"Apa kamu sudah yakin nak akan keputusanmu itu? " Tanya wanita paruh baya itu pada anak perempuannya.
"Aku sudah yakin seyakin-yakinnya bu, aku sudah memikirkan dengan matang, walau berat hati harus meninggalkan Yoga , tapi ini semua aku lakukan untuk masa depan Yoga juga bu! " Jawab Arin.
Ya ARIANI DEWI biasa di sapa arin itu adalah ibu dari YOGA PRATMA yang di panggil Yoga, anak yang baru menginjak umur 6bln , anak yang seharusnya mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tua nya , tapi lain lagi dengan Yoga yang kedua orang tua nya harus berpisah tanpa alasan yang jelas.
Entah karena ada masalah apa Ayah Yoga tega meninggalkan ibunya yang saat itu baru saja melahirkan Yoga.
Awalnya Arin, ibu Yoga berusaha mempertahankan rumah tangganya, menghadapinya dengan positif tingking. Namun seiring dengan bergantinya bulan dan tetap tidak ada kepastian yang jelas dari ayahnya Yoga, akhirnya Arin memutuskan untuk menggugat cerai sang suami.
"Ia, ibu tau nak itu berat buatmu. Ibu hanya bisa mendoakan semoga kamu mendapatkan pekerjaan yang bagus di sana". Jawab ibu , sambil memeluk anaknya perempuan nya.
Tak terasa cairan bening lolos dari mata indah Arin.
"Arin titip Yoga ya bu? Maaf Arin yang selalu merepotkan ibu, Arin belum bisa membuat ibu bahagia " Arin terus berucap sambil tetap memeluk ibunya.
"Ia.nak ibu pasti akan menjaga Yoga, lagian ada adikmu yang akan membantu ibu mengurus Yoga"Tangan ibu itu tak henti-hentinya mengusap pundak anaknya.
Ada rasa sakit yang teramat sangat di hati ibu itu, yang harus menyaksikan anaknya di telantarkan oleh suami pasca melahirkan. Sungguh hati orang tua mana yang tidak sakit hati melihat anaknya di campakkan begitu saja, tanpa ada kepastian yang jelas.
"Apa semua sudah kamu persiapkan? "
"Jangan ada yang tertinggal". Tanya Rosa sambil membantu melipat baju dan menaruhnya di koper.
" Sudah semua kok buk". Tangan Arin terus memasukan semua kebutuhan yang akan di bawa pergi besok.
Tretttt...tiiittiii... Trerrtttt... Tittit.. Trett
Bunyi ponsel Arin seketika mengalihkan perhatian sang ibu.
Tak menunggu waktu lama Arin langsung menyambar ponselnya dan menggeser tombol hijau yang ada apa layar HP nya.
" Ya.. Halo? "
"Kenapa lama sekali angkat telfon ku kamu lagi sibuk banget kah? " Tanya seseorang dari sebrang telfon.
" Ia... Aku masih siap-siap untuk berangkat ke PT besok" jawab Arin,
Tumben jam segini uadah telfon mas, apa sudah pulang kerja? " Arin balik tanya.
" Sudah, baru aja masuk rumah"
"Besok berangkat jam berapa? " Tanya Arif yang selalu kepo akan kesehariannya Arin.
"Pagi mas jam 8", Arin menjawab sambil menerusakan berkemas agar tidak ada yang tertinggal.
Biyarkan yang tertinggal hanyalah kenangan pahit saja. Dan segera menyambut kebahagiaan manis di hari mendatang. Begitulah kiranya pikiran Arin sekarang.
Pernikahannya dengan kekasih yang ia cintai tak membuat hidupnya menjadi bahagia, hanya rasa sakit yang di berikan, berbeda saat menjalani kisah asmara Arin selalu di beri kebahagian yang melimpah oleh kekasihnya, perhatian, di hibur saat ada masalah di tempat kerja. Pokoknya Is the best lah maka dari itu Arin menerima pinangan sang pacar.
Terdengar suara azan subuh Arin sudah bangun dari mimpi indahnya. Tak lupa menjalankan kewajiban yang sebagian umat muslim yaitu sholat subuh , sebelum membantu ibunya untuk menyiapkan sarapan yang akan di bawa ke sawah.
Ia karena orang tua Arin berprofesi sebagi petani.
Tak terasa waktu sudah berganti detik menjadi menit, dan menit menjadi jam. Jam yang menunjukan pukul 7 .
"Buk, pak Arin berangkat ya? "
"Arin titip Yoga "
"Doakan anak mu ini betah di negari orang"
"Yoga sayang ibu pergi kerja dulu ya? "
"Yoga gak boleh nakal harus patuh sama uti dan kakung ya? " Yang di jawab oleh anggukan kepala dari bocah kecil itu.
Arin terus memeluk putranya itu seakan dia belum siap jika harus berpisah dalam waktu yang cukup lama.
"Ia.. Nak "
"Ibu dan bapak akan selalu mendoakan yang terbaik untuk mu"
"Jangan khawatirkan Yoga, Yoga akan aman bersama kita" sahut ibu Rosa.
"Arin pamit ya pak, buk? " Arin mencium tangan kedua orang tua nya , tak terasa cairan bening itu membasahi pipinya.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Sementara di lain tempat, yang lebih tepatnya di sebuah rumah mewah bak istana , terjadi perdebatan antara cucu dengan neneknya.
" Sudahlah eyang jangan jodoh-jodohkan aku lagi, aku masih ingin menikmati masa muda ku". Bantah Wisnu.
"Wisnu-wisnu, sampai kapan kamu akan menolak perjodohan ini?Hah!?,,, ingat umur sayang kamu itu sudah tidak muda lagi! sebentar lagi usiamu sudah menginjak kepala tiga!" ucap sang nenek yang sudah kehabisan akal untuk membujuk cucunya agar segera menikah.
" Tapi aku belum siap menikah eyang! " Tambah Wisnu lagi.
"Huuufftt,,, sang nenek menghembuskan nafas kasar, karena sudah bosan akan jawaban dari cucu kesayangannya itu.
..." Hidup itu ibarat sebuah ujian akhir sekolah "...
..."Walau kita belajar dengan sungguh-sungguh dan pada akhirnya hasilnya tidak sesuai dengan yang kita inginkan"...
..."Sedangkan yang jarang belajar malah mendapatkan hasil yang memuaskan"...
..."Begitu juga dengan hidup manusia, tidak ada yang tau akan nasibnya"....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Alitha Fransisca
Semoga sukses Dwi
2022-03-10
1
Syhr Syhr
Saat berpamitan dengan kedua orang tua itu terasa sangat menyakitkan.
2022-02-06
0
Raisa anatasya
mampir ya kak dinovel aku yaa
menjelang kehancuran (kisah nyata)
2022-01-27
0