Saai ini arin berada di restoran mewah, tentunya masih bersama mariyam.
Arin bisa bernafas lega karena seluruh pakean yang dia pilih telah di bayar oleh mariyam. Tentunya arin sangat bersyukur bulan depan masih mentransfer uang utntuk anaknya.
"Silahkan di pilih menu nya! ", kata pelayan itu.
Arin membolak-mbalikkan buku menu yang dia pegang.
" Jangan kebanyakan mikir! "
"Cepat pesan! ", kata mariyam.
" Aa... Saya pesen ayam Krispy saja" , kata arin yang menemukan menu yang cocok untuknya.
"Ceek! "
"Jangan pesen yang itu! "
"Kan sudah saya bilang untuk belajar menyesuaikan diri dengan keluarga Wisnu! ", kata mariyam dengan sinis.
Mariyam memilih pesen steak sapi lada hitam dan jus jambu .
"Salah maning ... Salah maning" , batin arin.
Siang berganti sore, arin sudah kembali ke apartemen nya.
"Capek banget ini badan! "
"Pak Wisnu kemana sih? "
"Kenapa whatsapp ku gak di balas-balas sih? "
"Awas saja kalau besok gak nongol juga! ", arin bergunam sendri saat masuk ke kamarnya.
" Gimana jika neneknya pak Wisnu itu beneran anggap aku ini pacar dari cucunya? "
"Aaaarrrggghhh..!! Gimana ini? "
"Gimana dengan nasip ku dengan mas arif? ", arin menepuk jidatnya sendiri.
" Aduhh... Aku melupakan mas arif! "
"Telfon saja lah ", gunam arin yang tangannya lincah berseluncur di ponselnya.
Telfon arin langsung mendapat jawaban dan itu membuat arin asik ngobrol sampai larut malam.
Pagi yang cerah
Ting. Tung. Ting. Tung
Arin yang mendengar bel rumah nya itu bunyi langsung menutup telfon nya dan menuju sumber suara.
Ia arin melanjutkan percakapan nya dengan arif, rasanya semalam itu belum cukup untuk arin dan arif ngobrol. Entah apa yang mereka bicarakan.
"Bapak? "
"Bapak dari mana sih? "
"Kenapa whatsapp ku gak ada yang di bals sih? "
"Telfon juga gak di angkat? ", arin membrondong pertanyaan saat tau siapa yang ada di balik pitu.
Wisnu meletakan jari telunjuk nya di depan bibir arin.
" Huuusstt! "
"Bisa gak sih kalau orang datang itu di suruh masuk dulu? "
"Bukan langsung di introgasi! ", Wisnu melangkah masuk di ikuti arin dari belakang nya.
Wisnu mendudukkan tubuhnya di sofa ruang tamu.
" Semalam aku sudah telfon kamu balik"
"Tapi nomor mu sibuk terus "
"Lagi telfon an sama siapa sih sampe tengah malam? ", jelas Wisnu.
" Haaaah? "
"Anu... Itu telfon ibuk... Ia lagi telfon ibuk", bohong arin.
Aduh kenapa aku sampe tidak menyadari jika pak Wisnu semalam telfon aku sih.
"Jangan bilang kamu telfonan sama suami orang itu? ", tuduh Wisnu
" Sudah aku bilang akhiri hubungan mu dengan dia, dia masih bersetatus suami orang! ", jelas Wisnu lagi.
" Engak pak, saya gak bohong ", kata arin.
" Ya terserah kamu juga sih, aku cuma mengingatkan saja. Kalau kamu mau dengar ya silahkan kalau gak ya terserah ", Wisnu mengangkat kedua bahunya .
" Ohh.. Ia, kemarin eyang kesini? ", tanya Wisnu.
" Ia... Pak, nenek bapak datang kesini "
"Mana maksa aku untuk ikut lagi", kata arin.
" Ikut kemana? ", Wisnu mengerutkan alisnya
" Ke butik jeny ", jawabnya singkat
" Ke butik jeny? ", ulang Wisnu
" Ia.. Pak! "
"Mana di beliin baju banyak banget lagi sama neneknya bapak ", kata arin
" Ya.. Anggap saja itu rezeki mu, rezeki nomplok dari nenek ku ", jawab Wisnu dengan santainya.
" Kalau saya yang harus bayar sendiri , saya akan minta ganti sama bapak ! ", umpat arin.
" Ciihh... Enak saja minta ganti rugi! ", kata Wisnu dengan senyum samar.
" Kamu gak bicara jujur kan ke nenek ku? ", tanya Wisnu.
" Enggak pak! "
"Makanya kemarin saya ngubungi bapak terus mau nanya, aku takut salah ngomong begono"
"Eee... Si bapak malah gak ada respon sama sekali "
"Sebenarnya kemana sih pak? "
"Hayooo!!! Kencan ya sama pacarnya ya? "
"Pantesan saja wat... "
Grepp
Ucapan arin terputus saat tangan Wisnu memiting tubuh arin dan membungkam mulutnya yang terus ngoceh seperti burung beo.
"Itu tidak seperti yang kamu tuduhkan"
"Aku juga tidak kencan dengan siapa-siapa"
"Asal kmau tau aku pergi untuk menghadiri pemakaman ayahnya Riyan ", jelas Wisnu. Tangan Wisnu masih memiting dan belum melepaskan tangannya yang ia gunakan untuk membungkam mulut arin.
" Apm... Pak lepasin dulu ini tangan nya! Saya gak bisa nafas ini! ", arin melepas paksa tangan Wisnu. Arin menggeser tubuh nya ke ujung sofa.
" Kenapa bapak tidak bilang dari awal sih ? Kalau ayahnya kak Riyan meninggal? Kan aku bisa ikut! ", protes arin.
" Cekk... "
"Makanya dengerkan dulu orang mau ngomong situ udah ngoceh kaya burung beo"
"Aku taunya juga pas sampe kantor ", jelas Wisnu.
" Aku laper kamu sudah masak belum? "
"Dari semalam belum sempat makan, kalau belum masak buatkan roti saja juga mau! ", Wisnu berbicara sambil berjalan menuju meja makan beriringan dengan arin yang berjalan di sampingnya.
" Suu... "
Greeepp
Arin belum menyelesaikan ucapannya karena ia hampir tersungkur akibat kakinya sendiri. Untung dengan sigap Wisnu menangkap tubuhnya hingga tidak sampai terjatuh. Wajah merek sangat dekat hanya tersisa satu senti saja yang membuat Wisnu dan arin saling menatap. Mereka baru tersadar saat ponsel Wisnu berdering.
"Ma.. Ma.. Maaf Pak! ", kata arin dengan terbata , saat tangan Wisnu sudah tak lagi menopang tubuhnya.
Arin langsung pergi ke dapur karena rasa malu serta takutnya.
Wisnu hanya menggunakan kepalanya pelan untuk menanggapi ucapan arin. Dan segera menggeser tombol hijau di layar ponselnya.
" Ia... Akan aku urus nanti! "
"Pesan kan dua tiket untuk ku! ", jawab Wisnu saat mendapat laporan dari seketarisnya.
" Rin.. Arin! ", Wisnu memanggil arin yang masih sibuk di dapur.
" Ia.. Pak ! Sebentar! ", jawab arin
" Ini pak kopi dan rotinya! ", arin meletakan nampan itu di depan Wisnu.
" Kamu ikut saya sekarng! "
"Cepat bersiaplah jangan sampai lama! ", kata Wisnu sambil memasukan roti ke dalam mulutnya.
" Emang mau kemana pak? ", tanya arin yang penasaran dengan tiba-tiba Wisnu mengajaknya pergi.
" Jangan banyak tanya! "
"Cepat bersiap atau mau berangkat dengan dandanan mu yang seperti itu", Wisnu berbicara sambil menunjuk arin , dan kembali fokus pada layar ponselnya yang mendapati pesan masuk.
" Ia.. Ia", jawab arin sambil berjalan menuju kamarnya.
"Jangan lupa bawa baju ganti! ", teriak Wisnu.
Tanpa banyak tanya arin menuruti perintah Wisnu, arin membawa satu set baju ganti karena Wisnu tidak memberitahu mau pergi kemana.
Jangan lupa like 👍
komen ✍
setra favorit kan juga 💙
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Ninik H.
mampir thor
salam dari ketika cinta pertama kandas di tengah jalan
2021-12-29
2
ummi a-sya
mampir nih thor, aku udah kasih like dan favorit ya.nanti lanjut lg.
jgn lupa jg terus baca novelku like and komen..😉😊
2021-12-11
2