#11 Nenek Sihir

Selamat membaca semoga suka ya sayy..

Jangan lupa buat like,komen dan subscribe..

---

"Biarkan saja Eva.Kau jangan menurutinya.Ia hanya sedang mengerjaimu" tutur Marry

"tidak bi itu tidak sopan" sahut Eva mengantarkan kopi pesanan Emma

"Ini nona" Eva meletakkan kopi dimeja

"Panas..panas.Kau sengaja ingin membuat bibirku yang indah ini rusak ha?" Emma membentak Eva dengan suara yang terdengar sampai dapur

"Tidak bukan begitu nona.Baik akan saya ganti dengan yang lebih hangat"

"Tidak usah.Sebaiknya kau rasakan sendiri betapa panasnya ini" Emma berdiri dan memaksa Eva untuk meminum kopi buatannya.Tentu saja Eva menolak karena ia tahu kopi itu panas.Namun Emma terus saja menyodorkan kopi itu pada Mulut Eva.Terjadi keributan.

Prankkk..

Cangkir itu pecah dengan air panas yang mengenai kaki Eva.

"Eva.." teriak Marry yang langsung berlari menuju ruang tamu,kaki kanan Eva sedikit memerah

"Nona sebaiknya anda pulang sebelum saya memanggil Teo untuk mengusir anda"

"Dasar pelayan rendahan" Emma lalu mengambil tas selempang yang ada di sofa.Ia sengaja menabrak pundak Eva saat melewatinya.

Marry menuntun Eva berjalan kedapur untuk diberi salep.

Ken dan Caleb tengah berbincang dengan teman teman semasa kuliah di London.Hari ini mereka mengadakan reuni setelah lama tidak bertemu.

"Ken sekarang kau semakin tampan saja" ucap Donald

"Kau berlebihan" jawab Ken

"Pasti banyak yang rela menghabiskan semalaman penuh dengannya"

"Adikku saja sampai tergila gila padanya" ucap Caleb

"Kusarankan mulai sekarang kau memanggil Caleb dengan sebutan kakak ipar" ucapan Tyson membuat semua yang berkumpul tertawa dengan lelucon yang ia buat

*Kang Ji Min

"Sayang" mama memelukku seperti biasa saat datang ke toko

"Hentikan ma.Sekarang aku sudah besar" siapa yang tidak malu diciumi seperti anak kecil didepan para pelanggan

"Tebak mama bertemu siapa kemarin?" mata mama terlihat berbinar

"Teman arisan" tebakku asal

"Eva" mendengar namanya disebut membuatku sepenuhnya menghadap mama.

Benarkah mama bertemu dengan dia?

Gadis kecil itu.

Mama menceritakan saat ia bertemu Eva disebuah toko perlengkapan bayi.Kupikir ia sudah menikah dan bahagia.Tapi ternyata mendengar cerita mama membuatku ikut sedih.

Kasian,ia sudah mengalami hidup yang buruk selama ini.Terlebih ia harus bekerja sebagai pelayan.

"Sekarang ia dimana ma?" aku ingin sekali memeluknya.Karena sewaktu kecil ia sering menangis jika aku jahili.Dan tangisnya akan reda setelah aku memeluknya.Tentu saja itu tidak cukup aku harus membelikannya sekotak es krim coklat.

"Ia tinggal di Nassim Road"

"Aku akan pergi mengunjunginya"

Mama menunjukkan fotonya bersama Eva.

Tunggu.Tunggu.

Wanita ini bukannya.Ya wanita yang aku temui saat di swalayan.Astaga ternyata itu benar dia.Pantas saja aku mengenali sorot matanya.

Jadi ternyata itu benar dia.

*Kendick Emery River

"Eva" panggilku karena sudah sejak pagi belum meminum kopi buatannya

"Ya tuan" ia sedikit lambat tidak seperti biasanya.

Apa itu?kenapa kakinya sedikit diperban?

"Ada apa dengan kakimu?"

"Oh ini.Kemarin saya tidak sengaja ketumpahan air panas tuan"