#19 K vs JM,kenapa??

Selamat membaca semoga suka ya sayy...

Jangan lupa buat like komen dan subscribe ya..

---

*Kang Ji Min

Sudah hampir dua bulan aku tidak bertemu Eva.Aku sibuk karena toko semakin rame.

Aku memacu mobil menuju Nassim Road.

Kulihat Eva tengah duduk santai diteras bersama Marry.Eva terkejut melihat kedatanganku.Ia segera memintaku untuk bergabung dengannya.

"Kau sibuk?"

"Tidak kak"

"Aku ingin mengajakmu jalan jalan"

"Tidak bisa" sahut Ken yang baru saja keluar

"Tuan" Eva melihat kedatangan Ken

"Kenapa?" tanyaku penasaran.Bukannya ini hari sabtu kenapa ia tidak diijinkan keluar

"Kecuali aku ikut" apa maumu Ken mengapa harus mengganggu kesenangan kami

"Tidak bisa" sahutku cepat

"Kalo begitu Eva tidak boleh pergi"

"Sudah..sudah.Tuan serius mau ikut?" Eva berusaha menengahi kami

"Tentu saja" ia terlihat semangat sekali menghancurkan kebahagiaan kami.

Akhirnya aku mengalah setelah perdebatan panjang dengan Ken.

*Stevany Aurelli

Sepertinya aku memang sudah memukul kepala Ken dengan keras.Sikapnya semakin aneh sekali.

Aku pusing mendengar mereka berdebat.Mau tidak mau aku menyetujui ide Ken agar bisa keluar.

Mereka terus saja berdebat.Mulai dari mobil siapa yang akan dipakai.Siapa yang menyetir.Dan dimana aku harus duduk.Kuputuskan untuk duduk dibelakang.Mereka pun diam.

Mobil Jimin berhenti didepan taman.Aku memang biasa kemari dengannya.Ken mungkin tidak terbiasa datang ketempat terbuka seperti ini.Gelagatnya terlihat begitu kaku.

Sejak turun dari mobil,Ken sudah dikelilingi banyak wanita.Ia sampai sedikit kesulitan mengimbangi langkah kami.Jika bukan karna ia majikanku mana mau aku menolongnya.

"Kenapa ke tempat seperti ini?lihat kerumunan wanita itu membuatku tidak nyaman" ia mulai ambil suara

"Yasudah kau pergi saja" Jimin memulai perdebatan

"Jika aku pergi Eva juga ikut pergi" begitu dan seterusnya sampai kupingku terasa panas

"Diam!" haruskah seperti ini sejak tadi agar mereka langsung diam

"Kita ke bioskop saja" kasian juga jika Ken terus dikejar wanita.Ya hal itu karena Ken memang sering wara wiri di media dan acara gosip.Ia sering berganti pasangan mulai dari model,artis,anak pengusaha kaya dan masih banyak lagi.

"Aku yang akan menentukan tempatnya"

kini giliran Ken yang menyetir.Mobil melaju dengan kecepatan sedang.Hari libur yang tenang berubah menjadi bencana.

Ken membawa kami masuk ke bioskop mewah.Hanya ada beberapa kursi didalamnya.Ditambah ia menyewa satu bioskop untuk kami bertiga.

Sultan kaya mah bebas mau ngapain.Banyak duit.

Sengaja kupilih film horor zombie.Kita lihat seberapa tahan mereka.

"Aaaaaa" itu bukan suara teriakanku.Tapi suara Ken dan Jimin saat melihat adegan sekelompok zombie berebut mengigit manusia.

"Hoekkkk" aku memijit leher mereka secara berbarengan.Wajah pucat mereka membuatku tertawa puas.Lucu sekali melihat betapa kacaunya mereka.

"Diam!" kini gantian mereka yang kesal.

Sepulangnya kami mampir ke restoran.Aku memesan spagetti dan jus buah naga.Mereka hanya minum air putih.Mungkin masih mual melihat darah dalam adegan film.Aku beberapa kali menawari namun mereka cepat cepat menolak.

"Hati hati kak" ucapku saat Jimin menurunkan kami didepan gerbang

Kulihat Jimin hendak memelukku namun Ken dengan sigap menjadikan badannya sebagai tameng.

"Kenapa tidak jadi?" tanya Ken

"Kau pikir aku homo"

"Pulang sana" usir Ken

"Aku pulang dulu Eva"

"Dah kak.."

Kami pun masuk kedalam.Lelah seharian berada diluar rumah.

Karena rasa penasaran yang begitu besar akan perubahan sikap Ken.Aku memegang dahinya saat ia tengah menyender pada sofa.

"Tidak ada yang salah" kening Ken berkerut melihat kelakuanku.Biar saja hari ini mereka berdua membuatku kesal.

"Kenapa?" ia masih saja merebahkan tubuhnya

"Tuan ini yang kenapa?" aku balik bertanya