membeli lahan kosong

Waktu terus bergulir berganti tanggal serta berganti hari dan masih setia pada tahun yang sama.

Pagi itu Bi Conte telah disibukkan oleh pekerjaan nya, rupa nya ia sudah datang lebih awal 1 jam sebelumnya.

Saat itu keluar lah Henry dari kamar nya yang sudah siap pergi berkerja, langkah kaki nya menuju ruang tamu kemudian ia dudukkan dirinya di sofa, tak lupa ia menyeruput kopi yang sudah di siapkan oleh Renata, "Mmmm... Kopi buatan mu selalu nikmat dan juara."

"Selamat pagi, Tuan," sapa bi Conte dari arah belakang sambil memegang sebuah kemoceng ditangan nya.

"Ya. Pagi juga, Bi," Balas Henry dengan ramah.

"Sudah mau berangkat ya, Tuan?" Tanya nya sambil membersihkan debu yang terlihat menempel pada beberapa sudut.

"Iya nih, Bi. Tumben sekali bibi sudah datang lebih awal?" Henry tanya balik sambil melihat sekilas kearah ponsel nya.

"Anu, Tuan kemarin kan saya izin jadi hari ini saya inisiatif untuk datang lebih awal," sahut nya dengan sopan.

"Oh! begitu rupa nya. Lalu gimana keadaan anak nya, Bibi?"

"Keadaan nya sudah membaik, Tuan."

"Syukurlah kalau begitu."

Kemudian henry mengambil dompet disaku celana nya dan mengambil beberapa lembar uang pecahan 100 dollar.

"Bi, tolong kemari lah!" Henry menyuruh bi Conte untuk menghadap pada nya, segera lah bi Conte mengikuti perintah nya.

"Ya, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?"

"Ini untuk mu, Bi. Tolong diterima," ujar Henry sambil menyerahkan beberapa uang pada bi Conte.

"Ya ampun! Tuan, anda tak perlu repot-repot," sambil menatap beberapa lembar uang ditangan nya.

"Kau tak perlu sungkan, uang itu sebagai pengganti berobat untuk anak mu."

"Tapi...? Tuan...?

"Terima saja. Aku tak suka kau menolak nya," Henry memaksa bi Conte untuk menerima pemberian nya.

"Anda memang baik sekali, Tuan. Kalau begitu saya terima pemberian anda, semoga Tuhan membalas kebaikan anda," bi Conte merasa terharu akan kebaikan majikan nya, lalu Henry hanya tersenyum setelah mendengar penuturan akhir kata dari nya.

Tiba-tiba ponsel milik Henry berdering disaku nya, dilayar nya ponselnya terlihat nama Tom segera ia menjawab panggilan masuknya.

📱"Ya, Tom. Ada apa?"

📱"Hari ini kau jadi untuk survei lokasi ?"

📱"Jadi, Tom. Seperti nya agak siangan saja kita berangkat nya."

📱"Baiklah. Tapi aku tidak bisa mengantar mu lama-lama soalnya aku sudah ada janji."

📱"Ya, kita lihat saja nanti, Tom. Kita bertemu di lokasi saja agar tidak memakan waktu."

📱"Ok, kau atur saja sesuka mu."

Percakapan mereka melalui telepon akhirnya terputus, setelah kopi nya habis diminum Henry bergegas berangkat ke tempat kerja nya.

 *****

Selang beberapa menit Renata datang dari arah luar, kemudian memasuki gerbang rumah Henry sambil menuntun sepeda lipat nya. Rupanya sedari tadi ia melakukan aktivitas olahraga sepeda.

"Hempt... Akhirnya sampai juga," ucap nya sambil melepaskan helm sepeda dari kepala nya serta duduk di teras rumah.

Setelah istirahat beberapa menit renata bangun dari duduk nya, lalu langkah kaki nya berjalan dan masuk kedalam garasi kemudian ia meletakkan sepeda serta helm nya pada posisi semula.

Karena keringat nya sudah terlanjur bercucuran dan menempel pada tubuh nya ia pun memutuskan untuk segera mandi agar tubuh nya kembali segar.

 

****

Beberapa jam kemudian henry menyelesaikan separuh pekerjaan nya, karena hari ini ia sudah janji dengan Tom untuk mensurvei tanah seluas 50 hektar yang akan ia beli, dan sesuai rencana nya ia akan membuat perkebunan kepala sawit.

Tom dan Henry sudah berada di lokasi, tampak mereka sedang berjalan mengelilingi area tersebut dipandu sang pemilik tanah berserta 2 orang asisten nya.

"Bagaimana, Tom. Menurut mu apakah lokasi ini cocok jika dibangun perkebunan kelapa sawit ku?" Henry bertanya dan meminta pendapat dari Tom.

"Aku rasa sangat cocok, letak nya pun strategis. Dan hitung-hitung kau bisa membantu warga sekitar sini sebagai membuka lapangan pekerjaan untuk mereka," ujar pendapat Tom sambil mengamati area sekitar yang tanah nya masih terlihat kosong.

Henry mengangguk mengerti mendengar pendapat dari Tom.

Kemudian ia bernegosiasi kepada sang pemilik lahan kosong tersebut.

Setelah berbincang-bincang cukup lumayan lama dengan pemilik lahan, Henry merasa cocok akan pilihan nya akhirnya ia menyetujui untuk membeli lahan tersebut. Kemudian ia memberikan kertas berupa cek yang jumlah nya sangat besar jika di rupiahkan terdapat puluhan milyar.

"Terimakasih, tuan Henry atas kerjasama nya, semoga bisnis anda lancar dan semakin maju." Ujar pemilik lahan tersebut sambil berjabat tangan kepadanya.

"Sama-sama. Tuan Brian saya pun senang dapat berkerja sama dengan anda !" Balas Henry dengan ramah sekaligus jabat tangan nya.

"Baiklah. Kalau begitu saya akan ke bank untuk segera mencairkan uang ini."

Henry mempersilahkan nya dengan bersikap sopan, tak lama kemudian Brian pergi bersama 2 asisten yang menemaninya sedari tadi.

"Aku beritahu padamu, segera lah kau urus surat tanah ini dan mengganti nya atas nama mu," ujar Tom memberitahu pada Henry.

"Aku pasti akan segera mengurus nya tapi bukan memakai nama ku," jawab Henry dengan nada santai nya.

"Lalu memakai nama siapa jika bukan selain nama mu?"

"Atas nama Renata." Sorot mata Henry terlihat binar.

"Renata? Kau serius?" Sontak membuat Tom terkejut.

"Ya. Aku serius. Dan aku sudah memikirkan nya matang-matang," jawab Henry dengan santai tanpa memikirkan beban.

Tom berpikir sejenak, kemudian mulai bertanya kembali,

"Aku rasa tindakan mu itu berlebihan. Apalagi kau belum lama mengenal nya, memang nya kau tidak takut jika kau dimanfaatkan oleh nya dan dia akan mengambil keuntungan darimu."

"Hey... Hentikan pikiran mu yang jelek itu, Tom. Asal kau tahu saja Renata bukan orang seperti itu, dia hanya seorang gadis polos. Menerima pemberian dariku saja ia merasa sungkan." Jawab Henry yang terlihat sorot matanya agak marah.

Tom menatap Henry dan melihat gelagat nya yang aneh dan batin nya berkata,

'aneh sekali dia, setidaknya ia berikan atas nama anak nya kenapa harus Renata gadis yang baru ia kenal. Ada apa dengan nya?'

"Ya, wajar saja kau bertindak berlebihan pada nya. Renata sudah kau anggap seperti keponakan mu sendiri. Ya, kan?"

Henry menghela nafas sambil berjalan pelan.

"Entah lah apakah aku masih menganggap dia keponakan atau bukan."

"Maksud mu?" Tom menatap ke arah Henry namun ia tak menjawab nya karena bingung.

"Jangan-jangan kau...." Tom menduga yang ada dipikiran nya.

Henry mengabaikan Tom yang berbicara mengenai Renata.

"Hei... Jawab. Kau jangan diam saja. Kau sudah jatuh cinta kan pada gadis itu ?" Tom mulai memaksa Henry.

"Ya. Aku sudah jatuh cinta terhadap nya." Terpaksa Henry harus mengungkap rahasia yang tersembunyi.

"Dan dugaan kalian bersama jerry itu benar, bahwa cepat atau lambat aku menyimpan rasa terhadap nya. Wajar saja seperti itu aku ini seorang duda akan haus kasih sayang dan perhatian, kebetulan Renata datang pada kehidupan ku ia mengubah segala nya."

Tom tercengang dan mencerna perkataan Henry,

"Lalu apakah Renata tahu soal perasaan mu?"

"Dia belum tahu soal ini. Lagi pula ia masih menganggap ku sebagai Paman nya sendiri." Ujar Henry dengan lirih.

"Sebaiknya kau katakan saja pada nya sebelum ada laki-laki yang mendekati nya."

"Aku akan bilang pada nya diwaktu yang tepat. Untuk saat ini biarlah dia yang menganggap ku seperti Paman nya."

Tom menepuk bahu Henry sambil memberi semangat padanya,

"Ok sobat, aku akan selalu mendukung mu semoga saja urusan asmara mu berjalan dengan lancar, karena rasa nya tak adil jika urusan bisnis mu saja bisa lancar kenapa urusan asmara mu malah sebaliknya he-he-he," sahut nya dengan tawa.

"Akh- kau ini selalu saja mengejek ku."

Tom melihat ke arah jam tangan yang melekat ditangan nya,

"Kau sudah selesai melihat keadaan sekitar, jika sudah mari kita akhiri disini. Soalnya aku sudah membuat janji dengan client ku."

"Sudah. Ayo kita pergi," sahut Henry.

Karena sudah selesai survei tempat nya Tom dan Henry berjalan menuju keluar area lahan tersebut.

Setelah mereka keluar dari area tersebut Henry mengucapkan terimakasih kepada Tom karena sebagai teman sekaligus rekan kerja sudah menyediakan waktu untuk nya.

"Terimakasih, Tom untuk hari ini tadi nya aku ingin mengajak mu ke cafe sekaligus mentraktir mu berhubung kau buru-buru aku jadi tak enak mengajak mu."

"Lain waktu saja kau mentraktir ku he-he-he."

"He-he- baiklah, Tom."

"Astaga! Hampir saja aku lupa." Gumam tom sambil merogoh tas ditangan nya dan mengambil sebuah amplop undangan lalu menyerahkan nya pada Henry.

"Undangan dari siapa ini, Tom ?" Tanya henry sorot matanya menatap kearah undangan tersebut.

"Undangan dari Jerry sebagai perayaan anniversary bisnis nya, Ya tepat nya satu Minggu lagi acara nya."

"Emm... Baiklah aku akan datang."

"Jangan lupa ajak Renata ya dan kenalkan pada kami semua." Ujar Tom sambil menggoda.

"Ya. Itupun jika dia tidak keberatan."

" Ya sudah kalau begitu aku pergi dulu ya." Tom mohon pamit dari hadapan Henry.

"Ok, Tom. Hati-hati dijalan."

Tom menyuruh supir nya untuk melanjutkan perjalanan berikutnya, selang berapa lama Henry meminta pada Joni untuk segera meninggalkan tempat tersebut dan memberitahu nya untuk kembali ke pergudangan karena harus melanjutkan aktivitas nya kembali.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

B Na S Par

B Na S Par

aku mampir ka Thor maaf baru kasih bom likenya segini 🙏🙏😁
nanti kasih lagi kok ka 🤗

semangat terus yah ngetiknya 🤭
salam dari Menikahi Janda Muda 🤭🙏

2021-12-03

2

🌸 andariya❤️💚

🌸 andariya❤️💚

lanjutkan thor 🥰

2021-11-30

3

Wie Yanah

Wie Yanah

smga trblzkn cintamu paman

2021-11-17

2

lihat semua
Episodes
1 tragedi kecelakaan
2 Jangan tinggalkan aku
3 Paman Henry
4 Tinggal dirumah paman Henry
5 Membuat sarapan
6 Tom dan Jerry
7 POV Henry
8 Handphone untuk renata
9 ke pasar
10 Berbunga hati Henry
11 rekreasi
12 Rekreasi 2
13 Bi Conte Izin
14 kejadian tak terduga
15 permohonan maaf Henry
16 membeli lahan kosong
17 sebuah mimpi
18 Kellan berulah
19 Acara Jerry
20 Justin
21 kerumah Renata
22 Kekesalan Henry
23 Menghadapi amarah Henry
24 terkuak rahasia Henry
25 Wawancara kerja
26 Hari pertama berkerja
27 Melarikan diri
28 Kellan penasaran
29 Senam bibir
30 Ungkapan Henry
31 Ke makam Isabella
32 Gwen......
33 Hampir.....
34 mimpi Kellan dimasa lalu
35 sebuah cincin
36 Festival tengah kota
37 berkenalan dengan Renata
38 Henry belinsatan
39 Kellan mengetahui
40 moment spesial
41 Menerima pinangan Henry
42 bertemu tom dan Jerry
43 kerumah Anne
44 Kellan kecewa
45 Pernikahan
46 malam
47 Gwen bertemu kellan
48 Ancaman gwen
49 Kerumah Renata
50 Bertemu di cafe
51 Ke supermarket
52 Kellan terjadi sesuatu
53 Menjenguk Kellan
54 Menemani Kellan
55 dokter Monica
56 Berkunjung kerumah Henry
57 Membantu kellan
58 Keseruan Kellan & Renata
59 Peeling Jerry
60 Renata dan Gwen
61 Anak dan ayah
62 Semakin jijik
63 Menonton bioskop
64 Meneduh dikala turun hujan
65 Mengelabui Kellan
66 Meninggalkan Gwen
67 Kemurkaan Henry
68 Pertikaian Henry dan Kellan
69 Anne dan sang suami
70 Mulai terungkap
71 Flashback part 1
72 Flashback part 2
73 Flashback part 3
74 Flashback part 4
75 Flashback part 5
76 Flashback part 6
77 Keadaan Renata
78 Calon buah hati
79 Sebuah Rencana
80 Keromantisan dua sejoli
81 Ke tempat kerja Henry
82 Situasi mencekam
83 Kondisi kritis
84 Kebenaran mulai terkuak
85 Permintaan terakhir
86 Pemakaman
87 ENDING
88 Promo Karya baru
Episodes

Updated 88 Episodes

1
tragedi kecelakaan
2
Jangan tinggalkan aku
3
Paman Henry
4
Tinggal dirumah paman Henry
5
Membuat sarapan
6
Tom dan Jerry
7
POV Henry
8
Handphone untuk renata
9
ke pasar
10
Berbunga hati Henry
11
rekreasi
12
Rekreasi 2
13
Bi Conte Izin
14
kejadian tak terduga
15
permohonan maaf Henry
16
membeli lahan kosong
17
sebuah mimpi
18
Kellan berulah
19
Acara Jerry
20
Justin
21
kerumah Renata
22
Kekesalan Henry
23
Menghadapi amarah Henry
24
terkuak rahasia Henry
25
Wawancara kerja
26
Hari pertama berkerja
27
Melarikan diri
28
Kellan penasaran
29
Senam bibir
30
Ungkapan Henry
31
Ke makam Isabella
32
Gwen......
33
Hampir.....
34
mimpi Kellan dimasa lalu
35
sebuah cincin
36
Festival tengah kota
37
berkenalan dengan Renata
38
Henry belinsatan
39
Kellan mengetahui
40
moment spesial
41
Menerima pinangan Henry
42
bertemu tom dan Jerry
43
kerumah Anne
44
Kellan kecewa
45
Pernikahan
46
malam
47
Gwen bertemu kellan
48
Ancaman gwen
49
Kerumah Renata
50
Bertemu di cafe
51
Ke supermarket
52
Kellan terjadi sesuatu
53
Menjenguk Kellan
54
Menemani Kellan
55
dokter Monica
56
Berkunjung kerumah Henry
57
Membantu kellan
58
Keseruan Kellan & Renata
59
Peeling Jerry
60
Renata dan Gwen
61
Anak dan ayah
62
Semakin jijik
63
Menonton bioskop
64
Meneduh dikala turun hujan
65
Mengelabui Kellan
66
Meninggalkan Gwen
67
Kemurkaan Henry
68
Pertikaian Henry dan Kellan
69
Anne dan sang suami
70
Mulai terungkap
71
Flashback part 1
72
Flashback part 2
73
Flashback part 3
74
Flashback part 4
75
Flashback part 5
76
Flashback part 6
77
Keadaan Renata
78
Calon buah hati
79
Sebuah Rencana
80
Keromantisan dua sejoli
81
Ke tempat kerja Henry
82
Situasi mencekam
83
Kondisi kritis
84
Kebenaran mulai terkuak
85
Permintaan terakhir
86
Pemakaman
87
ENDING
88
Promo Karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!