Suasana jalan raya tengah rame lalu lalang kendaran yang melintas, karena saat ini jam makan siang. Jadi banyak orang yang keluar untuk mengisi perut mereka.
Jam istirahat yang hanya sebentar itu Riyan gunakan untuk mencari tempat makan siang yang tidak terlalu jauh dari kantor. Mengingat nanti ada meeting dan harus mempersiapkan semua laporannya.
TIIINNNN
Suara klakson itu mengagetkan semua orang yang ada di sekitarnya.
"Woooyy! "bentak Riyan dari dalam mobil.
"Kalo jalan pake mata bisa gak sih? "
Maki Riyan dari dalam mobil dan yang hanya kepalanya saja keluar dari cjendela mobilnya.
"Maaf.. Maaf! "
Jawab Arin dan Suci bersamaan sambil menundukkan kepalanya dan segera lari.
"Dasar orang aneh "
"Main kejar-kejaran di jalan raya "
"Kaya gak ada tempat lain aja "
"Untung gak gue tabrak tuh orang"
Gunam Riyan yang langsung menjalankan mobilnya lagi.
"Buruan Ci! Kamu lambat kaya siput nanti keburu ketangkep kita" ujar Arin.
"Ia... Ia ini juga udah paling cepet gue larinya "
"Apa kita gak istirahat dulu nih? "
"Capek gw , haus juga" sahut Suci.
"Aku juga capek Ci, tapi kita cari tempat yang aman dan rame dulu biar kita bisa istirahat bentar" . Jawab Arin yang terlihat mengatur nafasnya yang engos - engosan karena kecapekan .
Mereka terus berlari menghindari kejaran dari orang suruhan pemimpin PT .
"Kemana larinya tu bocah? "
"Kita harus bisa membawa dia kembali ke PT lagi "
Terlihat dua orang berbadan besar dan berkepala plontos itu sibuk mencari targetnya.
"Sepertinya kita udah aman deh "
"Udah gak keliatan itu dua botak yang ngejar kita ", kata Suci yang sontak membuat Arin berhenti sejenak untuk memastikan omongan Suci.
" Ia... Udah gak ada yang ngejar kita lagi "
"Kita cari Mushola atau masjid saja untuk istirahat ". Ajak Arin kepada Suci
Mereka memilih Mushola untuk istirahat , karena mereka yakin kalo jam segini pasti banyak orang yang singgah untuk sholat zuhur.
" Kita beli minum dulu Rin, tenggorokan ku kering nih " Suci mengelus lehernya.
"Ia. Aku juga " jawab Arin.
"Mbak beli air mineral nya satu saja yang dingin", pinta Arin pada penjual minuman yang ada di pinggir jalan itu.
" Waduh!!! "
"Mampus nih " Arin menepuk jidatnya sendiri saat membuka dompet yang ternyata uangnya sudah habis.
"Ini Mbak minumnya, sepuluh ribu ", kata penjual minuman itu.
" Hehe"
"Heeemm... Anu Mbak itu "
"Boleh gratis gak? Soalnya ini saya lupa uangnya ketinggalan " , Alasan Arin dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu sambil nyengir kuda.
"Kenapa Rin lama banget beli airnya? " Tanya suci yang ikut menyusul Arin yang terlihat kebingungan.
"Ini uang ku habis, kamu masih ada susah uang gak? "
"Hehehehe"
"Sama Rin duwit gue juga udah ludes, tadi buat bayar taksi ", Suci menjawab sambil cengar-cengir .
Tadi mereka mengunakan taksi untuk mempercepat langkah mereka kabur.
" Gimana nih jadi gak beli minumnya? "
"Enak saja minta gratis "
"Kalau gak punya uang sono minum air kran , sok-sokan mau beli ", umpat pedang minuman itu.
" Maaf mbak! " , mereka serempak mengucapkan maaf dan segera pergi. Karena ada orang telah mengawasi mereka dari jauh.
"Buruan Ci, jangan sampek mereka nangkep kita "
"Kita sembunyi dulu aja di sini sambil istirahat" , Arin berbicara sambil terus menarik tangan Suci.
Mereka bersembunyi di mushola yang terlihat sepi hanya nampak beberapa orang yang singgah di sana. Setidaknya tempat itu bisa untuk melepas lelah mereka dari kejaran duo botak.
"Akhirnya kaki gue bisa slonjoran juga ", gunam Suci yang mendudukkan tubuhnya di teras mushola dan bersandar dinding.
" Tapi kita jangan lama-lama di sini "
"Kita harus ke terminal bus, supaya bisa cepat pulang", kata Arin yang ikut selonjoran di samping Suci.
" Ke terminal? "
"Pulang? "
"Emang kita ada duwit apa? "
"Beli minum aja kagak bisa, boro-boro mau pulang !", yang di jawab Suci dengan memejamkan matanya.
Sontak jawaban Suci itu membuat tubuh Arin menjadi lemas dan lesu.
" Hiks. Hiks. Hiks "
"Maafin aku bu, pak! "
"Aku selalu merepotkan kalian "
"Yoga maafin ibu nak! ", tangis Arin. Tiba - tiba ia kepikiran orang tua dan juga anaknya. Arin membayangkan jika ia harus pulang dan itu akan membuat orang rumah kecewa.
Tangis Arin tak bisa di cegah lagi mana kala melihat wallpaper di ponselnya yang nampak foto Arin sedang menggendong sang buah hati.
Saat mereka tengah berjalan menuju tempat untuk mencari pekerjaan sementara untuk bertahan hidup. Mereka di kejutkan dengan suara yang membuat mereka menjadi ketakutan.
"Mau kemana kalian? "
Arin dan suci langsung menoleh ke sumber suara
"Ciii.. "
"Rin... "
"Lariiiii", mereka kompak lari saat melihat siapa yang ada di hadapannya.
Saking paniknya tanpa mereka sadari, mereka lari dengan arah yang terpisah.
Hal itu baru di sadari oleh Arin saat tidak mendapati Suci di sampingnya.
" Hah... "
"Kemana Suci? "
"Bukannya tadi dia ngikuti aku lari? ", gunam Arin yang terlihat bingung mencari temannya.
" Woooyyy... "
"Jangan larii"
Suara itu membuat Arin terlonjak kaget dan langsung menambah kecepatan larinya.
"Hey.. "
"Berhenti ", teriak priya plontos itu.
Dan terjadilah kejar-kejaran lagi antar Arin dan orang suruhan dari PT.
Arin yang tidak tau arah dan tujuan itu terus berlari menghindari kejaran orang botak itu.
yang ada di pikiran Arin yang terpenting tidak bisa tertangkap. Arin tidak memperhatikan jalan saat lari karena di sela-sela larinya ia menoleh ke belakang.
"Brrukkkk"
Arin mengaduh sakit,saat terjatuh. Ia merasa tubuhnya menabrak sesuatu.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹
tolong dukungannya ya kakak😉jangan lupa di like 👍 biar akunya tambah semangat 😉☺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Syhr Syhr
Arin yang di kejar aku yang jantungan..
2022-03-08
0
𝕹𝖚𝖗𝖚𝖘𝖞𝖘𝖞𝖎𝖋𝖆
jangan sampai ketangkap dong
2022-01-20
0
5.13.13.1
Sip,,, entar aku kembali lagi,,,
2022-01-10
0