." Ucap dengan suara agak serak sambil mengucek kedua matanya.
"Huh! Kamu kebiasaan selalu saja bangun menjelang siang. Ya sudah kalau begitu kamu segera mandi lalu setelah itu langsung sarapan."
"Ya, Aunty." Kellan menutup pintunya kembali setelah jejak aunty nya menghilang.
Sebelum mandi ia terlebih dahulu membuka laci lalu mengambil sesuatu didalam laci tersebut.
Tampak terlihat bingkai foto berukuran sedang dan disana terlihat seorang wanita yang tersenyum manis.
"Mamah, kau sedang apa disana. Aku sangat merindukanmu." Ujar nya sambil memeluk serta mencium bingkai foto tersebut seakan seperti barang berharga.
Tak lama kemudian ia menaruh kembali bingkai foto tersebut pada posisi semula setelah itu ia bergegas untuk membersihkan seluruh tubuh.
Ritual membersihkan seluruh tubuh sudah selesai, tubuh Kellan hanya ditutupi dengan handuk yang melilit pada bagian pinggang nya, postur tubuh nya terlihat atletis.
Ia mulai membuka lemari pakaian setelah melepaskan handuk nya ia memakai baju yang telah dipilih oleh nya.
Kemudian ia melangkah kearah cermin sambil membereskan rambut nya yang terlihat acak-acakan, lalu ia mulai menata rambutnya yang telah dibaluri gel khusus rambut pada telapak tangan nya.
Rahang nya yang tegas, hidung nya yang mancung, bola mata berwarna biru, alis nya yang cukup tebal, bentuk bibir yang cukup menarik memberi warna kemerahan serta gaya rambut kekinian, benar-benar nyaris sempurna untuk wajah yang ia miliki.
Siapa pun wanita yang melihat ketampanan nya akan takluk terhadap nya.
'Dring...dring...dring...'
Bunyi nada ponsel yang terletak di atas meja, segara Kellan menyentuh layar ponsel nya.
"Ya. halo bro!"
'Gimana untuk nanti malam jadi atau tidak ?'
"Pasti jadi dong bro, ditempat biasa kan?"
'Ya bro. seperti ada mau nantangin kita!'
"Hah... siapa takut!"
'Ok kalau begitu nanti malam aku akan menyusul ketempat mu.'
"Ok. Tapi ingat jangan berisik, ya! Dan jangan sampai Aunty tahu soal ini."
'Siap. Gampang bro itu bisa kita atur.'
'Ok. bro sampai ketemu nanti.'
Kellan mematikan panggilan masuknya sepihak, karena penampilan sudah rapi menurut nya akhirnya ia memutuskan beranjak melangkah keruang makan.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
🌸 andariya❤️💚
Kiran tinggal dgn nenek nya😍
2021-11-30
3
🌸 andariya❤️💚
mamanya nikah lagi🤣🤣🤣🤣🤣
2021-11-30
3
Esa Aurelia
semangat kak 😊
2021-11-05
3