#2 Kesalahan Pertama

Pelukan mereka membuatku merasa mendapatkan sebuah keluarga.

Tenang rasanya.

Jam sebelas malam akhirnya mereka pulang.Lelah menemaniku menangis selama beberapa jam.

Dua hari..

Tiga hari..

Dua minggu pun berlalu begitu cepat rasanya.

Aku masih terus menjaga komunikasi dengan Melani.Menanyakan kabar anakku.

Krekkk..

Aku mendengar pintu depan terbuka.

Posisiku yang berada didapur membuatku bisa mendengar samar samar.

Tak..

Tak..

Tak..

Siapa?malam malam begini?

Penyusup?

Segera kuambil panci yang tergantung didapur.

Aku berjalan mengendap endap keluar dari pintu dapur.

Gelap.

Aku memang sengaja mematikan lampu depan.

Tak ada siapapun?

Jangan bilang itu hantu.

Aku menoleh ke tangga yang menuju lantai atas.Kudapati sosok lelaki tegap hendak menuju lantai atas.

Plaaakkkkk...

Kupukul kepalanya sekuat tenaga dengan panci yang kujadikan senjata.

"Mati kau!" ucapku lantang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

*Kendrick Emery River

Gelap?

Tumben Marry mematikan lampu depan.

Sudahlah itu tidak penting.Aku sangat lelah hari ini.Pekerjaanku selesai tidak sesuai rencana.

Tak..

Tak..

Kulangkankan kaki menuju tangga.Baru saja hendak menginjakkan kaki ditangga kurasa ada seseorang berjalan dibelakangku.

Plaaakkkkk...

"Mati kau!" suara yang begitu berapi api

"Argghhhhh" erangku saat sebuah benda dipukulkan mengenai dahiku

"Siapa kau" samar kulihat wajahnya yang tengah panik.

Cetrek..

Tanganku meraba stop kontak lampu tepat disebelahku.

"Kau siapa?" tanyaku balik dengan tatapan tajam

"Aku pelayan dirumah ini.Jangan kau pikir aku takut pada penyusup sepertimu?" ancamnya yang masih mengarahkan panci kedepan mukaku

"Hahahahaha" tawaku membuatnya sedikit terkejut

"Penyusup?Kau tidak tahu siapa aku?" pertanyaanku membuatnya berfikir keras

"Tuan?" mukanya lebih panik dari yang sebelumnya.Kikuk dan malu serta ditambah rasa bersalah yang terpampang jelas.

"Maaf tuan saya tidak tahu jika itu anda.Saya pikir pengusup" ia mengucapkan itu dengan cepat

"Aww" aku memegangi dahiku

"Apa itu sakit tuan?" tanyanya polos

"Apa kau menggunakan seluruh tenagamu?" tanyaku dengan nada kesal.Bagaimana tidak kesal.Aku adalah tuan rumah disini tapi pelayanku memukul kepalaku dengan panci.

"Maaf tuan" ia menundukkan kepalanya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

*Stevany Aurelli

Astaga.Musibah apa ini?baru pertama kali bertemu tuan rumah tapi aku sudah membuat kesalahan fatal dengan memukulnya.

Musnah sudah mata pencaharianku.Sepertinya aku akan dipecat.

"Maaf tuan" aku menundukkan kepala merasa awan hitam tengah berada tepat diatas kepalaku.

"Ambilkan aku obat" perintahnya.Secepat mungkin aku berlau meninggalkannya yang masih saja memegangi dahi.

Kubawakan obat dan kompres es untuk mengurangi bengkaknya.

"Pelan pelan" ucapnya saat kutempelkan kompres es dikepalanya.

Bencana.Sepertinya hidupku akan berakhir dipenjara karena kasus penyerangan.

"Jadi kau pelayan itu?"

"Iya tuan" aku mengangguk sesopan mungkin tanpa memandang wajahnya.

Bagaimana aku berani menatapnya dalam keadaan seperti sekarang.Dalam kondisi normal saja aku tidak berani membalas tatapannya.Tatapannya begitu tajam seperti mata elang.Membuat bulu kudukku merinding saat bertemu matanya.

"Siapa namamu?"

"Eva tuan"

"Apakah ada uang dibawah meja?"

"Apa?" pertanyaan macam apa ini

"Jangan menunduk terus"

"Saya..saya tidak berani untuk melihat tuan.Itu tidak sopan" semoga ucapanku tidak membuatnya salah paham

"Ckk" decaknya

"Saya siap jika tuan hendak memecat saya" ucapku ditengah berbagai pikiran yang berkecamuk

"Lupakan"

"Iya?"

"Anggap saja itu kecelakaan" tambahnya.Seperti disiram sebaskom air es.Uratku yang sedari tadi tegang berangsur normal.

"Terimakasih tuan" kuucapkan itu berulang kali

"Sampai kapan kau akan berterima kasih.Ambilkan aku air dingin"

Selamat.Selamat.Kupikir hidupku akan berakhir dipenjara.

Setelah meneguk habis satu gelas air dingin Ken beranjak menuju kamarnya dilantai atas.

Aku menarik selimut menutupi setengah badanku.

Hari yang menegangkan.

Mimpi itu datang lagi.Bayangan masalalu yang menyakitkan terus saja terulang setiap malamnya.Bagaimana bisa aku lupa.Mungkin seumur hidup aku tidak akan pernah bisa memaafkan lelaki brengsek itu.

Terpopuler

Comments

Dirah Guak Kui

Dirah Guak Kui

mimpi apa tuh majikannya digampar dgn panci😁 untung dia baik tdk marah👍

2021-11-23

0

Rasendriya Putri

Rasendriya Putri

untung ga dipecat ya eva.....

2021-03-30

0

mila rusdi

mila rusdi

bagus ceritanya

2020-12-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!