Jarum jam sudah menunjukkan pukul 18.30 malam, terlihat Hana yang baru saja keluar dari kantornya. Dia tampak berjalan sendirian dengan langkah pelan sambil memijat - mijat tengkuk lehernya.Dia terlihat lelah hari ini.
Di saat bersamaan terlihat mobil sedan hitam yang juga baru saja keluar dari kantor yang sama dengan Hana.
Di dalam mobil tampak Direktur Kim yang sedang mengemudikan mobilnya sembari menerima telpon dari seseorang. Dan saat mobil itu melaju di depan, Direktur Kim melihat Hana yang sedang berjalan sendirian.
Dia pun terlihat terus memandangi wanita itu lewat kaca spion mobilnya.
Hana sendiri tidak menyadari kalo atasannya itu tengah memperhatikannya.
Sesaat Direktur Kim masih terus memperhatikam asisten nya itu sambil memegang ponselnya.
" Iya Bu ....aku akan segera kesana" ucap Kim Jae won pelan sambil menutup panggilan telponnya.
Dan laki - laki itupun segera mempercepat laju mobilnya untuk menuju ke suatu tempat.
Di tempat lain terlihat sebuah rumah yang sangat megah dengan halaman yang cukup luas. Terlihat seorang wanita yang tengah menyiapkan beberapa makanan di meja makannya. Wanita yang terlihat masih cantik meski usianya sudah menginjak kepala lima.
Tak lama terlihat seorang pelayan yang menghampirinya.
" Nyonya Ji Young ....Tuan Muda Kim Jae won sudah datang" ujar pelayan itu dengan suara pelan
" Suruh dia masuk" jawabnya singkat
" Baik nyonya"
Tak lama kemudian tampak Kim Jae Won yang sudah datang dengan langkah cepatnya. Dia pun langsung memeluk wanita itu dari belakang.
" Ibu ...aku merindukanmu" ujar Kim jae won sambil memeluk wanita yang tak lain adalah ibunya itu
Mendengar ucapan putra kesayangannya itu, ibu muda ini terlihat tersenyum bahagia.
" Kau bilang kau merindukanku tapi kau jarang mengunjungiku" ucapnya sambil memegang wajah putra satu - satunya itu.
Kim jae won terlihat tersenyum kecil mendengar ungkapan protes dari ibunya itu.
" Ayo makan....ibu sudah memasak makanan kesukaanmu" ujarnya lembut
Kim jae won pun segera duduk di kursi makannya sambil melepaskan jas kerjanya. Dia langsung mengambil beberapa makanan yang sudah terhidang di meja makan. Dia pun segera menyantap makanan itu dengan lahap.
Melihat putranya itu makan dengan lahapnya, wanita itu tampak terus memperhatikan jae won dengan seksama.
" Jae won ...bagaimana kabarmu? apa kau baik - baik saja? Badanmu terlihat lebih kurusan sekarang. Apa kau jarang makan dikantor?" tanya nyonya Ji young sedikit khawatir
" Aku baik - baik saja. Ibu tidak usah khawatir. Akhir - akhir ini pekerjaan kantor sangat padat jadi aku harus lembur" jawab jae won sambil mengunyah makanannya itu
Mendengar jawaban putranya itu, Nyonya Ji young terlihat menarik nafas pelan - pelan .
" Kau ini selalu saja menomorsatukan pekerjaanmu. Kau sangat mirip dengan almarhum ayahmu. Lalu kapan kau akan memikirkan dirimu sendiri? Ingat Jae won ..usiamu sudah 35 tahun, kapan kau akan menikah?"ujar nyonya Ji young sedikit kesal
Kim jae won terlihat tertawa simpul mendengar ungkapan isi hati ibunya itu.
" Oia ..apa kau sudah punya pacar? atau saat ini kau tengah dekat dengan seorang wanita? Bagaimana hubunganmu dengan putri dari Tuan Park? apakah kalian berkencan? tanyanya penuh selidik.
Tawa jae won pun pecah melihat tingkah ibunya yang polos itu. Ekspresi tawa yang tidak pernah dia tunjukkan kepada orang lain selain kepada ibunya. Dia pun tampak menggelengkan kepalanya tanpa mengatakan sepatah katapun.
Ibunya tampak kecewa melihat reaksi dari putranya itu. Karena bagaimanapun, dirinya ingin melihat putranya memiliki pasangan.
" Sebenarnya tipe wanita seperti apa yang kau cari?.tanya nya pelan
Jae won hanya tertawa simpul mendengar pertanyaan ibunya.
" Ibu tenang saja , saat aku sudah menemukan wanita yang tepat, aku pasti akan menikahinya" ucap Jae won pelan sambil memegang erat tangan ibunya
Nyonya Ji young tampak tersenyum lebar saat mendengar jawaban putranya itu. Dia pun memandangi putranya dengan pandangan penuh harap.
" Oia besok kau libur kan? apa kau mau menemani ibu pergi?"
" Maaf Bu ...sepertinya besok aku sibuk. Ada beberapa pekerjaan yang harus aku selesaikan" jawab jae won pelan
Nyonya Ji Young pun tampak memahami kesibukan putranya itu.
Sabtu pagi yang cerah, di sebuah pusat perbelanjaan terlihat Hana dan Chae rim yang tengah berbelanja. Keduanya terlihat sibuk dengan daftar belanjaan untuk kebutuhan makan sehari - hari. Hana terlihat mengambil beberapa mie instan, kimchi instan, beberapa jenis sayuran dan buah - buahan dan beberapa kaleng jus. Sementara Chae rim mendorong troli belanjaan sambil menyebutkan daftar belanjaan yang harus dibeli.
Saat mereka sedang asyik berbelanja, sekilas Hana melihat seorang wanita yang tampak
kesulitan untuk mengambil kaleng susu yang ada di bagian rak atas. Spontan Hana segera membantu wanita itu untuk mengambil kaleng susu yang dia inginkan.
Wanita itupun terlihat tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada Hana karena sudah membantunya.
" Apa anda masih butuh barang yang lain?" tanya Hana sambil tersenyum ramah
" Ia ...aku masih butuh 4 kaleng susu lagi" jawab wanita itu singkat
Mendengar hal itu, Hana pun bergegas untuk mengambilkan 4 kaleng susu sesuai permintaan wanita itu.
Wanita itu pun tampak tersenyum hangat dan kembali mengucapkan terima kasih pada Hana . Hana pun membalas ucapan itu dengan senyuman hangat.
Hana dan Chae rim pun segera berlalu meninggalkan wanita itu untuk melanjutkan kembali aktifitas belanja mereka, tetapi baru beberapa langkah mereka berjalan, wanita itu tampak kesakitan sambil memegang dadanya.
Melihat hal itu, keduanya pun terlihat panik dan bingung.
" Nyonya ...anda tidak apa - apa?" tanya Hana panik
" Dadaku sakit " jawab wanita itu sambil terus memegang dadanya
Tiba - tiba wanita itu jatuh pingsan. Hana dan Chae rim tampak semakin cemas dan gugup.
" Panggil petugas keamanan kesini...cepat!! pinta Hana gemetar sambil memapah tubuh wanita tersebut.
Chae rim pun segera berlari untuk mencari bantuan. Tak lama berselang, datang 2 orang petugas keamanan yang langsung menolong Hana.
" Kita harus segera membawanya ke rumah sakit"ucap Hana cemas.
Hana pun menyuruh keponakannya itu untuk pulang terlebih dahulu sementara dia akan mengantarkan wanita itu ke rumah sakit. Hana pun bergegas membawa wanita itu ke rumah sakit bersama dua orang petugas kemanan yang tampak mengangkat tubuh wanita itu ke dalam mobil ambulance yang baru saja datang.
Akhirnya mobil ambulance pun tiba di sebuah rumah sakit terdekat. Suasana terlihat agak tegang. Para petugas medis terlihat berlarian dan segera membawa wanita itu ke ruang UGD untuk segera mendapatkan penanganan. Hana pun tampak terus menemani wanita itu.
"Apa kau keluarganya?" tanya seorang dokter jaga yang mendorong kereta pasien
" Bukan ....aku tidak mengenalnya. Aku bertemu dengannya di supermarket. Dia terlihat kesakitan sambil terus memegang dadanya" jawab Hana terbata - bata
Sesampainya di UGD, Hana diminta untuk menunggu di luar. Tiba - tiba bayangan masa lalu itu muncul lagi di benaknya
Hana tampak sangat cemas dan panik. Ingatannya pun kembali saat dia mengantar ibunya ke rumah sakit. Kejadian yang hampir sama dia rasakan seperti kejadian saat ini. Kenyataan pahit yang harus dia terima saat ibunya meninggal karena serangan jantung 6 tahun yang lalu, tampaknya masih sangat membekas di ingatannya.
Dia tidak ingin kalau wanita tadi mengalami hal yang sama seperti yang ibunya alami dulu.
Hana pun tampak terus berdoa sambil berjalan
mondar mandir karena cemas.
30 menit waktu berlalu, Hana masih menunggu di luar ruangan UGD dengan perasaan cemas dan khawatir. Tak lama kemudian, terlihat seorang dokter yang baru saja keluar dari ruangan UGD.
" Dokter bagaimana keadaannya?" tanya Hana penuh kecemasan
" Pasien mengalami serangan jantu ining. Syukurlah kondisinya sudah stabil. Untung saja anda segera membawanya ke rumah sakit karena kalau terlambat sedikit saja, mungkin nyawa pasien tidak bisa ditolong" ujar dokter itu pelan
Hana tampak tersenyum lega mendengarkan hal itu. Dia pun mengucapkan terima kasih kepada dokter jaga tersebut.
"Oia ...pasien sudah bisa dipindahkan ke ruang perawatan. Anda bisa menemaninya dulu sampai keluarga dari pasien bisa kami hubungi"
Hana pun mengangguk sambil tersenyum lega.
Di sebuah ruangan rumah sakit, terlihat Hana yang sedang duduk sembari memandangi wanita yang sedang tertidur di depannya. Wanita yang terlihat masih cantik meski usianya sudah memasuki kepala 5.
Hana tampak kagum melihat wanita itu.
Dari rona wajahnya, Hana terlihat lelah tetapi dia mencoba untuk menahan rasa kantuk yang sedari tadi dia rasakan.
Tak lama kemudian, wanita itu bangun dari tidurnya. Hana pun terlihat sangat senang dan menyapanya pelan.
" Anda sudah bangun?"tanya Hana pelan
Melihat Hana di depannya, wanita itu tampak sedikit kebingungan. Dia pun melihat ke kanan dan ke kiri untuk memastikan dimana dia berada saat ini.
" Aku dimana....apa yang terjadi padaku? tanya wanita itu bingung.
" Anda di rumah sakit . Tadi anda jatuh pingsan" jawab Hana cepat
Mendengar hal itu, sedikit demi sedikit wanita itu mulai bisa mengingat apa yang telah terjadi padanya saat di supermarket.
Dia pun tampak ingin mengangkat tubuhnya untuk duduk tetapi karena kondisinya masih lemah, Hana bergegas membantunya dengan memegangi punggung wanita itu.
" Pihak rumah sakit sudah menghubungi keluarga Anda. Mungkin sebentar lagi, keluarga anda akan segera tiba" ujar Hana sambil memegangi tangan wanita itu.
Wanita itu tampak terus memandangi Hana dengan pandangan kagum. Melihat sikap Hana yang sangat sopan dan lembut, membuatnya merasa senang. Seandainya dia bisa memiliki menantu seperti Hana, tentu dia akan sangat setuju.
" Nona ...terima kasih, kau sudah 2 kali menolongku. Aku tidak tahu harus membalas dengan cara apa" ujar wanita itu sambil memegang tangan Hana erat - erat
" Anda sudah kembali sehat saja, aku sudah sangat bersyukur" jawab Hana lembut dengan senyum manisnya.
Mendengar hal itu, wanita itupun ikut tersenyum sambil terus memegang tangan Hana erat - erat.
" Oia ...siapa nam....?
tetapi belum sempat ia melanjutkan ucapannya, ponsel Hana tampak berdering. Hana pun meminta izin untuk mengangkat ponselnya terlebih dahulu.
Di ujung telpon terdengar suara Chae rim yang sedang menangis ketakutan.
"Unnie ...kau dimana ? cepatlah pulang!
Tuan Choi datang ke rumah. Dia marah - marah pada ibu dan membanting barang - barang di rumah. Cepatlah pulang ...aku takut!"
Mendengar hal itu, Hana pun terlihat panik dan kebingungan.
" Ia ...aku akan segera pulang. Katakan pada tuan Choi untuk menunggu sampai aku datang" jawab Hana singkat
Melihat Hana kebingungan setelah menerima telpon tersebut, wanita itu pun terlihat ikut panik.
" Ada apa nona? apa yang terjadi ? tanya nya pelan
" Maaf ...aku tidak bisa menjaga anda. Ada urusan yang harus aku selesaikan. Sebentar lagi keluarga anda akan datang jadi tidak apa - apa kan kalo anda sendirian disini? atau aku akan memanggil perawat penjaga untuk menemani anda dulu"ujar Hana gugup
" Tidak apa - apa . Kau pergi saja dulu . Sebentar lagi putraku pasti akan datang " jawab wanita itu bijak
Hana pun tampak berterima kasih pada wanita itu. Dia pun bergegas pergi meninggalkan wanita itu sendirian di ruangannya.
Sesaat setelah bayangan Hana berlalu dari hadapannya, wanita itu tampak terdiam terpaku.
" Sepertinya dia sedang mengalami kesulitan" gumamnya dalam hati
Sementara itu Hana terlihat tengah berjalan tergesa - gesa di lorong rumah sakit. Wajahnya terlihat cemas dan khawatir.
Dan tanpa dia sadari, dari arah berlawanan terlihat Kim Jae won yang juga tengah berlari dengan terburu - buru dengan raut muka penuh kecemasan.Keduanya sempat saling berpapasan tapi mereka tidak menyadari satu sama lain.
" Dimana kamar ibuku?" tanya Kim jae won dengan nafas tersengal - sengal
" Siapa nama ibu anda ?" tanya petugas di ruang informasi
" Nyonya Han Ji Young. Dia dibawa kesini tadi pagi" jawab jae won cepat
" Nyonya Han Ji Young ada di ruangan VVIP no 35 lantai 3 "
Mendengar hal itu, Kim jae won pun bergegas pergi untuk menemui ibunya.
Tak lama kemudian, Jae won terlihat sudah sampai di kamar ibunya.
" Ibu ...bagaimana kondisi ibu? apa ibu baik - baik saja? Maafkan aku, seharusnya hari ini aku meluangkan waktu untuk menemani ibu"ujar jae won cemas sambil memegangi wajah ibunya itu.
" Ibu baik - baik saja . Kau tidak usah khawatir.
Untung saja tadi ada seorang gadis yang menolong ibu. Dia yang membawa ibu ke rumah sakit"ungkap Nyonya Ji young pelan
Mendengar jawaban ibunya itu, jae won terlihat lega.
" Lalu dimana dia?" tanya jae won sambil mencari ke setiap sudut ruangan
" Dia baru saja pergi. Katanya dia ada urusan"
Nyonya Ji Young terlihat melamun sejenak. Dia terlihat sedang memikirkan sesuatu.
" Hem....kau tahu bahkan ibu belum sempat menanyakan siapa namanya. Tapi sepertinya dia gadis yang baik. Dia juga cantik meskipun dia terlihat sederhana"ucap Nyonya Ji Young lirih
Kim jae won hanya terdiam sambil terus memandangi wajah ibunya itu dalam - dalam.
" Semoga saja ibu bisa bertemu dengannya lagi"ucapnya penuh harap sambil melamunkan sesuatu.
Sementara itu, Hana terlihat baru saja sampai di depan rumahnya. Mendapati rumahnya berantakan, Hana terlihat semakin panik dan cemas .Chae Rim tampak sedang memeluk ibunya dengan raut wajah penuh ketakutan.
" Tuan Choi ..apa yang kau lakukan?"tanya Hana ketus
" Akhirnya kau datang juga. Kau terlihat semakin cantik saja" ucap tuan Choi sembari memegang dagu Hana
Hana pun langsung menampik tangan lelaki itu.
Melihat reaksi Hana, tuan Choi terlihat tertawa puas.
" Kapan ...kau akan membayar semua hutang ayahmu?"
" Aku akan membayarnya. Kau tidak usah khawatir" jawab Hana ketus
" Kapan?"tanyanya penasaran
" Secepatnya...kau tunggu saja "jawab Hana singkat
Mendengar jawaban itu, Tuan Choi kembali tertawa kencang.
" Lalu darimana kau bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu cepat? apa kau... mau menjual diri?"ucapnya setengah merendahkan
Mendengar hal itu, Hana terlihat marah dan merasa terhina tapi dia berusaha menahan amarahnya itu.
" Kau tidak perlu tahu, darimana aku mendapatkan uang. Yang terpenting aku bisa membayar semua hutang ayahku"ujar Hana lantang.
Tuan Choi pun mengangguk - anggukkan kepalanya mendengar hal itu.
" Baiklah ...aku menunggu sampai kau menepati janjimu " ucap tuan Choi sambil memandang Hana
Akhirnya Tuan Choi dan anak buahnya pun segera pergi meninggalkan rumah Hana.
Setelah mereka pergi, Bibi Eun So, langsung mendekati Hana dengan raut muka penuh kemarahan. Dia tampak meluapkan segala emosinya kepada Hana. Sementara Hana hanya terdiam mematung mendengar semua kata - kata makian dari bibinya itu.
" Ini semua gara - gara ayahmu. Ayahmu sudah membuat keluargaku menderita seperti ini.Kau tahu kan ..gara - gara hutang ayahmu, rumah ini harus menjadi jaminan. Dan seandainya kau tidak bisa membayar hutang ayahmu...aku akan kehilangan rumah ini dan kita akan menjadi gelandangan"ujarnya penuh kemarahan.
Melihat kemarahan ibunya yang sedang memuncak, Chae rim tampak berusaha menenangkannya tetapi tidak digubris oleh ibunya itu.
Hana sendiri terlihat terdiam terpaku dengan ekspresi yang datar.
Di dalam kamarnya yang terlihat redup itu, Hana terlihat sedang menangis pelan sambil menyandarkan badannya di bawah ranjang tempat tidurnya.
Dia teringat beberapa kata - kata makian dari bibinya itu beberapa menit yang lalu.
Selama ini Hana memang tidak akur dengan bibinya itu, tetapi Hana selalu berusaha diam dan tak terlalu bereaksi, meskipun kadangkala hatinya terasa sakit dan sesak atas sikap bibinya itu.
"Ibu ..apa yang harus aku lakukan. Darimana aku bisa mendapatkan uang sebanyak itu untuk membayar hutang ayah" ucapnya lirih dalam hati sambil menangis terisak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Aris Pujiono
ayo lanjut
2022-04-01
0
Lee
lanjut ahh
2022-04-01
2
Anita_Kim
Mampir Kak.. Sudah ku fav kan ya ..
2022-03-29
3